"Telimakasih mommy" Haruto mencium pipi kiri Jenni dan langsung lari kabur ke kamar mandi

Junghwan pun melakukan hal yang sama, mencium pipi Jenni dan lari kabur sebelum mommy kan kembali mengamuk.

"Aish dasar" menggelengkan kepala melihat tingkah lucu sang anak dan keponakan.

"Oiya kak, penerbangan kita tinggal 2 jam lagi" Taehyung mengingatkan jam pemberangkatan mereka

"Iya, tunggu mereka selesai mandi dulu. Bagaimana pun kita harus tetap permisi dengan mereka. Supaya mereka tidak kecarian atau mungkin menangis nanti" lisa mengelus tangan sang suami

"Benar itu, lagian nanti kalo kita pergi tanpa pamit mereka akan merengek menyuruh Kita pulang" Minho ikut menyambung sedari percakapan adik iparnya itu.

Mereka sepakat untuk menunggu sang buah hati mereka. Hanya perlu waktu 15 menit keempat malaikat mereka turun.

Sudah tampak bersih dan rapi. Cantik dan tampan yang merupakan keturunan visualisasi dari orang tua mereka.

"Sini dulu ada yang mau mommy bilang" menepuk kursi di sampingnya

Keempat anak itu pun mengikuti arahan dan keempat orang dewasa itu. Mereka duduk anteng disana.

"Ada apa mommy?" Tanya yang paling tua mewakili mereka berempat

"Mommy, Daddy, mama dan papa akan pergi berangkat keluar negeri yaitu ke Paris. Hyunsuk dan Mashi tolong jaga Junghwan dan Haruto ya" pesan mommy Jenni

"Nanti Hyunsuk, Mashi, Haruto dan Junghwan dijaga sama bibi Kim selama kami pergi Paris" jelas Lisa sang mama

"Ingat, dengar perintah bibi Kim, jangan ngebantah dan jadi anak yang baik ya sayang" mereka mengangguk patuh. Jenni yang melihat itu pun mengelus empat kepala kesayangan mereka

"Daddy janji deh beliin oleh-oleh untuk kalian. Anak-anak Daddy mau dibelikan apa?" Minho menatap satu-satu anak dan keponakan nya

"Daddy-daddy hwanie mau donat yang banyak" Junghwan melebarkan tangannya dengan semangat. Dan membuat empat orang dewasa itu tertawa

"Luto Daddy, luto juga mau dibelikan mobil-mobilan yang becal" seru Haruto meniru gerakan tangan junghwan

"Iya sayang, nanti Daddy belikan untuk Junghwan sama Haruto" ucap Minho mengacak gemas rambut mereka berdua "kalo Hyunsuk dan Mashi ingin apa?" Beralih menatap kedua anak mereka yang besar

"Gak ada Daddy" Hyunsuk dan Mashi menggeleng kan kepala mereka kompak

"Loh kenapa?" Tanya Jenni mengundang rasa penasaran lainnya

"Kami cuman mau Daddy, mommy, mama dan papa pulang dengan selamat aja. Itu udah cukup untuk kami" jelas Hyunsuk dan dianggukin setuju oleh Mashi

Keempat orang dewasa yang mendengar penuturan anak yang berusia 13 dan 12 tahun itu pun tersenyum hangat. Bagaimana diumur mereka bisa memikirkan hal seperti itu.

Apalagi karena kesibukan kedua orang tua mereka, menjadikan mereka harus berpikir dewasa sebelum waktunya.

Mereka bersyukur memiliki anak-anak yang seperti mereka. Anak-anak yang selalu bersikap rendah hati, sederhana, dan sopan santun.

"Baiklah, Daddy, mommy, mama dan papa akan pulang dengan selamat"

"Janji?" Kedua anak itu menunjukkan keliling mereka

"Janji" Minho menautkan jari kelingking nya kepada kedua kelingking anak mereka

"Haruto, dengar papa ya sayang" Haruto yang mendengar nama nya disebut pun melihat kearah sang papa

"Haruto adalah anak laki-laki papa satu-satunya. Anak laki-laki harus kuat dan hebat biar bisa jaga kak Mashi, kak Hyunsuk dan Junghwan. Jadi Haruto, papa minta tolong. Tolong jaga kakak dan adikmu ya nak. Jangan Sampek mereka sedih dan menangis. Sayangi mereka dan lindungilah mereka seperti papa, Daddy mommy dan mamamu menjaga kalian. Oke jagoan papa" Taehyung menjelaskan secara perlahan kepada Haruto supaya Haruto ingat.

"Oke papa" seru Haruto semangat

Tak terasa, sudah waktunya jam keberangkatan mereka. Mereka pun saling memeluk anak dan keponakan mereka guna melepas rindu selama seminggu kedepan.

Keempat orang dewasa itu pun pergi dan semakin menjauh dari pandangan mereka.

Saat menjelang makan siang. Anak-anak menunggu makanan siap diruang tamu. Junghwan dan Haruto sibuk dengan mainan mereka. Sedangkan Hyunsuk dan Mashi sibuk menonton siaran tv.

"Breaking news: pesawat Boeing 737 yang melakukan perjalanan dari bandara internasional Incheon-soul menuju Paris dikabarkan hilang kontak disekitar perairan laut Bering-Rusia"

Bertepatan berita itu disiarkan bodyguard dan orang kepercayaan keluarga C.Though company datang ke hadapan mereka

"Nona, pesawat yang dinaiki oleh tuan dan nyonya mengalami kecelakaan. Mayatnya sudah ditemukan"

Langkah kaki menggema di setiap koridor rumah sakit. Detak jantung seakan menyertai kegelisahan mereka. Air mata terus mengalir membasahi wajah indah mereka.

Nafas dan rasa sesak menjadi saksi ketakutan mereka.

Sampainya di ruangan itu, mereka melihat keempat orang yang baru beberapa jam yang lalu menjanjikan kepulangan mereka. Janji yang mengharuskan mereka pulang dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun.

Perlahan kaki itu masuk, masuk keruangan yang tak ingin siapapun menapakkan kaki kesana. Kantung jenazah itu dibuka dan seketika dunia mereka pun runtuh. Raungan tangis kesedihan menggema disana. Bahkan kaki untuk menumpu berdiri sudah tidak sanggup.

Keempat anak yang baik itu sudah kehilangan separuh kebahagiaan mereka. Kehilangan sesuatu yang begitu berharga dan penting bagi mereka. Dan Sampek kapan pun tak akan pernah kembali.


.....

Rasa sesak itu muncul kembali dan air mata itu turut hadir menemani di hening nya malam ini.

"Papa, mama, mommy dan Daddy Haruto kangen" lirihnya dengan kepala yang mengadah keatas

"Itu pasti kalian kan?" Menunjuk ke arah bintang yang paling terang "bahagia selalu ya disana. Kami disini baik-baik aja. Papa tenang aja, aku bakalan selalu ingat pesan papa" meremat kuat besi pembatas yang berada di balkon kamarnya

"Sering-sering ke mimpi haru ya, supaya haru bisa melepaskan rindu sama kalian" menutup matanya

"Yaudah, haru mau tidur dulu. Selamat malam mama, papa, mommy dan Daddy" mengelap air matanya dan segera pergi tidur.




________________________________________

Dua Hati Where stories live. Discover now