Bagian 27

164 31 4
                                    

Tiga hari sudah berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga hari sudah berlalu. Fay masih menunggu kabar dari pujaan hatinya dengan sabar. Walaupun sedang galau, ia berusaha tetap fokus menyelesaikan revisi skripsi sesuai hasil sidang.

Kebetulan wisuda gelombang dua akan dilaksanakan sekitar satu bulan lagi. Setelah menyelesaikan hasil revisi, akhir minggu ini kemungkinan ia akan pulang ke kampung halaman dan berhenti kos.

Mengingat hal tersebut, Fay merasa sedih. Berat sekali meninggalkan tempat yang sudah ia tinggali selama empat tahun terakhir. Lebih berat lagi dirinya harus kembali ke rumah dan menghadapi masalah perjodohannya dengan Ayyas.

Hh, Fay benar-benar ingin tetap di sini bersama Putra. Bukankah keinginannya tidak berlebihan?

Tentang Ayyas, dia sudah pulang, tepat sehari setelah kejadian itu. Fay bahkan mengabaikan semua pesan dan panggilannya hingga sekarang, termasuk pesan keluarganya yang tak akan ia balas kalau itu mengenai Ayyas.

Fay ingin bercerita, tapi Zemima sedang mudik dan belum juga kembali. Ia menahan diri untuk tidak memberi tahu sahabatnya agar tak khawatir. Ghaisan juga sedang sibuk dengan pekerjaannya di akhir bulan, Fay tidak mungkin menghubungi Gerlad karena kakak pertamanya itu sudah menikah dan mereka tidak terlalu dekat.

Mengambil ponselnya, Fay mendapat pesan dari Deri. Dirinya memang beberapa hari terakhir sering menghubungi lelaki itu untuk mengetahui kegiatan Putra.

Deri: Putra lagi ke kampus buat nyerahin laporan KKN
Deri: Katanya mau ketemuan sama temennya di isola

Segera, Fay berjalan ke arah toilet untuk mencuci muka. Pagi tadi dirinya sudah mandi dan memilih kembali bergelung dengan selimut. Suasana hatinya sedang buruk sehingga ia menunda menyelesaikan revisi nanti malam.

Ia harus segera menemui Putra, memberitahukan rencana kepulangannya dan menjelaskan secara langsung tentang Ayyas. Chat-nya tak pernah lelaki itu balas sama sekali.

Berjalan cepat ke arah kampus, Fay langsung menuju isola. Keadaan gedung tidak terlalu ramai karena baru minggu depan perkuliahan semester baru dimulai.

Tak jauh darinya, di sofa bawah tangga, ia menemukan keberadaan lelaki itu. Putra sedang mengobrol dengan teman satu kelompok KKN. Sesekali terdengar tawa dari mereka. Fay memutuskan menunggu. Ia memilih duduk di depan isola sembari bermain ponsel.

Setengah jam sudah berlalu. Embusan napas berkali-kali keluar dari hidungnya. Langkah beberapa mahasiswa yang keluar dari gedung membuatnya mengalihkan pandangan. Fay yang duduk di undakan tangga langsung bangkit. Ia sempat tertegun mendapati keberadaan Putra yang baru melewati pintu kaca tersebut.

Perasaan Fay mencelos saat lelaki itu membuang muka, lanjut berbicara dengan teman perempuannya. Tanpa sadar tangannya terkepal melihat Putra melewatinya, menuruni tangga.

Memberanikan diri, ia berjalan cepat untuk mengejar lalu meraih tangan Putra dan memanggilnya. "Putra."

Beberapa mahasiswa yang sedang bersama sang pujaan ikut berhenti dan menatapnya. Fay berusaha mengabaikan rasa malunya. Putra sendiri sempat melirik teman-temannya kemudian mengembuskan napas berat. "Kalian duluan aja, entar gue nyusul."

Cutie Fay (Pre Order)Where stories live. Discover now