♡[18]♡

256 89 0
                                    

KIM DOYOUNG 🙂

"Anjir si kim doyoung!!" ka Eva setengah berteriak, kami bertiga terkaget.

Mengapa ka Doy datang ke rumah kami? Di malam hari? Apa lagi sedang mati listrik, sesegera mungkin kami pun menuju jendela lihat ka Doy yang tengah menatap kami tersebut dengan tidak berdosanya.

"Lo ngapain kesini anjir." ka Eva berteriak, ka Doy hanya tersenyum tidak membalas ucapannya, dia memperagakan ke kami untuk segera membukakan pintu untuknya.

"Gak! Pulangin gih!" ucap ka Eva setengah berteriak, membuat kami bertiga terkaget.

Lalu dia memperlihatkan bahwa dia membawa banyak makanan untuk kami, dengan senyumannya yang terus mengembangkan, membuat ka Silvi, ka Yuri dan aku terpekik gemas melihatnya. Tapi tidak dengan ka Eva dia hanya biasa saja, bahkan dia mengusir ka Doy dengan tidak sopannya .

"Yuk kita bukain." Ajak ka Yuri.

"Dih ngapain? Ini udah malem, ngapain coba dia kesini." Cegah ka Eva.

"Yo da apa-apalah ka.., yuk ka Yuri." Ucapku dengan semangat, bukan semangat ketemu ka Doy tapi... Semangat bertemu makann yang di bawa oleh calon kaka ipar ku itu.. Hehehe.

"Gue ikutlah, ka V kalo kamu gak mau ikut yaudah sihh." ka Silvi menggandeng lengan ku dan lengan ka Yuri.

Kami bertiga segera menuju lantai bawah membukakan pintu untuk sang pangeran duyung, ehh maksudnya untuk calon pacarnya ka Eva.
Sepertinya terpaksa ka Eva pun ikut turun dengan penerangan menggunakan senter, disana dia melihat ka Doyoung yang sudah duduk dengan sopan dan gantelmen TENTU NYA!😭.

"Lo ngapain kesini segala sih anjir😒." Ucap ka Eva yang terlihat sangat-sangat malas atas kedatangan ka Doy.

"Iya ngga apa-apa, saya hanya khwatir saja kepada kalian." Ucapnya sembari menggaruk kepalanya.

"Alah khwatir ke kita, atau ke ka Eva nihh kaa." Ucapku sembari memakan pizza yang di bawa oleh ka Doyoung, ka Doy tersenyum malu.

"Ck gue lagi deh yang kena😒, nyebelin banget sih kalian semua."- ka Eva.

Kami tertawa mendengar perkataan dari ka Eva. kami mengobrol cukup panjang menceritakan segala hal, terkadang membuat lelucon yang cukup membuat kami tertawa terbahak, ka Eva pun ikut mengobrol.
1 jam berlalu listrik sudah menyala, kami masih duduk di ruang tamu.

"Atas kehadiran ka Doy, kita.., gaktau aku aja.. kek ada yang jagain tauuu."

"Bener banget gue setuju."-ka Silvi.

"Iya nih, makasih ya Doy udah mau nemen in kita di sini."- ka Yuri.

"Iya sama-sama, yaudah Doy mau pamit pulang dulu yaa.. Udah malem soalnya."

"Ngga mau nginep aja?" Tanya ka Eva yang mambuat kami terkejut seketika, bagaimana tidak terkejut, dia saja diam-diam  saja 10 menit yang lalu.

"Ehm kayanya ngga deh, soalnyakan gak baik juga sama tetangga tar di sangka kenapa-kenapa."

"Emang kenapa ka?" Tanyaku.

"Alah anak kecil gak usah tau."-ka Silvi.

"Iya sih Doy, kamu hati-hati yaa pulangnya ini udah malem."-ka Yuri.

"Baru jam 10 sih, ngga terlalu malem." Ucapku.

"Ck bisa diem gak sih lo curut, tuh mulut nyerocos mulu." Kesel ka Silvi.

"Dih lo aja kalo gue ngomong ikutan gomong dasar mak lampir."

"Eh!!!! Anjir😒" ka Silvi menjewer telinga Wulan, tentu saja aku mengadu kesakitan, ka Yuri sebagai kaka tertua segera memisahkan mereka berdua.

