12

248 18 1
                                    

Eren hanya berjarak dua meter dari mulut sebuah gang sempit. Dinding tempatnya menyandarkan punggung agak kasar dan membuatnya mengernyit beberapa kali mencari posisi yang menyandar yang pas. Ia sudah memperhatikan keadaan di gang sempit ini sekitar sepuluh menit. "Pemilihan tempat yang hebat," rutuknya pada kucing luar yang menatapnya curiga.

Ia tidak mengerti mengapa Jean memintanya bertemu disini,padahal banyak restoran atau kafe yang bisa dijadikan tempat untuk bertemu. Mungkin karena wajah Jean dikenal banyak orang sehingga menyulitkan mereka berada di tempat umum. Tapi tidak perlu ditempat yang sempit dan gelap seperti ini,kan? Cuma kucing pacaran saja yang mau bertemu di tempat ini.

Eren menegakkan punggung begitu melihat Jean datang ke arahnya. "Pilih tempat yang lebih bagus sedikit bisa ga?. Masa di gang sempit gelap begini?!" protesnya sambil marah-marah.

"Maaf,tapi tempat ini kebetulan dekat dengan kantorku. Lagi pula,tempatnya sepi dan orang jarang lewat,jadi lebih aman."

"Apa-apaan? Kau sering bertemu perempuan atau sejenisnya disini? Mau-maunya mereka diajak kencan di gang."

"Memangnya kau mau kemana kalau situasinya normal?"

"Restoran"

Jean tertawa untuk pertama kalinya hari ini. Eren pria manis yang aneh bagi Jean. Bukankah seharusnya pria manis itu sudah menamparnya sekarang? Tapi eren kelihatan biasa saja. Sikapnya sama saja dengan yang lalu. Itu artinya eren menganggap penting ciumannya atau skandal yang sedang beredar.

"Jean kau sudah tahu apa yang mau kita bicarakan?" tanya eren kalem

Jean mengangguk. "Apa yang akan kau lakukan tentang hal itu?" tandanya lagi.

Sesat Jean menatap eren lekat-lekat,kemudian berkata sambil mengangkat bahu sedikit,"entahlah.perusahaan ku mungkin akan mengadakan konferensi pers."

"Kalau wartawan bertanya, Jean kristein,apa hubungan mu dengan eren yeager?, apa yang akan kau katakan?"

"Kau mau aku menjawab apa?" kata Jean balas bertanya. Ia sungguh ingin tahu apa yang ada di hati pria manis ini, tapi takut mendengarnya. Ia lebih suka menghindari kenyataan sebenarnya.

Tentu gadis itu tidak akan memilihnya.

Ah... Tidak,itu tidak benar.

Ia masih punya kesempatan. Levi tidak pernah benar-benar membalas perasaan eren,mungkin tidak akan pernah,Jean merutuk dalam hati. Ia harusnya lebih sabar. kalau saja skenario tidak harus memburunya.

"Menurutmu itu keputusanku? Kau akan menjawabnya sesuai keinginanku?" tanya eren. Jean dengan tegas mengangguk sambil menggumamkan persetujuannya. Eren mengangkat kedua alisnya. "Lalu perusahaanmu? Rencana kalian membuat skandal ini jadi sia-sia kan kalau aku ingin kau mengklarifikasi bahwa hubungan kita tak lebih dari teman?"

Eren memperhatikan Jean seksama. Ada kekecewaan yang melanda begitu Jean menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Ia berdoa semoga Jean tidak ada hubungannya dengan penjebakannya dalam skandal ini.

"Kau tahu soal itu?" tanya jean dengan serak.

Eren hanya menelengkan kepala sambil tersenyum masam. Pria manis itu tertawa kecil tak lama kemudian. "Padahal kau pernah bilang kau menyukaiku?" tanyanya sarkatis.

"Aku memang menyukaimu, " tegas jean begitu ketenangannya kembali.

"Oh ya? Ini yang kau lakukan pada orang-orang yang kau dekati dan kau sukai? Aku benci membayangkan apa yang kau lakukan pada orang yang kau benci."

"Agensi ku tak bisa memaksaku mendekatimu kalau aku tak mau."

"Dan kau berharap aku percaya soal itu? Setidaknya kau bisa lebih menghormatiku dan jujur padaku."

Levi x Eren   A Love Like An Obsession Where stories live. Discover now