Pembunuhan Nessa Lee

85 7 0
                                    


KARNA MUNGKIN AKAN ADA HAL HAL YANG BERBAU DENGAN DARAH UNTUK KALIAN YANG MEMILIKI TRAUMA DILARANG JERAS UNTUK MEMBACA⚠

Jangan lupa vote, komen dan follow instagram @shivavhisanipa04

Happy reading💗

Vhisa berjalan di lorong sekolahnya dengan keadaan yang belum membaik sepenuhnya, tapi percakapan murid murid sebayanya yang ketika bertemu dengannya langsung saja mengkait-kaitkan dengan Maika langsung membuatnya tersenyum penuh kebanggaan.

"Kau melihat berita pagi tadi? Tarana terbunuh dengan bekas luka yang mengerikan di punggungnya."

"Benarkah? Apakah kau berpikir selanjutnya adalah Vhisa?"

"Apakah Maika mengincar mereka semua untuk di bunuh?"

"Bukankah Maika adalah pembunuh bayaran? Lalu siapa yang membayar Iblis itu?"

"Kau lihat Vhisa terlihat biasa saja, apakah dia tidak ketakutan? Ahh Nessa juga biasa saja. Kau tidak melihatnya?"

"Yaa! Apakah kalian tidak melihatnya, Vhisa baru saja melewati kita!"

Vhisa tersenyum, setidaknya mereka mengira kalau Vhisa adalah incaran yang akan di bunuh. Ouhhh benarkah akan di bunuh?! Tidak mungkin bagi Vhisa untuk membunuh dirinya sendiri.

Vhisa sudah membuat janji dengan Nessa jadi setelah pulang sekolah tiba dia berjalan seorang diri untuk menepati janji dengan Nessa.
Sebuah kotak kaca yang memiliki ukuran cukup besar itu sudah menjadi satu satunya benda yang sejak pertama Vhisa jumpai. Ini adalah sebuah tempat latihan kolam renang yang sudah tidak lagi terpakai.
Tunggu besi apa yang di gantung di atas itu, ahh iyha Vhisa sudah menyiapkan sesuatu.

"Vhisa-a" Nessa Lee nampak baru saja datang, "Kau sudah lama? Kenapa kau datang sangat awal?"

"Aku tidak ingin kau yang menunggu." Vhisa yang mengatakan itu. Kalimatnya bisa mengundang senyuman di bibir Nessa untuk terbit. "Untuk apa kau membuat janji denganku di sini?"

"Ahhh ayolah! Tidakkah kau memantau sosial mediamu? Aku ingin membuat sebuah video untuk para penggemarku, jadi aku harus membuatnya sekarang, kau yang merekamnya yaa." Nessa meletakkan tas-nya dengan gamblang dan melemparkannya ke sudut ruangan. Gadis itu tidak tau saja kalau Vhisa sebenarnya sangat kesal bahkan marah padanya.

"Kenapa sempat sempatnya di saat kita seharusnya berduka, kau malah ingin membuat penggemarmu yang tidak seberapa itu tersenyum? Aku bahkan tidak melihatmu di pemakaman Yuna, Sofia ataupun Tarana. Kau sudah tidak memperdulikan mereka lagi?" Vhisa mulai mengatur arah kameranya.

Kalimat demi kalimat yang tadi Vhisa ucapkan membuat Nessa sempat menghentikan kegiatannya untuk masuk kedalam kotak kaca besar  itu.

"Sebenarnya aku membenci mereka." Vhisa langsung mengarahkan atensinya kepada Nessa. "Tidakkah kau berpikir kau selalu di abaikan oleh mereka? Aku bersyukur Maika membunuh mereka. Ayolah Vhisa harusnya kau tidak mengingat mereka setelah mereka mati di tangan pembunuh itu." Vhisa dengan sarung tangan laboratoriumnya menggenggam kamera itu dengan sangat keras.
"Sudah! Cepat arahkan kamera itu kepada ku! Aku tidak memintamu untuk membuatku kesal!" Nessa berhasil membuat Vhisa geram dan marah kali ini.

Setelah itu, setelah sebelumnya Nessa masuk kedalam kotak kaca itu, Vhisa sudah lebih dulu memperbesar wajah Nessa.

Satu tetesan dari atas langit-langit membuat Nessa tidak perduli, tapi semakin lama semakin banyak sekali tetesan demi tetesan yang jatuh, saat Nessa memutuskan untuk mendongak dan dia langsung menggeram kepanasan saat satu tetesan lilin itu mengenai tepat di bola matanya.

