Part 33

1.5K 329 72
                                    

"Akhirnya aku bisa melihatmu lagi." Kata Kresna.

Bagas baru saja masuk ke dalam ruangannya. Beberapa waktu terakhir mereka tidak bisa bertemu dan berbicara dengan leluasa.

"Maaf, kamu pasti sibuk sekali." Kata Bagas.

"Bahkan kata maaf saja tidak cukup. Kamu kemana saja?"

"Hhhhh entahlah, aku seperti tidak berpijak di bumi." Kata Bagas.

"Semua baik-baik saja 'kan?" Tanya Kresna khawatir.

Bagas duduk di kursinya, ia menyandarkan kepalanya ke belakang kursi. "Dunia berputar begitu cepat sampai rasanya aku lupa kapan aku berdiri,berjalan ... hhhh."

"Dari tadi kamu mendesah terus, apa ada masalah? Aku dengar kamu akan bertunangan, dengan Tiara."

"Hmmm."

"Lalu Arimbi?" Tanya Kresna.

"Rimbi." Bagas menyebut nama Arimbi sembari memejamkan mata. Setelah beberap menit ia membuka matanya, Bagas berteriak terkejut karena wajah Kresna tepat di depan wajahnya.

"Kresna, apa-apaan kamu?" Seru Bagas. Ia memegang dadanya yang berdetak cepat.

"Maaf, tapi aku ingin tahu satu hal." Katanya tidak bersalah.

"Sepuluh hal juga terserah, sekarang menjauh dariku." Kata Bagas mendorong Kresna, membuat sahabatnya itu tertawa.

"Baiklah," kata Kresna, ia duduk kembali ke kursinya. "Apakah kamu tahu kalau ... ayahnya Arimbi meninggal dunia?"

Tangan Bagas yang telah memegang gelasnya terhenti. "A ... apa?" Tanyanya.

"Apa? Itu artinya kamu belum tahu?" Kata Kresna terkejut.

"Kapan?" Tanya Bagas.

"Malam saat kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian."

***

Bagas berada di dalam mobil, ia menunggu di parkiran sejak dua jam yang lalu. Setelah orang yang ditunggunya muncul ia segera keluar dan menghampirinya.

"Rimbi."

Langkah Arimbi terhenti, perlahan ia memutar badannya. Bagas berdiri tidak jauh darinya.

"Aku, ingin bicara." Kata Bagas.

"Nggak ada lagi yang harus kita bicarakan, dan jangan pernah menggunakan kata kita lagi, bukankah kita sudah berakhir?" Arimbi berbalik meninggalkan Bagas. Namun Bagas segera mengejarnya.

"Kita harus bicara, Rimbi. Tolong, dengarkan aku." Kata Bagas memohon.

"Lepas." Seru Arimbi menarik tangannya. Ia menatap tajam ke arah Bagas lalu meninggalkannya.

Bagas kembali mengejar Arimbi, kali ini ia menarik tangan Arimbi dan setengah memaksanya untuk masuk ke dalam mobil.

"Bagas, lepaskan. Apa yang kamu lakukan?" Jerit Arimbi terkejut. Bahkan sekarang beberapa orang mulai melihat ke arah mereka. Bagas tidak peduli, ia membuka pintu mobil dan memaksa Arimbi masuk.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Arimbi setelah Bagas masuk dan menjalankan mobil.

"Kita harus bicara."

"Kamu menculikku." Seru Arimbi.

"Maaf."kata Bagas sembari fokus menyetir.

"Hanya maaf? Ini kejahatan Bagas." Arimbi menghela napas berat. Ia terkejut dengan kemunculan Bagas yang begitu tiba-tiba, lalu caranya memaksa dirinya untuk ikut sungguh membuatnya sakit kepala.

Blind DateWhere stories live. Discover now