Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]

🐰25🐰

Hening.

Lampu hijau ruang operasi itu mati bersamaan dengan keluarnya beberapa orang yang terlihat leleh, namun lega.

"Dokter!!! " beberapa orang yang duduk menunggu sejak tadi dengan terburu menghampiri dokter dan Lee Jong suk yang ikut serta dalam operasi Lalisa.

"Anda Ibu nya? Saya perlu membicarakan beberapa hal." Joo Mi mengangguk dan mengikuti dokter yang lebih dulu darinya, Jong Suk juga ikut.

"Apa kami boleh masuk? " Wendy bertanya pada salah satu suster yang keluar dari ruang operasi tersebut.

"Biarkan pasien istirahat dulu, kalian boleh menjenguk nya sejam lagi. " Suster tersebut sedikit membungkuk sebelum meninggalkan beberapa orang yang berharap bisa menjenguk Lisa sekarang.

"Ini lebih baik, meski belum bisa melihat nya kita tau kalau Lisa sudah aman sekarang. " Wendy duduk dengan sedikit menghela nafas berat, perasaan nya lega namun bayangan Lalisa yang sekarat beberapa saat lalu tak bisa hilang dengan mudah dari kepalanya.

"Kook, hey, kau baik² saja? " Rosé menepuk pelan pundak Jungkook yang hanya diam saja sejak mereka sampai kerumah sakit ini. Semuanya tak mungkin baik² saja setelah kejadian fatal beberapa saat lalu, tapi Jungkook terlihat sangat tertekan sekarang, Rosé hanya sedikit berinisiatif untuk membuatnya sedikit lega.

"Entahlah". Jawaban singkat Jungkook menunjukkan bahwa dia sangat tidak baik² saja sekarang. Semua kejadian yang menimpa Lalisa di depan matanya, tanpa bisa melakukan perlawanan pada orang bejat itu membuat Jungkook merasa sangat bersalah.

"Kau tau, Rosé?! Semua kejadian itu ku saksikan dengan mata kepala ku sendiri, tapi aku sama sekali tak bisa melakukan apapun. Saat itu rasanya dunia ku benar² kacau, pria bejat itu melakukan hal itu pada Lalisa tepat didepan mataku, tapi aku malah diam seperti orang bodoh, terkagum sampai tidak bisa bergerak untuk menghentikan hal gila itu." Air mata Jungkook jatuh untuk kesekian kalinya, bahu nya yang biasanya kokoh itu terlihat bergetar, isakan nya pun terdengar memilukan.

"Tubuh Lalisa yang membiru, belum lagi luka nya yang telihat lebih buruk dari sebelumnya sama sekali tak bisa hilang dari ingatan ku. Katakan Rosé, kalau seandainya kau yang berada di posisi ku sekarang, bagaimana perasaan mu? " Tatapan sendu yang Jungkook berikan untuk Rosé tak mendapatkan jawaban apapun untuk pertanyaan nya sebelumnya, Rosé memilih duduk di samping Jungkook.

"Kau juga tak pernah berada di posisi ku, jangan menyamakan keadaan seolah hanya kau yang terluka, Kook. Bagaimana kau menghadapi nya itu urusan mu. Kau juga harus tahu bahwa apa yang kualami tak bisa kau bayangkan, bagaimana perasaan ku pun kau tak akan tahu. "

Jawaban dingin dan sedikit kekesalan terdengar jelas oleh ketiga orang yang duduk berdekatan itu.

"Rosé, itu bukan salah mu, berhenti lah berkata seolah semua adalah kesalahan mu. " Wendy berdiri dan mengelus kepala Rosé yang duduk tepat di depan nya. Rosé lelah, baru saja dia mendapatkan ingatan nya tentang Lalisa yang sengaja di hilangkan orang tua nya, dia pikir bisa menebus dengan menghabiskan banyak waktu dengan Lalisa mulai sekarang tapi ternyata kejadian nya benar² out of planning.

"Wendy, menurutmu apa Lalisa bisa baik² saja? " Rosé bertanya dengan tatapan sendu pada Wendy. "Apa dia bisa kembali? " Rosé menangis. "Aku sangat kesakitan hanya dengan melihatnya, bagaimana dengan nya yang mengalami hal itu? Apa tak ada satu hal pun yang bisa kulakukan untuknya?"

Wendy diam, tak tahu jawaban seperti apa yang harus di berikannya, hanya dekapan yang di berikannya, membiarkan Rosé menumpahkan semua perasaan nya.

Jungkook memperhatikan Wendy yang kini menatapnya dengan senyum simpul, mengisyaratkan kesedihan yang Rosé rasakan. Jungkook sama sekali tak tahu siapa wanita yang bersama Rosé sedari tadi itu, tapi melihat tingkahnya yang begitu khawatir sudah pasti hubungan mereka cukup dekat.