Part 11 - Dicintai Dan Mencintai

26 6 1
                                    


**********
[SEPERTI BINTANG YANG MENOLAK UNTUK BERSINAR]
**********

Pagi-pagi sekali, saat matahari mulai menampakkan sinarnya, cewek itu udah mandi. Persiapan yang matang akan menghindarkan manusia dari kelalaian. Setelah mandi, dia turun ke lantai 1 untuk makan. Bokap lagi baca koran. Walau dunia berubah jadi digital, bokap adalah orang yang tetap suka baca koran. Sedangkan nyokap sedang mempersiapkan sarapan pagi. Mindy segera duduk dan mengecek menu pagi ini.

"Kamu jadi kondangan? Mau papa anterin?"tanya pria itu sambil menaruh korannya di atas meja.

"Aku pergi sendiri aja, pa."

"Ya sudah. Hati-hati ya. Jangan mudah terpengaruh sama cowok. Biar gak kejadian lagi kayak dulu."

"Bapak kenapa sih? Biarin dia mau gimana juga. Terakhir dijodohin, dia gak mau. Bapak mau dia sendiri terus?"ucap nyokap dengan nada meninggi. Bukannya tak ada usaha dari mereka. Dicarikan seorang pria yang mungkin bisa menikah dengan Mindy. Tapi Mindy merasa tidak layak untuk orang baik itu. Bukankah jahat jika ia pura-pura menerima padahal hatinya menolak?

"Bapak tidak percaya pada pria manapun. Lebih baik Mindy gak usah nikah daripada ketemu orang yang salah."ucapnya dengan tegas. Bikin istrinya memberikan tatapan tajam.

"Udah ih, masih pagi loh. Aku berangkat."ucap Mindy pamit. Dia menarik nafas panjang.

Dipesannya  transportasi online. Dalam waktu singkat, seseorang datang menjemputnya. Ia merasa sangat percaya diri saat tadi berkaca di cermin rumah. Tapi kenapa kepercayaan itu perlahan memudar?

Dia menarik nafas di depan aula itu. Selamat datang dunia pura-pura. Dia harus baik-baik saja, setidaknya di depan orang-orang itu.

"Mindy! Apa kabar lo!"tanya seseorang dari belakang. Mindy langsung menoleh.

"Hey, kabar baik. Lo apa kabar?"

"Baik juga. Ayo Min, kita ngumpul di sana sama yang lain."ajaknya. Mindy mengikut saja. Pada akhirnya, dia berada di antara mereka. Kelihatan sih, ada rasa segan satu sama lain. Mengingat Mindy pernah dicap sebagai Cewek Paling Baper.

Nothing happens. Semua berjalan dengan baik. Seakan datang bersama rombongan, Mindy maju ke depan untuk memberi salam sambil berfoto bersama. Sampailah kepada makan bersama di meja bundar itu. Meja besar yang cukup untuk diduduki 10 orang.

"Kapan nih pada nyusul."

"Gue minggu depan. Doain aja."

"Kalau gue besok. Tapi tergantung cuaca. Doain ya, biar gak hujan."

Candaan itu masih baik-baik saja. Sampai seseorang bicara. "Bagus kok ngerencanain, asal jangan sampai gagal nikah."celetuk cewek itu. Semua langsung terdiam. Merasa kalau itu bukan hal yang tepat untuk dibicarakan. Sebab ada yang secara nyata mengalaminya.

"Guys, selow aja. I'm really fine today."ucap Mindy mencoba baik-baik saja.

"Really?"tanya seseorang memastikan.

"Ya. Sudah mau dua tahun sejak waktu itu. Hidup harus berjalan kan?"ucap Mindy singkat.

"Betul-betul. Hidup harus berjalan. Yang pergi, biar pergi. Yang masih tinggal, fokus menjalani hidupnya."ucap seseorang dengan gelak tawa. Sepertinya dia mau mencairkan suasana. "By the way, suaminya Diana gak lebih baik dari matanya yang terakhir."lanjutnya mengalihkan pembicaraan. Dan ya, itu berhasil.

Mindy kira cukup sampai disana. Ternyata ada yang rasa penasarannya melewati batas. Gerombolan cewek itu menemuinya saat semua orang sibuk bernyanyi dan menari.

Kekasih Buat KekasihkuWhere stories live. Discover now