💫 Can't Understand 💫

547 99 1
                                    

Malam minggu.

Tidak ada yang berbeda dengan malam ini dari malam-malam lainnya. Minjeong masih dipaksa duduk di meja belajar. Ibunya juga masih menunggu pelanggan di minimarketnya.

Minjeong bergerak gelisah dalam duduknya. Ia merasa mual karena sudah belajar sejak pulang sekolah tadi. Matanya juga berkunang-kunang.

Pintu kamarnya dibuka, menampakkan ibunya yang wajahnya selalu ditekuk seperti biasa. Minjeong bangun dari kursi.

"Ibu, aku tidak sanggup belajar lagi malam ini."

"Kenapa?"

"Aku mual sekali. Aku ingin istirahat."

"Materi untuk senin besok sudah dipelajari atau belum? Lebih baik dipelajari dulu."

Minjeong menghela napas panjang. "Apa materi sekolah jauh lebih penting daripada kesehatanku?"

Ibunya terdiam untuk sesaat entah kenapa. "Jangan banyak alasan. Tugas pelajar adalah belajar, bukan bermalas-malasan. Cepat pelajari dulu sebelum tidur."

"Sudah. Aku sudah menuruti perintah ibu tiap hari. Tidak mungkin aku lupa."

Ibunya mendengus pelan dan turun dari lantai dua. Lamat-lamat Minjeong mendengar ibunya bilang kalau Minjeong berani melawan orang tua sekarang. Sangat mengecewakan.

Tapi Minjeong tidak peduli lagi. Dia sudah tidak tahan lagi. Berada di kamar ini juga lama-lama rasanya memuakkan.

Menunggu hingga ibunya kembali ke minimarket, Minjeong diam-diam keluar dari kamar. Dengan langkah riang, ia bersiap-siap mengunjungi toko buku di depan rumah seperti biasa. Tapi sebelum itu, dia menatap pantulan dirinya di cermin terlebih dulu di ruang tamu. Sesekali membetulkan rambut pendek sebahunya yang agak berantakan.

Begitu siap, Minjeong benar-benar meluncur ke dalam toko buku.

"Hai, Minjeong!"

"Wah, Minjeong. Tumben tidak belajar?"

Betapa kagetnya Minjeong saat melihat jiwa-jiwa haus kasih sayang berkumpul semua di sini. Padahal malam ini hanya shift kerja kak Yeri saja. Minjeong bisa tahu karena dia melihat kak Yeri yang duduk di meja kasir dari jendela kamarnya.

Tapi rupanya ada kak Renjun dan kak Jeno di bagian belakang meja kasir, ditambah Jaemin juga. Mereka bertiga sibuk main game.

"Kenapa tidak sekalian saja kak Giselle berkumpul di sini juga?" Lirih Minjeong, tapi rupanya kak Yeri bisa mendengarnya.

"Tadi dia ke sini, kok, Tapi pergi lagi setelah shift kerjanya berakhir. Dia kencan dengan pacarnya." Kak Yeri tersenyum ramah seperti biasa.

Minjeong agak terkejut saat tahu bahwa kak Giselle sudah punya pacar.

Minjeong langsung berjalan ke rak buku, namun matanya curi-curi pandang ke Jaemin sesekali. Sayang sekali, Jaemin saat ini lebih suka dengan gamenya.

Minjeong memilih acak buku di depannya, tanpa dia tahu kalau dia sedang berada di rak novel. Minjeong juga hanya asal memilih buku yang plastik pembungkusnya sudah robek seperti biasa. Tapi ternyata yang dia pilih adalah novel remaja.

Karena sudah terlanjur, Minjeong mau tidak mau membaca judul dan bagian sinopsisnya di halaman belakang. Dahinya mengernyit saat dia temukan isinya yang tidak menarik sama sekali.

Jaemin tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Minjeong. Laki-laki itu sengaja batuk beberapa kali agar Minjeong menoleh padanya.

"Hai, Minjeong."

Minjeong hanya melirik tanpa menjawab, lalu berpura-pura kembali membaca buku.

"Minjeong, kamu kenapa diam saja?"

Melt My Cold Heart • Jaemin x Winter ✅Where stories live. Discover now