"Aku— aku hanya... tidak bisa membiarkan bayi itu terluka. Dia punya senyum dan tawa yang cantik, pipinya sangat gembil dan kemerahan,juga memiliki rambut lebat yang halus. Aku— "

"Kau menyukai Somi ?"

Yoshi lagi-lagi memotong kalimat Hyunsuk yang terbata pelan, ia menunggu jawaban namun tak lama kemudian ia melihat Hyunsuk menggeleng pelan dengan kepala yang masih tertunduk.

"Aku tidak memiliki perasaan yang seperti itu, aku hanya..."

"Merasa bersalah karena menjebloskan suami-nya ke dalam penjara dan membuat bayinya lahir tanpa kehadiran ayahnya. Begitu ?" Sahut Yoshi

Dia kembali berjalan mendekati Hyunsuk, kedua tangaannya kini bahkan terangkat untuk mencengkram lengan orang di hadapannya "dengarkan aku baik-baik Choi Hyunsuk, kau tidak melakukan kesalahan apapun. Jeon Somi dan anaknya bukan tanggung jawabmu dan hidup Somi bshkan jauh lebih baik tanpa kehadiran Huang Renjun. Jadi berhenti merasa bersalah atas apa yang bahkan tidak sepatutnya kau permasalahkan. Urusi hidupmu sendiri dan buka matamu untuk melihat siapa dan apa yang akan menjadi masa depanmu"

Setelah mengatakan kalimat penuh penekanan, Yoshi akhirnya pergi meninggalkan Hyunsuk yang masih tetap terdiam di tempatnya.

Otak dan hatinya sama-sama bergemuruh ribut.

Apa dia harus mengikuti nasehat dari Yoshi ? Atau dia harus tetap mengikuti rasa bersalah yang terus menghantui-nya ?


000


Demi Tuhan

Karina rasanya mau guling-guling saja di lumpur bersama babi pinknya, dia terlampau nerves dan malu di saat yang bersamaan.

Saat ini ia sedang berdiri tepat di depan pintu gereja dengan tangan yang mengapit lengan sang ayah.

Serius ini dia mau menikah ?

"Karin-a.."

Karina menoleh dan mendapati senyum lembut nan tulus milik ayahnya "anak ayah cantik sekali"

Ingin menangis, dia terharu dan merasa sangat di cintai.. tapi ayahnya lebih dulu mengusap ringan bilah pipinya "jangan menangis, calon suamimu sedang menunggu di dalam sana. Berikan dia senyum terbaik dan sorot mata penuh cinta maka kau akan mendapat seluruh semesta yang dia miliki hanya untukmu"

Sebisa mungkin Karina tersenyum dan menahan air matanya, dia tidak boleh meneteskan air matanya.

Tak lama pintu gereja terbuka, Karina yang sempat menunduk sejenak kini mengangkat pandangannya. Dari balik veil yang dia pakai ia bisa melihat banyak sekali tamu undangan yang menatap ke arahnya dengan sebuah senyuman dan jantungnya berdetak semakin kencang saat netranya kini menangkap eksistensi calon suaminya tengah berdiri tegap di depan altar untuk menanti kehadirannya.

"Maaf dan terima kasih karena sudah menjadi putriku, Karina" ujar ayahnya dengan suara pelan.  Mereka sama-sama melangkahkan kaki menuju altar ayahnya itu berucap tanpa menatap ke arahnya "...appa menyayangimu"



Tes


Akhirnya liquid beningnya terjatuh saat itu juga. Tidak perduli akan riasannya yang akan rusak.. dia hanya terlampau haru dengan apa yang baru saya ayahnya itu ucapkan.

Langkahnya terhenti, ia dan ayahnya sudah sampapi tepat di depan Yoshi. Pria itu menatapnya dengan intens bahkan tanpa berkedip.

"Ku serahkan putriku Karina Yoo padamu Kanemoto Yoshinori. Jaga dan kasihi dia dengan sepenuh hati dan juga semampu yang kau bisia. Aku mempercayaimu" ujar tuan Yoo pada Yoshi sembari menyerahkan tangan Karina kepada calon menantunya.

Arrogant CEO (Yoshinori Treasure 💙 Karina aespa)  [END]Where stories live. Discover now