5

2.5K 263 7
                                    


Dalia belum menjelaskan apapun pada mereka semua, ditambah pangeran Alcen dengan brengseknya menganggap ini bukanlah hal besar. Andai saja ia tak mengatakan dalia adalah elena, mungkin situasinya tak akan menjadi seperti ini.

Saat ini dalia memiliki kebebasan tinggal di istana, itu adalah berita baiknya setidaknya ia tak kebingungan mencari tempat tidur untuk malam ini dan mungkin jauh lebih mewah dari yang ia bayangkan.

Dalia memasuki kamar yang kini menjadi miliknya di istana ini, kamar nuansa vintage dengan dominan berwarna coklat dan emas memberikan kesan mewah pada kamar ini. Ukuran kamar juga bisa dibilang sebesar rumah asalnya.

Dalia merebahkan dirinya diatas Kasur terempuk yang pernah ia rasakan, meskipun difasilitasi dengan mewah, hatinya tetap tak tenang. Ini bukanlah tempatnya tapi dalia juga bingung tempat seperti apa ini, karena terlalu nyata untuk dikatakan sebuah mimpi.

Dalia sudah mencubit wajahnya berkali-kali sampai berbekas, namun tetap tak Kembali kedunia asalnya. Dan juga dipikir-pikir ia belum tau alasan kenapa ia bisa masuk kedunia ini.

Ia percaya ada dunia lain atau mungkin kehidupan lain seperti kehidupannya di bumi tepatnya di dimensi lain, tapi ia tak pernah berfikir bahwa ia benar-benar masuk ke dunia itu. Secara tidak langsung ia menjadi saksi bisu akan keberadaan dimensi lain.

Ia terus berfikir, bagaimana cara nya keluar dari dunia ini. Apakah esok ia masih disini atau kembali kedunianya ia tak tau pasti bagaimana dengan sekolahnya disana jika ia lama tinggal disini. Apakah ia akan dianggap keluar dari sekolah atau bagaimana, entahlah ia tak dapat mencerna semua kejadian hari ini.

Dalia merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga, saat usianya dibawah 3 tahun, ibunya pergi dari rumah meninggalkan dalia bersama seorang monster.

Kepergian ibunya membuat sang ayah jadi melampiaskan segala amarah padanya, ia dijadikan samsak tinjuannya di usia nya yang masih dini, namun saat itu ayahnya masih membiayai sekolah dasarnya sementara untuk makan ia dipaksa untuk mencari uang sendiri.

Semasa SD ia berjualan makanan di kelas secara diam-diam dan hasil itulah yang ia gunakan untuk makan setiap hari, jika dagangannya tidak habis, berarti jualannya itu yang akan menjadi makananya.

Dan pada saat usianya 13 tahun ayah nya sudah tak mau membiayai sekolahnya untung saja ia masih memiliki tabungan sehingga masih bisa dipakai untuk daftar sekolah. Ia terus menjalani rutinitas berjualan di sekolah untuk membiayai makan dan sekolah.

Saat ayahnya tau penghasilan Dalia yang cukup akhirnya ia meminta Dalia untuk memberikan sebagian hasil jualan untuk ayahnya, jika tidak ia akan dijadikan samsak lagi bahkan Dalia sempat dijual oleh ayahnya pada seorang mucik*ri namun diselamatkan oleh ayah zora.

Setelah itu ayah zora melaporkannya kepihak berwajib dan ayah brengsek itu dimasukan ke lapas dengan hukuman penjara seumur hidup, namun beberapa tahun kemudian, ia dikabarkan tewas bunuh diri tepat saat ulang tahun dalia yang ke 16 tahun.

Entah apapun alasan kepergian ayahnya, ia sudah tak peduli, bahkan selama hidupnya ia tak berkesan sama sekali di kehidupan Dalia, meskipun begitu tetap ada rasa sedih karna ia sudah tak memiliki keluarga sama sekali dan bahkan entah sengaja atau tidak, mereka berdua pergi meninggalkannya saat Dalia tengah berulang tahun, entah itu dapat disebut sebagai kado ulang tahun atau bukan.

Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu dan menghancurkan lamunannya, dalia langsung membuka pintu perlahan dan melihat siapa yang mengetuk pintu.
Dilihatnya seorang pelayan membawakan baju untuk dalia pakai malam ini, dan beberapa pelayan lainnya membawa beberapa tumpukan baju untuk mengisi lemari yang ada dikamarnya untuk salin dalia selama tinggal di istana.

Setelah pelayan tadi pergi dan menyampaikan salam dari yang mulia raja agar dalia ikut makan di ruang makan istana malam ini, dalia pun langsung membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ia terima dari pelayan tadi.

Tak lama menghabiskan waktu, dalia sudah selesai dengan gaun yang ia kenakan saat ini, ia benar-benar tak habis pikir bagaimana orang-orang kerajaan bisa dengan nyaman mengenkaan pakaian ribet ini, tapi ia juga tak bisa berkomentar apa-apa bahkan di berikan tempat tidur saja sudah menjadi sesuatu yang begitu ia syukuri.

Ia melihat pantulannya di kaca, seketika ia melihat seorang putri kerajaan yang begitu cantik, ia tak percaya bahwa yang tengah ia kagumi itu adalah dirinya sendiri.

Ia menjepit sebagian poninya dengan jepit rambut yang entah milik siapa, namun meterialnya yang terbuat dari emas putih itu membuat kecantikan Dalia bertambah.

"Sempurna" bisiknya mengagumi diri sendiri.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk kembali pintunya dan langsung ia buka. Dilihatnya pelayan yang berbeda siap mengantar Dalia ke ruang makan istana.

Jarak kamarnya dan ruang makan cukup memakan waktu ditambah ia tak mungkin berlari dengan alasan agar cepat sampai. Ia ingat dimana ia sekarang, setidaknya ia mengikuti tatakrama yang di tegaskan disini. Jadi harus tetap slayyy....

Pelayan tadi sudah mengundurkan diri dari ruang makan istana dan terlihat jelas Dalia yang tengah berdiri mematung begitu pun dengan keempat pangeran yang terus menatap kagum kearah Dalia.


"Kau tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik" puji ratu Athena sambil mempersilakan Dalia duduk di sampingnya.

Keempat pangeran duduk di barisan kiri Raja sementara ratu dan dalia duduk di barisan kanan raja, dengan artian dalia duduk tepat di hadapan keempat pangeran yang terus memandanginya.

"Jangan menatap elena seperti itu, itu membuatnya tak nafsu makan" ucap ratu Athena karena sedari tadi keempat bujangnya terus saja menatap Dalia secara intens. Sontak keempat pangeran tersadar dan lanjut menyantap hidangan yang ada.

Dalia tak berbicara apa-apa, ia hanya fokus dengan apa yang dihidangkan dihadapannya hingga sang raja membuka suara.

"Elena kau tinggallah disini" titah sang raja seolah tak menerima penolakan, dalia yang kebingungan memilih untuk diam sambil menundukan kepalanya.

"Kenapa, apa kau keberatan?" Tanya raja, dalia hanya menatap kearahnya sebentar lantas kembali menunduk, bukannya ia tak mau, hanya saja kejadian ini begitu tiba-tiba, ia tak tau alasan mengapa ia kedunia ini, ia juga tak tau apa-apa tentang negara ini bahkan dengan Elena, yang tengah ia gantikan perannya saja ia tak tau apa-apa tentang gadis itu.

Melihat dalia yang hanya menunduk, ratu athena langsung mengusap tangannya meminta dalia untuk menatapnnya.

"Kami hanya tak ingin kau berkeliaran bebas di dunia yang sangat bahaya ini, tinggal lah dulu semaumu, jika kau benar-benar ingin pergi, pasti kami terima" jelas ratu athena dengan suara lembutnya yang menyejukkan hati. Dalia hanya tersenyum lantas mengangguk mengiyakan.

Entahlah Dalia tak tau apa yang akan terjadi setelah ini, esok ataupun seterusnya hidup benar-benar menjadi begitu misteri baginya.

hallo gimana kabarnya? dukung terus cerita ini ya......

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now