19

932 101 0
                                    

Saat ini dalia diminta untuk menunggu alcen di ruang khusus berlatih pedang karena alcen tengah dipanggil raja sehingga memintanya untuk menunggu sebentar.

"Kau sibuk akhir-akhir ini, aku jadi jarang melihatmu" ucap sbastian pada dalia.

"Bukan kah itu kalimat yang harus ku ucapkan pada pangeran?" Balas dalia karena akhir-akhir ini ia jarang melihat pangeran sbastian.

"Oh iya kau benar, aku memang jarang diistana akhir-akhir ini, tapi aku selalu melihatmu dengan pangeran yang lain." Balas sbastian.

"Ya.. pangeran memang sibuk, jadi aku hanya bisa bermain dengan pangeran yang lain." Ucap dalia.

"Aku tidak sesibuk itu elena... jadi sisakan waktumu agar aku bisa bersama mu, aku juga ingin berada didekatmu, bukan hanya mereka" ucap sbastian seperti merajuk. Dalia tanpa sadar mengusap rambut sbastian membuat sang pemilik terkejut namun nyaman dibuatnya.

"Tentu saja aku akan meluangkan waktu untuk pangeran juga" balas dalia, ketika ia sadar ternyata tanpa sengaja ia mengelus rambut sbastian, ia langsung menarik tangannya dari kepala sbastian namun ditahan olehnya, sbastian kembali menaruh tangan dalia diatas kepalanya meminta untuk dielus kembali.

"Sial, ini siapa yang ngebaperin siapa yang dibuat baper?" Batin dalia saat melihat tingkah sbastian yang berbeda dengan rumor yang beredar tentangnya.

Banyak yang mengatakan pangeran sbastian adalah pangeran tergalak diantara yang lainnya, ia juga yang paling tegas, dan sedikit tempramental, tapi kenapa bagi dalia ia terlihat seperti anak kucing yang kehilangan majikan.

"Kaka, seharusnya kau pergi kekota "D" bukan?" Seseorang mengejutkan mereka berdua yang ternyata adalah Alcen.

"Kau mengganggu momen ku saja" cibir sbastian pada adik keduanya.

" kau yang mengganggu waktu latihanku dengan elena" ucap alcen mendengus tak terima sbastian diperlakukan manis oleh dalia.

"Adik tak tau diri." Cibir sbastian.

"Kaka tau tau diuntung" balas alcen tak mau kalah, sementara dalia yang berada diantara kucing dan anjing ini hanya bisa menggeleng pasrah.

"Kalian seperti kucing dan anjing saja, selalu meributkan hal kecil" ucap dalia.

"Kalau begitu aku kucingnya" ucap sbastian.

"Silahkan, karena elena bilang aku adalah buaya" ucap alcen dengan bangga. Dalia sebisa mungkin menahan tawanya saat melihat alcen membanggakan dirinya seorang buaya. Mau dosa takut ngakak..

****

Alcen Annora, pangeran ketiga sang ahli pedang di Avantazia juga pemilik pedang Asmodeus. Pedang Asmodeus merupakan salah satu dari kelima pedang terkuat di dunia ini dan alcen pemilik termuda diantara kelimanya.

Pedang Asmodeus atau sering disebut pedang iblis kehancuran. Pedang ini berwarna merah menyala seperti darah, dalia sampai terkagum-kagum ketika Alcen menunjukan pedangnya, antara indah dan menakutkan berkolaborasi menjadi satu.

Alcen mengayunkan pedangnya menunjukkan beberapa jurus yang ia sukai, dalia berdecak kagum ketika melihatnya, seolah alam pun ikut serta dalam setiap gerakan alcen, itulah yang dalia rasakan.

Rambut panjang Alcen yang terikat sepenuhnya, hanya menyisakan beberapa helaian rambut depan ikut bergerak sesuai gerakan yang dibuat Alcen. Hanya satu kata yang dapat mendeskripsikannya yaitu, indah....

Dalia bertepuk tangan saat penampilan alcen selesai, pria itu hanya tersenyum simpul sambil mengelap keringat didahinya.

Mereka sudah melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelumnya, jadi mereka sudah dapat memulai pelatihan awal. Untuk pelatihan awal dalia masih memakai pedang kayu agar lebih mudah dan lebih aman.

"Sekarang genggam pegangannya paling depan" ucap alcen sambil memberikan contoh.

"Jangan di tengah apalagi ujung pegangan, karena kau tak akan sanggup menyeimbangkan beban dari pedang" jelasnya pada dalia.

"Cengkraman telapak tangan juga jangan terlalu ketat, tapi jangan terlalu longgar. Yang pasti pergelagan tangan mesti lentur seperti ini" alcen mempraktikan bagaimana cara memegang pedang yang benar, lantas bagaimana cara memutarnya. Sebetulnya cara memutar pedang mirip dengan memutar toya pada ilmu bela diri. Maka dari itu untuk mempermudah lebih baik belajar bagaimana cara memutar toya terlebih dahulu.

Satu hal kemiripan yang ia dapat antara memanah dan menggunakan pedang yaitu sama-sama harus rileks di bagian tangan untuk mempermudah pergerakan.

Untuk saat ini dalia masih belajar mengeluarkan pedang dan memasukannya kembali, terus berulang-ulang sampai tangannya lentur dan terbiasa. Setelah itu ia baru mulai memutar pedangnya. Mengeluarkan pedang-memutar-memasukannya kembali, kurang lebih gerakan itu yang ia ulangi terus menerus selama seharian.

Matahari sudah mau terbenam, waktu menunjukkan sekitar pukul lima sore dan mereka memutuskan untuk menyudahi latihannya.

Mereka terduduk dilantai ruangan sambil mengontrol nafasnya, pelayan sudah menyiapkan makanan dan minuman untuk menemani mereka selama latihan.

"Kau ulangi gerakan itu terus menerus agar lebih terbiasa" ucap alcen yang diangguki dalia.

Sebetulnya latihan beladiri adalah imoian dalia sejak kecil, namun biaya masuk perguruan bela diri tak bisa ia sanggupi sementara ia harus menghidupi ayah nya juga pada saat itu, maka ilmu bela diri hanya menjadi angan-angannya saja selama ini.

Tapi ternyata takdir berkata lain dan mempersilakan dalia untuk belajar bahkan dengan para ahlinya dan yang terpenting adalah gratis.

Mereka sudah kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Dalia merendam tubuhnya sambil rileks menikmati air hangat yang disediakan para pelayan untuk membanturileksasi otot dan persendiannya.Sambil berendam dalia mengulang gerakan yang tadi ia pelajari.

"Ternyata menyenangkan juga" batin dalia sambil tersenyum simpul meskipun matanya terpejam.

Maaf banyak typonya

Jangan lupa vote&follow&komennn jangan lupa mampir di ig @callista_ra mari berkawannnnn
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now