Chapter Two

163 89 148
                                    

Aku yang aneh bertemu dengan kamu yang sempurna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku yang aneh bertemu dengan kamu yang sempurna.

○○○

Sebelah tangan kiri menopang dagu sambil mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran di depan ruang kelas, Queen mencoret-coret halaman belakang buku catatannya. Sisa-sisa jam mata pembelajaran terakhir memang selalu terasa membosankan.

Tidak lama kemudian, waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Bel pulang telah berbunyi. Guru yang menjelaskan didepan kelas pamit, sedangkan murid-murid membereskan alat tulisnya untuk segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

Di depan gedung sekolah, Queen mencari ciri mobil yang biasa pak Zen gunakan untuk mengantar jemput dirinya. Prosopagnosia membuat Queen tidak hanya membuat Queen kesulitan mengenali wajah, tetapi juga bentuk benda yang serupa. Queen selalu takut salah masuk ke dalam mobil orang.

Setelah berhasil menemukan mobilnya, Queen masuk ke dalam mobil yang pak Zen kendarai. Mereka segera pulang ke rumah karena Queen merasa sudah sangat lelah. Di dalam mobil Queen mendengarkan lagu-lagu kesukaannya yang dinyanyikan oleh Tulus.

Tiba-tiba mata Queen tertuju pada sebuah warung kopi yang sedang ia lewati. Warung kopi yang sama persis dengan lamunannya. Terdapat tiga orang siswa mengenakan seragam yang sama dengannya dan juga penjual bensin dekat warung kopi itu. Queen memejamkan matanya, ia berusaha untuk mengabaikan itu semua. Toh, dia juga tidak mengenal orang tersebut.

"Hahaha, lo terlalu repot mengurusi kehidupan orang lain, Uin," batin Queen.

"Pak berhentiin mobilnya sekarang juga," perintah Queen, yang tidak sanggup menahan dirinya untuk mengabaikan lamunannya yang akan menjadi nyata.

Tidak dapat menghentikan mobil yang dikendarainya secara mendadak, pak Zen menepikan mobilnya agak jauh dari warung kopi itu.

"Uin mau, mobil tetap nyala dan saat Uin masuk ke mobil bapak harus bawa mobilnya sekenceng mungkin," perintah Queen sebelum keluar dari mobil dan berjalan menuju warung kopi itu.

Pak Zen hanya mengiyakan perintah Queen. Ia menunggu Queen di dalam mobil.

Sebelum semakin mendekat ke arah warung kopi itu, Queen mengambil ember berisi air bekas batu es yang mencair milik tukang rujak.

"Ember saya mau diapain?" tanya bapak penjual rujak.

"Saya pinjam bentar pak," izin Queen, tidak menjawab pertanyaan tukang rujak itu.

Tukang rujak itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Queen. Lalu ia kembali melanjutkan melayani pembeli.
Queen semakin mendekat ke arah tiga orang siswa yang sedang berada di depan warung kopi itu sambil mengobrol.

FatamorganaWhere stories live. Discover now