Part 2 - Wanita Pilihannya

Mulai dari awal
                                    

***
Sudah setahun berlalu. Syafril tak mendapat satu kabarpun mengenai Mindy. Apa kabar dia sekarang? Apakah dia sudah menikah? Dan pertanyaan lain yang muncul di benak Syafril. Sampai ia menerima panggilan yang membuatnya berakhir disini.

Riubi Cake's, Kemang, Jakarta Selatan. Tempat dimana ia janjian sama Audrin. Sudah lama mereka gak ketemu. Apa mau dikata, semua pada sibuk. Setelah menunggu lima menit, yang ditunggu akhirnya datang. Cewek yang kini berambut bob dengan dominasi warna merah maroon.

"Baru putus cinta lo? Rambut  jadi pendek banget."

"Ketimbang putus cinta, gue lagi kasmaran."

"Oh ya?"

"Sama dokter di rumah sakit. Kata orang-orang, dia suka cewek berambut pendek. After gue potong ini rambut nih ya, dia malah bikin pengumuman mau nikah bulan depan. Nyesek cuy. Karena menyesal rambutnya gue warnain deh, biar kelihatan kece."

Syafril tertawa lebar. Sudah lama gak dengar ocehan Audrin yang mengocok perut. Saat pramusaji datang, Audrin memesan cheesecake dan Milo dingin. Sedang Syafril memesan segelas kopi dan tahu goreng. As usual, dia gak bisa lepas dari gorengan. Lebih suka yang asin ketimbang yang manis.

"Gue gak sengaja lihat Mindy di rumah sakit. I don't know mau ngapain."

"Lo yakin itu Mindy? Gak salah lihat?"

"Wait."ujar Mindy sambil mengambil handphonenya dari dalam tas. Dicarinya sesuatu dan ditunjukkannya pada Syafril. Kini cowok itu percaya kalau yang dilihatnya adalah Mindy, mantan kekasihnya.

"Up to you aja sih. Gue ingat lo pernah curhat soal rasa penasaran lo soal keberadaan Mindy. That's why gue langsung ngasih tahu lo."

"Thanks, Drin. I appreciate it."

"Lo kepikiran sesuatu? Ada masalah dengan foto itu?"tanya Audrin sebab cukup lama Syafril memandangi foto itu.

"Kenapa ya dia di rumah sakit?"

"Kalau itu sih, gue juga gak tahu."

"Gue curiga terjadi sesuatu sama dia."

Syafril sangat mencemaskan Mindy. As he know, Mindy gak punya masalah kesehatan. Mereka sudah pernah Medical Check Up beberapa minggu sebelum tunangan. Ya, untuk memastikan gak ada masalah kedepannya.

"Mas, apa mau gue cari tahu? Gue khan Staff IT di rumah sakit. Gue bisa kok minta tolong teman buat akses informasi tentang Mindy, even itu hal yang ilegal."

"Oke, I count on you. Thanks, Drin."

"All the time. Tapi lo janji ya gak bikin masalah."

"Masalah gimana maksudnya?"

"Lo kan udah nikah mas. Juga udah punya anak. Jangan lagi berharap buat main sama perempuan lain. Kalau dulu sih, gue sama yang lain gak  setuju lo nikah sama Eval. Sekarang udah beda. Kami ada di pihak yang benar."

"Astaga, Drin. Gue khawatir murni karena rasa bersalah."lirihnya. "Dia tuh pergi udah kayak orang kabur. Gak pake kata pamit."

"Yah, asalkan lo sadar diri sih. Emang kalau udah tahu mau ngapain sih?"

"Cuma mastiin doang, kalau dia deal with her life. Gak adil kan kalau dia menderita sementara gue full of happiness?"

"I see. Harusnya sih lo yang kena karma."

"Kalau kalimat itu keluar dari mulut lo, nyesek juga ya."

Audrin terkekeh. Mau selama apapun mereka gak ketemu, Audrin tetaplah receh. Bicara dengan segala ceplas ceplosnya. Cewek paling powerful yang bisa melakukan semuanya sendiri. Si paling mandiri.

Selama bersama Audrin, Syafril bisa lupa  dengan Mindy. Tapi tidak ketika ia seorang diri melintasi jalanan macet menuju ke rumah. Setibanya di rumah, ia disambut oleh sumber bahagianya. Eval dengan segala kelembutannya.

"Aku harus gimana, Ev."ujarnya sambil memeluk wanita itu erat.

"Ada masalah di kantor?"

"Hmm, nanti aku cerita deh. Kamu pasti siapin makanan walau aku bilang mau makan diluar."

"Iya, sayang. Takutnya kamu lapar lagi."

"Ya udah. Aku mau makan. Masakan kamu kan gak ada duanya. Aku ganti baju dulu."ucapnya sambil melangkah ke kamar tidur. Mencari baju rumah yang menggantung di balik pintu. Dalam waktu singkat, Syafril sudah siap untuk makan malam. Ya, makan malam lagi demi sang istri.

Dering handphonenya bikin ia meraih benda itu. Membuka pesan dari Billy yang membuatnya tambah kepikiran.

Makan malam ini gak bisa lagi dinikmati.

—-UBI—-

Kekasih Buat KekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang