Bagian 7

206 42 3
                                    

Berhenti mencintai adalah alasan untuk menyembunyikan luka dari patah hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berhenti mencintai adalah alasan untuk menyembunyikan luka dari patah hati.
***

Suasana di depan kosan cukup ramai. Pada malam hari, beberapa penghuni berkumpul untuk sekedar berbincang hingga bernyanyi diiringi petikan gitar. Tidak hanya para lelaki, ada juga perempuan yang ikut bergabung karena kebetulan tempat yang ditempati merupakan kosan campuran.

Suara gaduh terdengar hingga ke kamar Putra yang tengah merapikan ruangannya selepas menyelesaikan tugas ujian. Tadi, ia sempat pergi ke kamar Jendra untuk mencetak hasil pekerjaannya. Dirinya tidak memiliki mesin printer sehingga kerap menumpang pada temannya bermodalkan ikut membayar untuk membeli kertas dan tinta. Jendra pernah menolak tegas, tapi Putra yang masih memiliki rasa malu tetap memaksa sampai lelaki itu menyerah.

Kamar yang ditempati Putra tidak terlalu luas. Hanya berukuran sekitar 2 x 3 meter. Bangunan tersebut juga tidak terlalu mewah, malah termasuk kosan yang cukup murah dan pembayarannya bisa dicicil perbulan.

Selesai mengumpulkan kertas bekas yang berserakan di lantai, ia merapikan seperai yang acak-acakan. Kebetulan di kosannya tidak ada ranjang, hanya kasur busa yang bisa ia sandarkan ke tembok saat tidak terpakai. Di dalam ruangan, terdapat lemari plastik bertingkat tiga, kasur dan meja kecil yang sering ia gunakan untuk mengerjakan tugas serta menyimpan laptop.

Putra melangkah keluar untuk ikut berkumpul. Sebenarnya ia ingin segera beristirahat, tapi ada rasa tak enak jika tidak hadir sama sekali. Setidaknya ia hanya perlu duduk beberapa menit sebelum pamit untuk kembali ke kamar.

"Wey, anak rajin baru muncul," ujar lelaki berambut keriting yang sedang bersandar di tiang penyangga sembari menikmati sebatang rokok.

Di halaman kosan yang cukup luas terdapat gajebo berukuran sedang. Kalau siang hari, biasanya sering digunakan anak-anak untuk mengerjakan tugas bersama kelompoknya.

Putra mendudukan diri di sebelah Dewo yang nyanyiannya paling keras terdengar ke kamar. Beruntung lelaki asal Cilacap itu memiliki suara merdu sehingga tidak menganggu pendengarannya. Di kampus, Dewo merupakan anak band yang tergabung dalam UKM TMC, sebuah unit organisasi yang paling terkenal karena para anggotanya memiliki skill musik sangat baik.

"Rokok?" tawar Deri yang masih betah di posisinya, bersandar.

"Nggak, deh." Putra menolak dengan halus lalu mengambil kacang rebus yang masih hangat. Entah siapa yang sengaja membelinya, mungkin Jendra karena tadi sempat pergi membeli senar gitar yang putus.

"Put nyanyi, dong!"

Putra mengalihkan pandangan pada gadis berkardigan abu yang menatapnya dengan antusias. Bukan kegeeran, sebenarnya ia tahu kalau sejak dulu Dewi tampak tertarik padanya. Beberapa teman satu kosannya juga sempat mengatakan hal sama. Mereka bahkan kerap menggoda keduanya, tapi Putra tak menanggapi serius. Mereka bahkan pernah berkata kalau hidup Putra terlalu datar, pantas saja Jikara lebih memilih Langit.

Cutie Fay (Pre Order)Where stories live. Discover now