13. Curiga

18.7K 1.2K 36
                                    

Hidup itu selalu berputar, kalau stuck disitu saja berarti hidup mu yang malas untuk mengikuti alur bumi.

Gavin.

Chapter thirteen - title - curiga

Chapter thirteen - title - curiga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••

Suara ricuh dan umpatan-umpatan kasar terdengar jelas pada ruangan kelas kosong dibelakang sekolah.

Tempat itu memang sudah terbiasa menjadi tempat tongkrongan anak-anak berbasis nakal, berbuat semena-mena, dan juga tidur untuk bolos.

Sama seperti halnya Rey dan para buntutnya bersantai disini. Mereka tidak bolos melainkan kelasnya sedang jam kosong.

Rey, Alex, Gavin, Nathan, Karel dan juga Alfan mereka semua menyibukkan dirinya masing-masing tanpa ada yang menganggu.

Dari yang tidur, Mabar game bahkan Mabar film dewasa pun tidak ada yang memganggu satu sama lainnya.

Rey, pria ini tengah asik dipojokkan seperti biasa. Dirinya tidak satu gerombolan sahabatnya, ia lebih suka memojok dengan melihat sesuatu yang sangat bagus untuk dirinya lihat.

Video kebersamaannya dengan Rere. Ah tidak, lebih tepatnya video panas mereka yang dirinya lihat. Rey selalu merekam apapun yang berbau Rere, karena dirinya seperti sudah tersandung oleh ke—sex’an Rere.

“WOY, MOJOK KOK SENYUM-SENYUM, KESAMBET MAMPUS LO” pekik Karel. Suara pria ini sampai-sampai membuat yang lain menatap Rey.

“Nonton bok—tuh keknya” ledek Gavin dengan tawanya.

“Tanda-tanda mau lepas keperjakaan nih.” Seru Nathan.

Lagi-lagi mereka tertawa bersama, kecuali Alfan. Pria itu memang jarang tertawa kalau tidak ada yang lucu, always diam tanpa berkutik apapun.

“Bacot lo semua,” ketus Rey dengan tatapan tajamnya.

Bukannya takut, mereka malah tertawa puas. Rey merasa kesal pun keluar dari kelas ini, para temannya sangat menyebalkan siang ini.

Rey duduk di taman belakang sekolah, jarang di kunjungi oleh anak-anak sekolah karena jarak yang jauh dan juga tempatnya lumayan seram, tapi Rey suka, karena tenang dan damai.

Kembali ke kelas kosong itu, para lelaki itu kini saling memandang dan menyalahkan. Akibat perginya Rey tadi membuat mereka semua ricuh.

“Lo sih, orang diemin aja sih, malah ganggu aja!” ketus Gavin pada Karel.

“Ckk, bercanda gue,” lirih Karel malas. Rey sangat baperan jika dilihatnya.

Geofrey Where stories live. Discover now