Sweetness Piece - 21

40 18 14
                                    

SWEETNESS PIECE

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

HARI Senin yang agak aneh, menurut Ravel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


HARI Senin yang agak aneh, menurut Ravel. Sekarang bagaimana tidak sangat aneh jika ia mendapati Fairel yang duduk di kursi depannya itu dengan tatapan menatap sop daging yang beberapa menit lalu dimasak oleh sang mama. Tentu saja, Ravel kan sama sekali tidak bisa memasak.

Setiap harinya Fairel memang selalu bermuka datar dan menyebalkan, tetapi baru kali ini ia melihat wajah sang adik yang memasang tampang linglung. Dan ia pun, tidak mengetahui penyebabnya.

Ravel menoleh ke arah sang mama. Bahkan perempuan paruh baya itu juga menatapnya seolah bertanya saat melihat gelagat Fairel yang aneh. Ravel mengedikkan bahunya, karena ia juga tidak tahu mengapa Fairel bertingkah aneh pagi ini.

"Fairel." panggil Violet.

Fairel tersentak kecil saat medengar namanya dipanggil oleh sang mama. Laki-laki itu menatap sang mama yang saat ini tersenyum sambil menatapnya.

"Makan dulu sarapannya, melamunnya nanti lagi." Ucap Violet dengan kekehan di akhir kalimatnya.

Fairel merasa malu karena sudah kepergok melamun oleh sang mama juga Ravel. Bahkan saudara laki-lakinya itu sudah tertawa pelan di sebelahnya.

"Buruan makan nya, bocah." Ledek Ravel sambil menyantap sarapannya.

Fairel mendelik ke arah saudara laki-laki nya itu. Violet tersenyum lembut menatap interaksi kedua putra nya itu. Sudah bertahun-tahun ia tidak pernah semeja makan dengan kedua putra nya itu. semua ini salahnya dan sekarang, ia ada di sini karena ingin menebus waktu yang telah terlewati olehnya.

Beberapa menit kemudian, Ravel dan Fairel yang sudah menyalami sang mama pun segera menyalakan dan memanaskan motornya.

Motor gigi yang dibeli menggunakan uang tabungan sang mama itu berhasil dibeli oleh Ravel dan Fairel. Padahal kedua laki-laki itu sudah bersikeras untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi, lebih baik mereka berdesak-desakan di angkutan umum daripada mereka harus menggunakan uang dari tabungan sang mama. Dan pada akhirnya motor gigi keluaran lama itu berhasil dibeli.

Ravel dan Fairel pun menggunakan helm yang mereka beli dengan harga yang paling murah. Bukan helm full face yang sering mereka pakai dulu, ataupun helm cargloss yang sedang ramai-ramainya saat ini. Tentu saja karena alasan keestetikan. Sungguh berbeda dengan keadaan mereka sekarang.

Setidaknya dengan ini mereka masih sangat bersyukur walau keadaan mereka seperti ini. karena lewat segala kejadian dan pengalaman di masa lalu mereka, membuat mereka semakin sadar bahwa Tuhan itu sangat adil. Tuhan membiarkan mereka melihat keadilannya dari sisi pandang mereka saat ini.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Where stories live. Discover now