Sweetness Piece - 26

32 8 14
                                    

SWEETNESS PIECE

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

BUKU paket setebal 800 halaman lebih itu sudah dicoret-coret oleh Fairel

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

BUKU paket setebal 800 halaman lebih itu sudah dicoret-coret oleh Fairel. Pemuda itu sedang giat-giatnya belajar untuk ujian-ujian nanti. Soal-soal pemantapan materi dan juga soal-soal UTBK mulai dilahapnya sejak seminggu yang lalu.

Bahkan pemuda itu juga sudah berhenti dari pekerjaan paruh waktunya di cafe dan mulai fokus belajar sesuai perintah sang ayah. Hidup pemuda itu sudah mulai dikontrol kembali oleh sang ayah. Oleh karena itu, Fairel kembali tinggal di rumahnya dan sudah sangat jarang berkunjung ke apartemen baru Ravel.

Galaksi yang berada di kursi sebelahnya, sejak tadi tidak mau diam, membuat konsentrasinya pada soal-soal sialan itu buyar.

"Lo kenapa sih?" ketus Fairel.

"Gue gugup, Rel."

Galaksi menghadap ke Fairel. Raut wajahnya menampilkan ekspresi gugup dan khawatir, bahkan keringat dingin menetes dari dahinya.

"Ini kan Try Out kayak kemarin, nggak usah gugup sampai segitunya." ucap Fairel mencoba menenangkan Galaksi.

"Bukan masalah itu." balas Galaksi dengan mengerutkan keningnya.

"Terus apaan?" tanya Fairel yang ikut kesal.

"Sepulang sekolah nanti, gue mau jalan sama Lily..." heboh Galaksi.

"Cih.. gue kira apaan."

Fairel pun kembali fokus kepada soal-soal di depannya itu. Meskipun pikirannya sudah melanglang buana memikirkan sesuatu hal yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.

Sweetness Piece

Halaman belakang sekolah dan pohon Tabebuya yang berdiri kokoh itu selalu saja menjadi teman setia Fairel saat istirahat. Setelah berkutat dengan soal-soal Try Out beberapa menit lalu, akhirnya pemuda itu dapat mengistirahatkan otaknya sejenak sebelum memulai pemantapan materi.

Dengan airpods yang menyumpal di kedua telinganya-memutar playlist musik favoritnya. Permen tangkai yang berada di dalam mulutnya itu membuat indera pencecapnya merasakan rasa manis yang menyebar.

Kedua mata pemuda itu terpejam menikmati sisa jam istirahat. Namun, detik selanjutnya ia merasakan sosok yang duduk di sebelahnya. Kedua iris mata nan indah itu sontak terbuka, kepalanya menoleh ke sebelah kiri.

Ah, rupanya Lily.

Gadis itu tersenyum ke arahnya dengan memberikan sekotak susu coklat dingin. Namun, kali ini Fairel melengos begitu saja meninggalkan gadis itu. Dengan cepat, Lily mencekal pergelangan tangan pemuda itu.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Donde viven las historias. Descúbrelo ahora