Seketika Alyra teringat akan sesuatu yang pernah dialaminya. Sekilas lintasan bayangan Marchello yang suka perempuan berambut panjang membuatnyaberdecih kesal. "Iya juga ya gue potong aja nih rambut ah mau buang sial dulu!!" ujar Alyra bergumam sebentar dengan wajahnya yang mendadak sedih yang masih bisa didengar oleh Ale. Cewek itu meniupkan rambutnya ke atas agar terbuka celah untuk balas menatapnya.

"Padahal gue cuman bercanda doang sih kok nih cewek jadi ngerasa kayak gitu? Emang bener ya omongan gue tadi?" ucap batin Ale sembari menatap heran dengan perubahan Alyra yang tiba-tiba mendramatisir itu.

"Ayo sekarang potongin pendek rambut gue! Gue ogah banget nih rambutnya samaan kayak selingkuhannya mantan dulu! Gak papa deh pendek asal mirip Lo!!" seketika Alyra menyengir lebar setelah meletakkan lebih dulu barang-barang didapur meja. Ale mendengus kasar.

Disaat yang bersamaan pula Alyra semakin yakin dengan keinginannya itu, ia sebelumnya sempat mendengar pembicaraan antara cowok itu dengan Axello mengenai perihal seputar pertandingan futsal yang sebentar lagi akan diadakan disekolah mereka dalam pekan ini. Alyra mencoba untuk bergabung namun tak bisa peraturan melarang anak gadis ikut bermain. Tanpa Ale ketahui yang sebenarnya dengan maksud cewek itu yang tiba-tiba saja berubah sesuka hatinya menampilkan senyuman anehnya yang cukup membuat Ale merasa sedikit bergidik.

"Gue jadi gak sudi lihat muka gue sendiri kalau Lo sampai beneran dah ngelakuin hal itu semua kaca dalam rumah bakalan gue pecahin!!" desisnya jengkel.

"Gak mau tahu! Lo udah gak bikinin gue makan terus nolak lagi buat potongin rambut doang? Oke kalau itu mau Lo gue bakalan Loncat ke jembatan angker buat gentayangin tiap malam di kamar Lo!!" ancam Alyra melototkan matanya. Ale sedikit terkejut lalu menghembuskan napasnya pasrah.

"Sisanya biar Bibi aja ya yang ngerjain dapurnya! Alyra mau ke salon dulu sama Ale mumpung yang jadi tukar cukurnya, bentar gak lama kok." pamit Alyra sambil berteriak sebentar agar asisten rumah mereka dapat mendengarnya. Ale berusaha untuk menjauh dari cewek merah itu yang ingin mengejarnya sembari seakan menyeretnya juga pergi entah ke arah tempat lain.

****

Akhirnya waktu yang sudah dinantikan tiba juga. Alyra sedang menonton pertandingan sepakbola itu. Ia ingin masuk ke dalam area lapangan itu namun seakan tertutup oleh pagar besi diluarnya hingga Alyra tak bisa dengan jelas untuk memberikannya sebuah dukungan yang cowok gondrong itu dapatkan.

Alyra tidak mau semua perhatian dari para murid cewek lain mengalahkannya begitu saja sampai dia dihalangi oleh mereka. Sungguh membuat Alyra setengah mati ingin mengutuknya.

Disesi pertandingan pertama tim Axello mendapatkan hasil yang seri dengan musuhnya itu. Waktu istirahat mereka tak banyak. Alyra ingin sekali mendekati Axello dan menyerahkan langsung minuman botol dingin itu pada dia. Pikirnya mungkin Axello tak akan menolaknya lagi karena dia sudah kehausan hampir kehabisan tenaga. Tapi yang Alyra lakukan sekarang masih tetap sama ia tidak bisa memasukinya dengan bebas kecuali ia merupakan anggota tim futsal jika hanya sebagai penonton bukan lah kepentingan yang berguna jika ingin menggangu saja para pemain yang sedang lagi fokusnya. Dengan begitu sadarnya Alyra seakan mengerti dirinya harus bagaimana. Tak ada cara lain yaitu dia memilih untuk menyamar sebagai anggota cadangan tim mereka. Segera Alyra pun bergegas mengganti penampilannya terlebih dahulu agar terlihat sama dengan mereka.

Hingga dironde kedua. Ale yang sebagai partnernya Axello, si cowok berambut cepak itu harus mengalami cidera disalah satu kakinya karena musuh mulai bermain licik demi kemenangan yang akan diraihnya.

Ale mengaduh kesakitan sebentar. Untungnya tidak terlalu parah mungkin kesandung oleh kaki salah satu mereka tadi yang menyenggol temannya Ale membuat cowok itu terkena kaki temannya sendiri. Padahal musuh itu memanfaatkan teman dari anggota Axello agar terlihat tidak kompak.

Mylovelly Where stories live. Discover now