"Ihhh kalian ini, udahhh!!"

"Abisnya dia ngatain aku 'mak lampir' kaa🥺." Ucap ka Silvi yang matanya berkaca-kaca.

"Apaan sih lo kek mau nangis gitu, gue aja yang setiap hari lo katain 'curut' b aja."

"Ka..🥺 dianyaa....🥺" ka Silvi meminta untuk di bela oleh ka Yuri.

Ka Doy dan ka Eva hanya memperhatikan mereka, tapi..dengan ekspresi yang berbeda, ka Doy tersenyum melihat ke jailan Wulan danm ka Silvi sedangkan ka Eva sang kaka kedua sangat terlihat tertekan.

"Doy maaf yaa kamu jadi liat mereka berantem gini."

"Eh ngga apa-apa ko ka Yuri, mereka lucu."

"Lucu? Saya tertekan malahan." -ka Yuri.

"Emang kaka tertekan kenapa?" Tanyaku.

"SI ANJIR NANYA LAGI😒"- Ucap ka Silvi.

"NAON SIH MANEH SIL😒"

"IHHH BERANI NYA KAMU NYEBUT AKU DENGAN SEBUTAN 'MANEH' SUNGGUH TIDAK SOPAN, SINI LO!!" Ucap ka Silvi dengan emosi.

Dengan segera aku bangkit dari duduknya dan berlari menuju pintu kamar ku, tapi ka Silvi segera mengejarnya.

Ka Yuri, ka Eva, dan juga ka Doyoung hanya bisa tertawa melihat hal tersebut.

"Eva kamu anterin Doy kedepan ya, kaka mau liat mereka, takutnya saling pukul."

"Kalo berantem kasih pisau aja, biar masalahnya cepet kelar."

Ka Yuri menghiraukan ucapan ka Eva yang seenaknya, dia menuju kepada adik-adik nakalnya itu.

"Yuk gue anter sampe depan."

"Kenapa gak sampe rumah?"

"Ck nglunjak nih anak😒"

"Iya maaf saya kan hanya bercanda."

"Gak lucu joksnya mon maaf."

"Hahahahaha"

Ka Eva dan ka Doy menuju pintu utama, ka Doy mengenakan helmnya dan menatap ke arah ka Eva.

"Napa? Kenapa kagak pergi?"

"Ngga apa-apa, saya mau liat kamu dulu, takutnya entar kangen."

"Alay banget anjir😒, udahh sana pergi!"

"Jangan kangen saya yaa.., saya tau kangen itu berat, apalagi saya orangnya ngangenin."

"Ck buruan pergi lo!"

"Beneran ya jangan kangen, love you."
Ka Eva menajamkan matanya.

"Hahahahah tatapan cinta😂, saya pulang dulu yaa, kamu masuk saja duluan."

“Iya deh gue masuk duluan dari pada lo ngomong mulu." Ka Eva pergi dari hadapan ka Doy, lalu menutup pintunya sedikit kencang, ka Doy hanya tersenyum.

Lalu ka Doy segera menaiki motornya dan mengendarai motor tersebut meninggalkan pekarangan rumah kami.

Ternyata ka Eva mengintip dibalik tirai.

"Dasar cowo gila."

"Cie bilang aja suka."

"Anj!!!, ck kaget anjir."

"Alah ka V ciee ciee." -ka Silvi.

"Apaan sih kalian."

"Semoga aja kamu cepet nyusul kaka sama Silvi."

"Nyusul kemana ka? Kerahmatullah?"

“Dek lo kenapa bangsat banget sih, tuh ka.. Gimana Silvi gak emosi coba, orang dia nya aja nyebelin banget!!!!"

"Lah aku kan cuman nanya, emang salah?"

"Iya kamu gak pernah salah, gue aja yang salah." Ucap ka Eva, cape mendengarkan kami yang terus saja bertengkar.

“Emangg kaka baru nyadar yaa kalo kaka sering salah’ Ucapku. Ka Eva kesal lalu memukul ku pelan.

“AWW kekerasan dalam persaudaraan.”

"Bundaa tolong Yuri😭.. kenapa mempunyai adik seperti meraka, tau ah." Ka Yuri berbalik badan dan meninggalkan

kami, segera kami susul.







Terima kasih💙

[ True Love ]Where stories live. Discover now