♡[17]♡

260 90 0
                                    

Kini keempat kaka beradik ini sedang berada di ruangan tv, mereka fokus menonton drakor sembari menyemili makanan.

Ketika sedang asik-asik nya menonton, tiba-tiba listrik mati, membuat keempatnya terpelonjak kaget.

"ANJ!" -ka Eva.

"YAA PABOYAA!" -ka Silvi.

"ADUH!" -ka Yuri.

"YAA MAMA!"

Kami berteriak, lantas aku segera mencari kaka pertama ku yang duduk di sofa, sedangkan tadi aku tiduran di lantai.

"Kaa..."

"Sini peluk kaka." Lantas aku segera memeluk kaka ku itu, dan di ikuti oleh ka Silvi yang memeluk kaka pertama kami.

Ka Eva dengan santainya masih memakan camilannya dengan tenang.

"Eva! Tolong cariin ponsel atau senter dongg cepet!"

"Iyaa-iyaa."

Ponsel kami di simpan di kamar ka Yuri, kamar ka Yuri berada di lantai atas, ohh iyaa kenapa ponsel kami berada di kamar ka Yuri? karena ponselnya sedang di isi daya dan di kamar ka Yuri juga jaringannya bagus.

Dengan santai dan tanpa rasa takut bagaikan pahlawan, ka Eva kaka kedua ku, dia mengambil senter dengan mudahnya padahal tidak ada cahaya sedikit pun, entahlah aku sebagai adiknya pun agak heran.

"Udahh gak usah takut, ada gue disini,"Ucap ka Eva dengan santainya.

"Kita ke kamar aja yuukk, ke kamar kaka aja ya." Ucap ka Yuri, lantas aku dan ka Silvi menangguk.

Kami berempat pergi ke kamar kaka pertama kami, disana kami terdiam satu sama lain, suasana cukup hening beberapa saat membuat suasana di antara kami agak sedikit canggung.

Aku dan ka Silvi duduk dibawah kasur, ka Yuri duduk di kasur sedangkan ka Eva duduk di dekat jendela lebih tepatnya duduk di meja belajar dekat jendela.

"Ck kenapa diem-dieman gini sihh, kan jadi hening gak seru!" Pada akhirnya ka Eva membuka suara terlebih dahulu.

"Gak tau kenapa, kek pen diam aja gitu." Ucap ka Silvi.

"Tumben banget lo kaa."

"Lo juga anjir, curut menyebalkan." Ka Silvi bergumam tetapi masih bisa di dengar oleh telinga kami.

"Jir ya lo, kaa..."

"Ehh kita udah berapa hari yaa disini."

"15 hari sih kalo hitungan gue, tapi ko gue belum ketemu si Hwang In yaa.., heran bet." ucap ka Eva yang terdengar galau.

"Galau brutal gaksih." ucap ka Yuri yang terdengar menyindir, aku dan ka Silvi tersenyum puas sedangkan ka Eva cemberut dan menggumam tidak jelas.

"Ehh kita kapan pulang yaa ka?" ucapku secara tida-tida, membuat ke tiga kaka ku kini menatap kerah ku.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya sang kaka pertama ku.

"Aku kangen ayah sama bunda🥺."

"Iya beneran benget kangen merekaa.. Tapi nanti kalo kita balik ke Indo, gue bakalan kangen Hendery." Ucap ka Silvi menundukan kepalanya.

"Ck udah gausah mengheningkan cipta kek gitu, kita bawa aja si Hendery." ucap ka Eva dengan santainya.

"Ck kaka.."

"Apa sih, gue salah?"

"Eh kaka mau cerita deh, ini baru Wulan aja yang tau, kalian berdua belum hehe maaf sebelumnya."-Ka Yuri.

"Wah berita apa tuh." Ucap ka Silvi penasaran.

"Ck gue udah biasa di nomor sekiankan"-Ka Eva menghela nafas.

[ True Love ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang