Part 1 - Dia Telah Mendua

115 11 5
                                    

..............
[BELUM DIMULAI TAPI SUDAH KANDAS]
.............

Pernikahan itu sakral dan sehidup semati. Ada tekad kuat  bagi pasangan kekasih untuk menikah yang sekali seumur hidup. Bilapun pisah, kematianlah yang memisahkannya. Harapan terbesar adalah menua bersama sampai rambut memutih.

Sudah satu jam berlalu. Mindy masih mengobrol dengan agen properti sambil melihat setiap sudut rumah. Semua harus clear biar gak nyesel di kemudian hari. Terlebih, ini menyangkut rumah yang akan ditinggali dalam  waktu yang lama.

"Thanks ya Mbak, I will call you then. Ini sudah clear sih. Nanti saya kabari lagi."

"Sama-sama, Mbak Mindy. Kalau gitu, saya pamit duluan ya. Soalnya ada calon pembeli untuk rumah di gang sebelah."

"Ah, iya."

"Ayo, Mas Syafril."

"Iya, Mbak. Makasih banget ya."

Mindy duduk disampingnya. Syafril meraih tangan itu dan menggenggamnya. Ini seperti mimpi. Tidak lama lagi, keduanya akan memasuki hidup yang baru. Penantian panjang setelah delapan tahun.

"Di lantai 2 ada kamar juga tahu. Nanti bisa buat kamar anak. Rumah ini udah yang paling bagus. Kita pilih yang ini aja ya?"

Syafril mengangguk. Mindy terlihat sangat bahagia. Ya, Syafril udah bikin dia menunggu lama. Setelah mendapat gelar dari pendidikan Diploma, Syafril melanjutkan pendidikan untuk gelar yang lebih tinggi yaitu sarjana. Bertambahlah tiga tahun Mindy harus menunggu.

"Mindy, I think ada yang harus kita obrolin."

"Hmm, ya.  Kamu mau ngomong apa?"

Mindy jelas bertanya-tanya. Untuknya, semua sudah clear. Soal kesehatan, tidak ada masalah. Mereka juga sudah saling berjanji akan menerima satu sama lain jika pun tidak diberikan keturunan. Soal pekerjaan, Syafril cukup mapan dengan pekerjaannya sebagai Staff di BUMN. Keluarga sudah saling mengenal dengan baik.

"Just to be clear, aku pernah punya kekasih lain and you don't know about it."Mindy tersentak mendengarnya.

Raut wajah itu berubah masam. Sorot mata yang kosong dengan ekspresi yang tak terbaca oleh Syafril. Yang dia tahu, Mindy pasti tidak menyangka.

"Yang mau kita jalani adalah masa depan. Aku ngaku salah. Dan berharap banget, nget, kamu mau maafin aku. Kamu tahu kan istilah, jangan melihat seseorang dari masa lalunya. Kasih kesempatan seseorang untuk berubah."

"Min, are you ok?"lanjutnya sambil memeriksa wajah tunangannya itu.

Syafril berniat menyentuhnya, tapi dia menghempaskan tangan itu. Dia berlari ke toilet. Memuntahkan makanan yang dimakan pagi tadi. Muncul ketakutan yang sangat besar di dalam dirinya. Dia menahan segala sakit itu dan kembali menemui Syafril. Pria itu sedang menunggu dengan wajah cemas.

Namun, pandangan Mindy padanya tak lagi sama.

"Kamu beneran gak apa-apa?"

"Ya, aku baik-baik saja."lirihnya sambil membuang nafas. "Berapa kali?"

"Ha?"

"Berapa kali kamu punya kekasih, pacar or something like that?"

"Min, apa itu penting?"

"Jawab pertanyaanku. Sebaiknya kamu jawab dengan detail dan jujur."

Syafril menelan ludah mendengar ketegasan itu. Dihembuskannya nafas sambil berpikir keras. How to explain it well.

"Dua kali. Pertama, sama staff di kantorku yang lama. Hanya sebentar, soalnya aku langsung pindah ke kantor yang sekarang. Kedua, sama cewek yang ketemu via dating apps."

Kekasih Buat KekasihkuWhere stories live. Discover now