Aksara || 7

138K 7.7K 22
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

Pagi-pagi sekali Anna sudah berada di dapur. Hal yang tidak pernah dia lakukan saat dirinya belum menikah dulu.

Gadis itu sibuk berkutat dengan masakannya. Memasak hal yang sama seperti tadi malam. Karena hanya itu yang praktis dimasak dan juga cepat selesainya.

Anna melihat kearah jam dinding. Gadis itu menghela nafasnya ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit. Dengan cepat dia menyelesaikan masakannya dan langsung berjalan menuju kamarnya untuk bersiap.

Anna menghela nafasnya ketika sampai di kamar dia masih mendapati Aksa yang masih tertidur pulas diatas kasur. Anna pun bergerak untuk membangunkan Aksa.

"Aksa bangun," ucap Anna sambil menggoyangkan tubuh Aksa.

"Hem, bentar lagi," balas Aksa dengan suara seraknya. Mata cowok itu masih terpejam dengan erat.

Anna kembali menghela nafasnya. Sepertinya dia harus sedikit sabar untuk membangunkan Aksa yang sulit untuk bangun pagi.

"Aksa! Bangun! Nanti telat loh kamunya!" teriak Anna kembali mengguncang tubuh Aksa dengan kuat.

"Bentar, lima menit lagi," jawab Aksa malah semakin merapatkan selimut menutupi tubuhnya.

Anna tersenyum menahan kekesalannya. Tampaknya usahanya sia-sia, dengan lelah Anna mengambil tasnya dan memakainya.

Sekali lagi Anna menoleh kearah Aksa sebelum gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Dia akan pergi sekolah. Tampak tidak peduli dengan Aksa yang sulit dibangunkan.

Salahkan saja cowok itu jika telat datang ke sekolah. Suruh siapa susah dibangunin. Toh Anna sudah berusaha untuk membangunkannya, tapi memang Aksa nya saja yang sulit untuk dibangunkan.

Setelah sepuluh menit kepergian Anna. Aksa terbangun ketika mendengar suara ponselnya yang berbunyi.

Dengan malas Aksa mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang telah menelponnya pagi-pagi dan mengganggu tidur nyenyak nya.

Aksa mematikan panggilan tersebut ketika melihat nama Bobi tertera disana, dan kembali melanjutkan tidurnya. Tidak peduli dengan panggilan berikutnya yang mungkin dari Bobi juga.

Ditempatnya Bobi terlihat terus mengumpat ketika panggilannya tidak dijawab. Cowok itu melihat Radja yang juga sedang menatapnya.

"Gak diangkat?" tanya Radja yang mendapat anggukan dari Bobi.

"Biar aja lah tuh anak telat, yang dihukum juga nantinya dia," ucap Radja dan melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah yang sudah mau ditutup karena bel masuk sudah berbunyi. Disusul oleh Bobi yang berjalan dibelakang cowok itu.

••••••

Aksa terbangun dari tidurnya. Cowok itu melihat kearah jam yang menampilkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit.

Dengan santai dia bangun dari tidurnya dan duduk untuk mengumpulkan nyawa. Sesekali dia menguap, ngantuk.

Setelah kesadarannya mulai kembali penuh, Aksa beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kamar mandi. Sepuluh menit berlalu, dan Aksa keluar dengan handuk melilit pinggangnya.

Cowok itu memandang saragam sekolah nya yang sudah rapi tergantung digagang pintu lemari. Dia tahu siapa yang melakukannya, karena dia tidak pernah melakukan hal itu.

Dengan tenang Aksa memakai saragam sekolahnya. Tidak ada kesan terburu-buru. Dia seperti tidak takut jika telat, padahal bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

AKSARAWhere stories live. Discover now