Regan

838 45 2
                                    


***
Saat tiba di rumah Regan langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan Edward yang masih berada di dalam mobil. Dan setibanya di kamar anak usia 4 tahun itu langsung duduk di sofa yang menghadap langsung ke arah taman mansion.

"Hiks Legan mau sama mommy." Lirihnya.

Tok...tok...tok...

"Tuan muda ini sus Sinta bawa pancake lo, tuan muda nggak mau?" Ucap suster Sinta dari balik pintu mencoba membujuk Regan. Dirinya sudah hafal betul dengan salah satu sikap tuan muda nya yang ini, setiap badmood pasti pancake lah yang menjadi solusinya.

10 menit suster Sinta menunggu di depan pintu hasilnya tetap nihil, kali ini pancake harus menerima nasip ditolak untuk yang pertama kalinya.

Tok...tok...tok...

Suster Sinta kembali mengetuk pintu dan berharap kali ini pintu yang berada di hadapan nya ini akan terbuka dan menampilkan sosok tuan mudanya untuk mengambil pancake yang berada di tangan nya.

"Tuan muda ini beneran pancake nya nggak mau diambil?"

"LEGAN NGGAK MAU PANCAKE, LEGAN MAU NYA MOMMY!!!" pekik Regan dari dalam kamar.

Mendengar suara teriakan itu tentu membuat suster Sinta kaget, bagaimana tidak? Sudah hampir 4 tahun ini dirinya menjadi pengasuh Regan dan baru kali ini dirinya mendengar suara sekeras itu.

Karena takut terjadi sesuatu dengan tuan mudanya, suster Sinta langsung berlari menuju depan mansion untuk mencari keberadaan Edward. Selama ini hanya Edward yang bisa mengendalikan Regan saat badmood setelah pancake tentunya.

Setelah sampai di depan mansion suster Sinta dapat melihat Edward yang sedang duduk di salah satu meja yang sudah dilengkapi dengan komputer yang terhubung dengan semua cctv yang berada di setiap sudut mension bagian luar.

"Edward, itu tuan muda marah-marah nggak mau keluar kamar." Ucap suster Sinta memberitahu. Sedangkan Edward yang mendengar itu langsung berdiri dan meninggalkan suster Sinta yang masih berdiri di tempat nya.

Saat Edward tiba di depan pintu kamar Regan ia langsung mengambil kunci dari salah satu kantung jasnya. Semua kamar di mansion ini sebenarnya menggunakan Fingerprint atau Face id sebagai pengaman terkecuali kamar Regan. alasannya, karena dulu sewaktu berada di mansion yang lama Regan sangat sering badmood dan mengunci diri di dalam kamar dan hal itu yang menyebabkan Aldi membuat kamar baru Regan menjadi satu-satunya kamar di mansion ini yang tidak menggunakan pengaman  Fingerprint atau Face id. Tetapi menggunakan kunci khusus yang hanya ada tiga. Satu tergantung di dalam kamar Regan, satu ada di tangan Edward dan yang satu lagi ada di tangan Keysha.

Ceklek...

Setelah berhasil membuka pintu, Edward dapat melihat tuan mudanya yang sedang duduk di salah satu sofa yang mengahadap langsung dengan pemandangan indah taman mansion.

"Uncle Ed ngapain masuk? Kan Legan nggak kasih ijin. Kata mommy nggak boleh sembalangan masuk tau." Ucap Regan tanpa mengalihkan pandangan nya.

Edward tidak menggubris perkataan Regan, ia malah semakin mendekat kemudian mengambil posisi duduk di samping tuan muda nya itu. "Tuan muda kenapa kunci pintunya? Kan tuan muda udah pernah janji sama mommy nggak akan gunciin diri dikamar lagi."

Regan mengubah posisinya menjadi berhadapan langsung dengan Edward. "Mommy juga pelnah bilang nggak boleh ingkal janji. Tapi, tadi mommy ingkal janji uncle. Jadi Legan juga boleh dong ingkal janji?" Balasnya.

Edward menghela nafasnya. Mengapa tuan muda nya ini sangat pintar menjawab? Dan jawaban yang diucapkan pun bisa dibilang cukup masuk akal.

"Mommy bukan ingkar janji. tapi, mommy punya urusan yang tidak bisa ditinggalkan di butik. Dan kalau tuan muda datang ke butik nanti tuan muda terluka. Emang mau mommy nya sedih karena tuan muda terluka?"

Sweetest Destiny  (On Going)Where stories live. Discover now