part 14

384 41 3
                                    

"Aras... "

...

Di ruang tunggu depan IGD, terlihat zee hanya diam sejak tadi tanpa mengatakan sepatah kata pun, pandangannya terus tertuju pada langit-langit rumah sakit, ia sangat tertekan saat ini,
Sedangkan diki dan deen terlihat berusaha menyadarkan zee dari dunianya sendiri,

" Zee, lo harus kuat, kita harus yakin Aras bakalan cepat sembuh, " Ujar deen menenangkan zee,

Tak lama akhirnya hiqi, aron dan nara datang dengan tergesa-gesa,

" Gimana keadaan ayah pah? " Tanya hiqi,

" Paman alas baik-baik aja kann paman jee ? " Tanya Nara yang khawatir

Namun tak ada jawaban dari zee,

" Hiqi " Panggil deen,

Hiqi pun menghampiri deen,

"Iyaa paman" Jawab deen,

" Aras baik-baik aja koma , cuma dia sekarang lagi di tanganin dokter " Jawab deen menenangkan hiqi,

Diki pun menghampiri zee yang hanya terdiam tanpa interaksi apapun,

" Gue percaya Aras bakalan baik-baik aja ko zee ,lo gak usah khawatir,dia orang yang gak gampang menyerah kok, dia juga orang yang kuat" Ujar diki berusaha menenangkan zee,

Setelah beberapa jam menunggu di luar, akhirnya tak lama pintu ruangan IGD pun terbuka, menampilkan sosok dokter yang sudah berusia paruh baya,

Dengan cepat zee menghampiri dokter tersebut,

" Dokter bagaimana keadaan Aras dok?"tanya zee panik,

" Sebelumnya saya minta maaf, anda siapanya sodara Aras ya? " Tanya dokter,

" Sa-saya, pac-" Ucapan zee terpotong karena diki,

" Dia kakaknya dok " Jawab diki,

Diki takut zee mengatakan jika dirinya adalah kekasih dari aras, mungkin hubungan sesama jenis masih belum umum di kalangan masyarakat jadi sebaiknya Diki menyembunyikan hal tersebut

" Owh Baiklah, jadi sodara Aras saat ini sedang koma, tidak ada cidera serius tentang kepala hanya luka kecil, namun, sodara Aras mengalami lumpuh di Kaki akibat himpitan kuat di sela-sela mobil yang ia kendarai ,tapi belum di ketahui pasti ini adalah lumpuh sementara ataupun permanen " Jelas dokter tersebut,

Mendengar itu hati zee sangat hancur, mengapa saat itu ia tak membiarkan arasnya tinggal lebih lama lagi di sana, mengapa ia malah menyetujui saat Aras berpamitan untuk pulang ,

" Ehmm...dokter apa sekarang kami  sudah bisa melihat pasien? "

"Iya bisa, tapi tolong masuk satu persatu untuk menjaga keamanan pasien " Jawab dokter,

" Baik dok trimakasih " Ujar diki lagi,

" Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu, permisi "

" Iya dok , silahkan "

Akhirnya dokter pun pergi,

" Zee sekarang lo Masuk aja, temuin Aras " Ujar deen,

Zee pun mengangguk,
Dengan cepat ia bergegas masuk,

Zee perlahan membuka pintu ruangan,
Di dalam tampak tubuh mungil Aras yang terbaring lemah di sana,
Hati zee rasanya sangat perih saat melihat ketidakberdayaan Aras saat ini,
Ia berjalan perlahan menghampiri Aras,

Terlihat wajah yang selalu memberikan senyuman pada zee itu kini tengah menutup mata tak berdaya,
Tak terasa air matanya menetes tanpa ia sadari,

"Aras... " Lirih zee,

ARAS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang