Chapter Seven

57 40 64
                                    

○○○

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

○○○

Kamu beruntung punya hal yang tidak pernah aku miliki tetapi selalu aku dambakan.

○○○

Sore hari di rumah yang sunyi dan hanya tinggal seseorang di dalamnya. Jika biasanya, orang lain akan menghabiskan akhir pekannya dengan jalan-jalan. Berbeda dengan Khalvi yang memilih untuk berdiam diri di  sambil bermain playstation.

Hanya ada playstation yang dapat menghiburnya. Di depan televisi Khalvi sering menangisi kesendiriannya. Ia merindukan papinya yang telah tiada. Meski papi selalu sibuk tetapi papi mengusahakan kebahagiaan Khalvi. Papi selalu berusaha merayakan hal-hal sederhana agar tidak teringat oleh maminya yang memilih meninggalkan mereka.

Merasa lapar karena seharian ini ia hanya mencemili makanan yang selalu ia sediakan di lemari makanan, Khalvi mematikan playstation nya, lalu pergi ke dapur. Ia merasa bosan makan, makanan instan di lemarinya.

Tanpa berpikir panjang, Khalvi mengambil kunci mobilnya dan pergi mencari makanan yang dijual di dekat rumahnya.

Di tengah makannya, dua pasang mata saling bertatap-tatapan. Khalvi melihat sesosok yang tidak ingin ia temui lagi setelah rasa sakit yang diberikan oleh orang itu padanya. Tanpa meneruskan makannya, Khalvi langsung membayar makanannya dan segera meninggalkan tempat makan itu.

Orang itu mengejar Khalvi dan menahan tangan Khalvi yang hendak membuka pintu mobil. Khalvi melepaskan tangan yang menahan tangannya itu. Khalvi masuk ke dalan mobilnya dan meninggalkan orang tersebut.

Orang tersebut langsung masuk ke dalam mobilnya untuk mengejar mobil Khalvi. Mobil mereka saling berkejar-kejaran.

Masa lalu Khalvi membuat Khalvi tidak ingin bertemu dan berurusan dengan orang yang sedang mengejar mobilnya. Rasa kecewa dan sakitnya sudah sangat dalam.

Air mata Khalvi mengalir saat ia berusaha untuk tetap fokus mengendarai mobilnya. Dadanya terasa sangat sesak.

Mobil yang Khalvi kendarai berhenti mendadak saat ia menginjak rem secara mendadak. Mobil orang tersebut berhasil berhenti di depan mobil Khalvi. Khalvi menghapus air matanya dan keluar dari mobilnya untuk menemui orang tersebut.

“Anda menghalangi jalan saya,” ucap Khalvi, berusaha tetap tenang meski hatinya terasa sangat sakit melihat wanita di depannya itu.

Khalvi menghindari wanita itu saat wanita itu ingin memeluknya.

“Khalvi...”

“Maaf, saya tidak ada waktu, tolong tidak mengganggu jalan saya,” pinta Khalvi, dingin.

“Mami ingin memeluk kamu dan berbicara dengan kamu sebentar saja sayang,”

FatamorganaWhere stories live. Discover now