HD bagian 18

18 6 1
                                    

Triple up hari ini, demi menabung naskah esok hari mwehehehe.

Janlup vomen ya ayang-ayang Domino.

Happy reading, lop u pullll!

*
*
*

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Mendengar namamu sekarang saja cukup menakutkan sekaligus mendebarkan."

*
*
*

Manusia kalau menahan kesal ya seperti ini, seperti sedang menahan eek. Wajah memerah, hidung kembang-kempis, mata yang sesekali melotot dan keringat yang mulai mengaliri pelipis dan dahi.

Tidak usah ditanya siapa yang sedang menahan kesal, tentu saja jawabannya, Helo.

Dia tidak mengira bahwa kata 'traktir' dari mulut Susan sama dengan memborong jajanan kantin. Kalau sudah seperti ini nasib dompetnya akan dipertaruhkan dengan segenap keterpaksaan.

Pertama, Susan hanya memesan seporsi nasi goreng lengkap dengan telur ceplok. Tak sampai di sana, dia kembali memesan jajanan ringan juga sosis nuget goreng.

Lalu saat dia melihat temannya memasuki kantin, Susah malah menawarkan kepada temannya untuk mengambil apapun yang diinginkan, tentunya dengan berkata bahwa dia yang akan membayar semuanya.

"Lo jangan meras gue dong!" Sudah cukup. Helo akan menghentikan mulut besar Susan untuk mengunyah lagi.

"Karet banget tu perut," ucap Helo, tentu saja dengan nada menyindir.

"Ikhlas nggak, sih? Kalau nggak ya udah gue mau pergi."

"Pergi aja, tapi lo bayar sendiri semuanya!"

Susan yang saat itu sadar bahwa dirinya tidak bisa untuk berbuat apa-apa, duduk kembali, menunggu pertanyaan Helo sambik mengaduk-aduk es teh nya dengan wajah kusut.

"Menurut lo Domino itu kayak gimana?"

"Domino itu, ya?" tanya Susan memastikan. Ingatkan dirinya bahwa dia mssih kesal dengan manusia bernama, Helo.

Helo mengangguk. Minumannya sudah tandas sedari tadi sehingga dia bisa fokus kali ini.

"Menurut gue, Domino itu brengsek dalam urusan percintaan. Terlalu mudah bosan, meskipun dia nggak pernah mutusin hubungan duluan, sih. Dia itu manusia terpayah menurut gue, meskipun begitu dia selalu punya cara buat orang lain tersenyum," ucap Susan. Sejenak dia memandangi Helo yang tampak fokus dengan setiap perkataannya.

"Domino juga..."

"Domino itu baik meski dia nggak pernah nunjukin kebaikannya secara langsung. Dia punya cara tersendiri untuk mengekspresikan emosi. Gue setuju sama Susan tentang Domino yang payah. Dia emang payah karena nggak bisa mengungkapkan perasaannya dengan leluasa dan payah karena nggak menyadari ada banyak orang yang menyayangi dia. Domino..."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Helo Domino (on going)Where stories live. Discover now