Bagian 2

287 49 21
                                    

Adakah yang tahu bagaimana cara hati bekerja?***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adakah yang tahu bagaimana cara hati bekerja?
***

Tiga hari sudah berlalu, tapi Putra masih tidak menyangka dengan surat dadakan yang kini berada di genggamannya. Hampir setiap waktu ketika tak ada pekerjaan, ia akan membuka dan kembali membaca ulang.

Entah apa tujuan gadis itu memberikannya surat. Putra masih tidak percaya, Fay benar-benar menyukainya. Zaman sekarang, banyak orang yang melakukan sesuatu tidak dari hatinya, bahkan teman-teman sekelasnya kerap mengambil foto atau video tanpa izin demi sebuah konten.

Jadi, bagaimana mungkin dirinya percaya begitu saja?

Bisa jadi gadis itu kini tengah mentertawakan kebodohannya. Putra masih ingat bagaimana raut terkejutnya tiga hari lalu.

"Put, mau ke rumah sakit nggak hari ini?"

Suara Tiana terdengar. Ia sudah menyantolkan tas karena mata kuliah sudah berakhir lima menit lalu. Dosen mata pengampu sudah keluar ruangan diikuti beberapa mahasiswa yang lain, berbeda dengan Putra yang malah terjebak dengan ingatannya pada gadis bernama Fay.

Ah ya, rumah sakit. Kemarin ia tidak bisa datang menjenguk karena mengejar deadline untuk tugasnya. Kesibukannya membuat Putra mulai jarang mengunjungi gadis itu, pujaan hatinya yang sedang terbaring tak sadarkan diri.

Namanya Jikara Aulia Nismara. Teman satu kelas Putra sekaligus sosok yang ia sukai sejak duduk di semester pertama perkuliahan. Jikara tentu tahu perasaannya, tapi tak bisa membalas karena sudah memiliki kekasih. Putra jelas kalah telak. Kekasih gadis itu merupakan seorang ketua Himpunan dari Fakultas Ekonomi, berlawanan sekali dengan dirinya yang bukan mahasiswa aktif di kampus.

Dua bulan lalu, Jikara mengalami kecelakaan tragis hingga menyebabkan koma. Hati siapa yang tidak hancur mengetahui orang yang dicintai berada dalam kondisi kritis? Namun, Putra tidak bisa melakukan apa pun selain hanya bisa berdoa dan terus menceritakan berbagai hal, berharap alam bawah sadar gadis itu dapat mendengarnya.

"Gue mau ke ruang akademik dulu, Na. Mau minta surat buat observasi. Abis itu langsung ke RS. Lo sendiri gimana?" tanya Putra sambil memasukan binder ke tas.

Tiana menggeleng dengan raut penuh penyesalan. "Gue ada kerkom terus ada kumpulan Asleb sore nanti, jadi nggak bakal sempet kayaknya."

Putra mengerti bagaimana kesibukan temannya yang merangkap sebagai sahabat Jikara. Dulu, gadis itu sempat syok dan berubah murung selama beberapa pekan setelah mengetahui kondisi sahabatnya, sama seperti dirinya yang pernah tak ingin melakukan apa pun karena begitu mengkhawatirkan kondisi Jikara. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai bisa menerima meski rasa khawatir itu masih kerap menghantui.

Setelah Tiana pamit, ia ikut beranjak dan menjadi orang paling terakhir yang keluar dari ruangan. Putra melangkah menuju akademik yang letaknya tak terlalu jauh dari gedung FKIP.

Cutie Fay (Pre Order)Where stories live. Discover now