Vhisa tertawa bagaimana semua lilin yang sudah dia bakar berhasil jatuh dan mengenai beberapa bagian tubuh Nessa. Vhisa yang masih dengan kameranya langsung menikam leher Nessa saat wanita itu hendak keluar dari kotak itu.

"Aku Maika! MAIKA ITU AKU! Dan kau sudah menjadikanku kambing hitam dan suruhanmu?! Kau pikir aku akan diam saja?!" Vhisa mendorong begitu saja Nessa yang memegang lehernya mencoba untuk menghentikan aliran darah yang keluar.
"Kau tau Nessa? Kau adalah Bajingan Tengik yang tidak ada keahliannya sama sekali! Kau tidak cantik! Kau tidak menarik! Daripada mencoba untuk berharap Park Ji Min bisa kau miliki lebih baik kau mati!"

Saat Vhisa melangkah pergi beberapa langkah, semua lilin itu jatuh dan memenuhi kotak kaca besar itu dengan penuh. Vhisa tersenyum saat bagaimana Yeji, Karina dan Isa keluar dari beberapa sudut.

"Tidakkah kalian merasa kasihan?" Tanya Isa menatap bagaimana wajah Nessa yang sudah kaku karna lelehan lilin yang sudah memenuhi kotak kaca besar itu dengan posisi Nessa dengan mulutnya yang terbuka dan kedua bola matanya yang mengeluarkan darah. Jangan lupakan juga dengan lelehan lilin itu yang sebagiannya berwarna merah karna darah Nessa.

"Untuk apa mengkasihani seseorang yang sama sekali tidak tau caranya menghargai dan menganggap seseorang itu ada di sebelah mereka?" Vhisa menatap Tubuh kaku Nessa tanpa berkedip. "Aku selalu berusaha untuk selalu ada di sisi mereka, tapi kenapa mereka menganggap aku seolah-olah adalah orang gila yang sama sekali tidak mempunyai akal pikiran?
Hanya karna aku terobsesi dengan perrasaanku pada Jaehyun bukan berarti aku gila dan tidak ada bukan?" Lanjut Vhisa.

"Sangat di sayangkan kita harus membakar tempat ini, padahal dia terlihat mengesankan jika kita menaruhnya di jalan raya atau sekolah anak anak." Yeji tersenyum menatap kagum.

"10 menit lagi gedung ini akan terbakar. Sebaiknya kita segera pergi dari sini." Karina berjalan terlebih dahulu setelah mengatakan itu. Di ikuti oleh Yeji dan Isa.
Sedangkan Vhisa menatap Nessa dengan perrasaan yang sulit untuk di jelaskan. Kilas balik demi kilas balik kejadian yang sempat dia lakukan dengan Yuna, Tarana dan Nessa berputar bagaikan kaset rusak dalam kepalanya. Bagaimana mereka tertawa sangat riang sambil membuat drama tanpa dialog yang bagus tapi menghasilkan banyak sekali penonton. Bagaimana mereka bertiga menonton film horor bersama. Bagaimana mereka tidur di satu tempat yang sama. Tawa dan duka mereka bertiga lewati bersama, tapi setelah Sofia datang, semuanya tidak berjalan seperti dulu lagi, semuanya berubah dan banyak sekali janji yang di ingkari bahkan di buat tanpa hadirnya Vhisa. Itu yang membuat Vhisa benci.
Jadi daripada merelakan Yuna, Tarana dan Nessa melupakannya, lebih baik mereka yang di lupakan, benar bukan?  Tanpa berpikir panjang, Vhisa langsung berjalan menjauh, melangkah meninggalkan tubuh kaku Nessa yang sepertinya sudah menyatu dengan kotak itu.

Vhisa berhasil keluar dan menjauh dari gedung itu, dan dipersekian detik selanjutnya, gedung itu meledak dengan sebuah tangan yang tiba tiba terpental kearahnya. Vhisa mendongak menahan sesuatu yang ingin turun dari pelupuk matanya.

"Selamat tinggal Nessa Lee. Tarana Kay. Anh Yuna. Semua ini tidak akan terjadi jika kalian tidak mengkhianati.
Semuanya akan selalu di ingat meskipun sukar dan tak sudi untuk di pikirkan kembali. "

/////

#jodohrenjunkiyowok💝

Scaramanga | Jung Jaehyun✔Where stories live. Discover now