19

166 15 0
                                    

Sudah sebulan eren berpacaran dengan Levi. Kadang ia masih menganggap semua ini cuma mimpi yang terlalu nyata. Toh kadang pria itu juga memperlakukannya biasa saja. Menurut eren, Levi tidak bisa dibanding-bandingkan dengan reiner dalam urusan percintaan. Levi tidak akan memperlihatkan jenis kemesraan apapun di depan orang lain. Sementara reiner suka mendemonstrasikan rasa cintanya pada historia kapan pun dia sempat. Sepanjang pengamatan eren, reiner akan membelai, memeluk, bahkan mencium Historia penuh sayang. Kadang orang satu itu malah melakukan tindakan yang membuat eren memalingkan wajah dan tersipu malu.

Levi, benar-benar kebalikannya. Eren tidak tahu bagaimana pria itu memperlakukan kekasih-kekasihnya yang dulu. Walau kalau apa yang ia dengar benar, Levi jelas memperlakukan mereka tidak seperti yang ia tunjukkan pada eren sekarang. Pria itu, jangankan mencium bagian wajah eren di depan banyak orang, memegang tangannya di depan umum pun bisa dihitung dengan jari.

Zeke pernah mendengar eren menggerutu tentang hal itu dan memenangkannya dengan berkata bahwa levi itu justru ingin melindungi eren. "Memangnya kau mau masuk daftar panjang deretan kekasihnya? Lagi pula, kau kan baru terkena skandal dengan Jean Kirstein. Bayangkan kalau publik tahu sekarang kau pacaran dengan levi. Nanti kau malah dicap Macam-macam.

Tentu saja eren mengerti sudut pandang ini. Tapi tetap saja, sebagai seorang kekasih, mana ada yang mau disembunyikan? Kalau ditanya apakah eren mau masuk deretan panjang kekasih levi? Jawabnnya, tentu saja ia mau.

Levi seperti punya dua kepribadian. Dia mampu membawa eren ke tingkat intim yang berbeda bila dibandingkan dengan semua orang yang eren kenal. Pria itu tidak perlu sentuhan fisik untuk menggoda eren secara berkelanjutan. Dia hanya perlu menatap dan tersenyum padanya, jantung eren pun akan lupa berdenyut. Ia tentu saja melupakan rencananya membawa hubungan ini ke tahap inik setelah kejadian memalukan waktu itu. Bila tidak memakai baju atasan pun bisa membuatnya berharap menggali lubang di tanah, apalagi telanjang tanpa mengenakan apapun.

Eren jelas tidak sadar akan penampilannya malam itu. Sekarang, kalau ia perhatikan, ia merasa dirinya mempunyai kekurangan. Perutnya, contohnya. Sama sekali tidak menarik.

Namun sepertinya levi berpikir sebaliknya. Pria itu senang sekali menyentuh dan mencium eren kalau mereka hanya berdua saja. Levi suka melakukan kontak fisik dengannya. Saat menonton TV misalnya. Pria itu akan memainkan rambut atau menggigit kecil telinga eren, membuat eren sedikit bingung dengan sinyal yang diberikan Levi.

Tapi akhir-akhir ini eren curiga maksud Levi. Levi selalu begitu kalau eren memegang buku bahasa prancis-nya atau buku yang berhubungan dengan kelanjutan kuliahnya ke luar negeri. Seakan pria itu sengaja menghilangkan konsentrasinya. Padahal Levi tahu benar eren tidak boleh kehilangan konsentrasi sekarang. Eren harus menguasai bahasa Prancis tingkat dasar kalau mau impiannya terwujud.

Ia pernah melontarkan tuduhan itu seminggu yang lalu. Levi kebetulan sedang menemani eren belajar di ruang makan. Levi saat itu memutuskan ikut membaca sambil menyesap cangkir tehnya.

Tiba-tiba eren merasakan belaian lembut di sepanjang betisnya. Pria manis itu segera melayangkan tatapan pada Levi yang tampak serius memelototi buku di tangannya.

"Kau sengaja berbuat gitu kan, agar aku lupa dengan  yang kupelajari?" tuduh eren segera

Levi mengangkat kepalanya dari buku dan memberikan eren tatapan tidak mengerti. "Berbuat apa?" tanyanya tidak bersalah.

Eren memberikan tatapan tidak percaya, dan pria itu tanya membalas dengan senyum manis.

"Memangnya aku tidak boleh berbuat begitu?" tanyanya lagi.

"Jelas tidak boleh. Kau kan tahu aku sedang konsentrasi belajar," omel eren.

"Mmmm.. Maaf deh! Aku hanya kesepian belakangan ini. Pacarku sedang sibuk belajar dan tidak peduli padaku. Bayangkan! Ia bahkan jarang mengirimkan SMS, atau apalagi telepon," Rajuk Levi, sebisa mungkin, memainkan rasa bersalah eren.

Levi x Eren   A Love Like An Obsession Where stories live. Discover now