28. Papa?

12.1K 795 25
                                    

Harapan keluarga kok lemah, anak pertama itu kuat gak lemah. Ya gak?

Nanda Putri

Chapter twenty-eight - title - papah?

Di kelas Xll-3 terlihat sunyi dan tenang, ujian hari pertama sudah di mulai sejak 3 jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kelas Xll-3 terlihat sunyi dan tenang, ujian hari pertama sudah di mulai sejak 3 jam yang lalu. Diawali dengan mata pelajaran matematika, seluruh siswa sibuk menghitung.

Rey dan kelima sahabatnya sibuk dengan kertas-kertas yang ada di hadapan mereka masing-masing. Walaupun bandal otak mereka pintar-pintar, hanya malas saja di kelola oleh mereka.

Selamat siang anak-anak, maaf menganggu waktu mengajar bapak/ibu guru yang terhormat. Panggilan kepada Geofrey Luke Bryan kelas Xll-ips 3 ditunggu di ruangan kepala sekolah, terimakasih.

Setelah mendengar pengumuman tadi, Rey langsung kedepan untuk mengumpulkan kertas ujiannya yang belum beberapa lagi, sekalian izin untuk keluar kelas.

“Ini kertas ujian saya buk, saya permisi”

“Sebentar Rey, apa tidak mau diselesaikan dulu?” tanya bu Sari, pengawasan kelas.

Rey mengelengkan kepalanya. “Gak usah buk, sisa 2 doang.” Jawab Rey.

“Baiklah, silahkan”

Perasaan Rey kali ini cukup aneh, ada apa kepala sekolah memanggilnya? Tidak biasanya ia dipanggil seperti ini kecuali ada Papanya.

Tunggu, Papa? Apakah Papanya kesini untuk menemui dirinya setelah 8thn lamanya berpisah? Ini sungguh aneh tapi Rey harus mencari tahunya dulu.

Sesampainya di depan ruangan kepala sekolah Rey mengetuk pintu sebelum ia masuk. Dengan perlahan juga langkahnya masuk kedalam dengan wajah datarnya.

“Nah datang juga kamu Rey, ini Papa kamu ingin berbicara” ucap pak Harto selaku kepala sekolah disini.

Rey menatap tajam ke arah sofa, benar dan benar dugaannya jika Papanya kemari lagi untuk kedua kalinya. Dulu Dion pernah kesekolah untuk melihat perkembangan, namun saat itu juga ia mencari Rey dan dirinya tidak ingin bertemu dengan Papanya.

“Saya tidak suka basa-basi, anda ingin apa?” tanya Rey, pria ini bahkan tidak duduk di sofa bersama papahnya.

“Duduk dulu, Papa ingin berbicara sebentar” ujar Dion pada anaknya.

Rey duduk di kursi depan sofa, lalu menaikan alisnya sebelah.

“Apa yang kamu lakukan selama seminggu ini? Berbolos sekolah, nongkrong di jam pelajaran bahkan merokok di gudang belakang?”

Geofrey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang