part 11

430 42 1
                                    

Malam ini Aras tak Henti-hentinya berbicara panjang lebar pada Steve dan hiqi yang baru pulang itu,pasalnya Aras hanya sangat khawatir tentang keadaan keduanya, sampai ia tak sadar jika sedaritadi jarinya terus mengalir Darah karena terkena pisau saat memasak tadi
Sedangkan di luar tengah hujan deras maka dari itu ia sangat khawatir pada mereka,
Di sana zee tengah fokus pada laptopnya di sofa, sedangkan viera sejak  tadi keluar karena ada urusan,

"Di luar hujan, untung aja kalian pulang sebelum hujan semakin deras, kalo kalian pulang sambil hujan hujanan gimana kalo sakit" Omelan Aras,

Hiqi dan Steve hanya diam mendengarkan,
Namu tak lama pandangan hiqi tertuju pada tangan Aras yang terluka, dengan cepat hiqi meraih tangan Aras,

" Ayah tangan ayah berdarah " Ujar hiqi khawatir,

Zee yang sejak tadi hanya fokus pada laptopnya di sofa pun langsung bangun setelah mendengar Aras terluka
Lalu menghampiri Aras,

" Ayah engga papa hiqi , ini sudah biasa" Ujar Aras,

Zee dengan cepat meraih tangan Aras juga,
" Aras jari kamu berdarah " Ujar zee,

" Tidak tuan, saya tidak papa " Seru Aras,

" Ayo aku obatin ras " Ujar zee,

" Tidak tuan saya tidak papa sungguh " Bantahan Aras,

" Aras... Aku mohon, jangan buat aku khawatir, ayo obatin jari kamu, aku mohon " Ujar zee,

" Iya ayah, obati dulu luka ayah " Sambung hiqi,

Akhirnya dengan terpaksa pun Aras mengikuti zee menuju kamar mereka untuk mengobati luka Aras,

Kini terlihat zee tengah serius mengobati luka pada jari Aras,

" Tuan, jangan terlalu serius gitu, ini cuma luka kecil ko, lagian saya juga sudah terbiasa dengan luka seperti ini " Ujar Aras sembari tersenyum,

Namun zee langsung berhenti dari kegiatannya mengobati luka Aras setelah mendengar Ucapan Aras,
Kata-kata Aras mengingatkannya pada kekerasan dulu yang ia perbuat pada Aras, zee ingat bagaimana menderitanya dulu Aras karena dirinya,
Ia tak segan-segan main tangan pada Aras jika Aras melakukan kesalahan sekecil apapun, dan selalain itu Aras juga sering di lecehkan olehnya,

Aras bingung dengan zee yang tiba-tiba terdiam,

" Ada apa tuan? " Tanya Aras,
Dengan cepat zee menarik Aras ke dalam pelukannya,
Zee mendekap Aras dengan kencang,
Mata zee mulai berkaca-kaca,

" Ada apa tuan? " Tanya Aras bingung,

" Maaf " Ujar zee

Aras bingung, mengapa zee menangis, apa ia sudah salah bicara?

" Tuan zee anda kenapa tuan? " Tanya Aras lagi dengan panik,
Aras pun melihat wajah zee yang terlihat menundukkan kepala di hadapan Aras,

" Tuan? " Panggil Aras,

" Se terbiasa itu kah dengan luka, sehingga setiap darah yang ngalir kamu tidak menyadarinya? " Tanya zee dengan air mata,

" Maaf tuan, saya tidak bermaksud menyinggung anda, tolong jangan seperti ini Tuan" Ujar Aras juga dengan mata mulai berkaca-kaca,

" Aras... " Panggil zee

" Iya tuan "jawab Aras sembari mengusap air mata zee yang mengalir

" Aku cinta kamu ras, gak bakalan ada yang bisa nyakitin kamu mulai sekarang, bahkan duri kecil apapun dia akan hancur jika berani nyentuh di bagian tubuh kamu ras " Ujar zee,

Aras tersenyum mendengar itu,

" Mulai besok kamu gak boleh ke dapur itu lagi,
Dan besok aku mau renovasi dapur itu, aku mau ubah semuanya, suruh siapa dia jadi tempatnya kamu terluka,dan satu lagi mulai besok kamu gak boleh masak atau ngerjain tugas rumah sendiri,udah ada art enak aja mereka aku gaji tapi gak kerja,kamu cukup duduk manis aja dan Terima semua uang yang aku kasih, jalan-jalan kek belanja kek " Ujar zee panjang lebar,

ARAS 2Where stories live. Discover now