46.

19.9K 1.8K 30
                                    

"Lain kali ulangi lagi ya..." Kalimat itu menjadi awal dari percakapan yang dilakukan oleh Vernon sembari menjitak kepala Retta. Mereka sedang berjalan menuju toko selanjutnya untuk berbelanja.

Retta tersenyum lebar hingga memperlihatkan giginya dan mengangkat dua jarinya ke hadapan Vernon.

"Peach, Bang. Jangan sampai kak El tahu ya.." Ujar Retta dan mengedipkan mata sebelah kanannya. Vernon mendengus pelan dan menghalihkan pandangannya ke depan.

"Ngga janji."

Retta langsung menunduk lesu mendengar balasan Vernon. Miko, Selva dan seorang pemuda yang bersahabat dengan Vernon hanya menyimak percakapan keduanya.

Mereka sampai di toko buku, mejadi tujuan terakhir yang seharusnya Retta dan Selva datangi di mall ini. Tapi sepertinya kini akan dipercepat karena kedatangan tiga laki laki pengganggu menurut Retta.

°°°

Malam tiba, Retta dan Miko telah berada di pesta ulang tahun temannya. Mereka berjalan menuju kearah Selva yang sedang duduk sendirian. Retta melambaikan tangannya dengan senyum di bibir nya.

"Sudah lama?." Tanya Retta sebagai awal pembicaraan.

Selva menggeleng pelan, "Baru saja, kamu hanya sama Miko?." Ujar Selva sembari melihat sekilas Miko yang memakai setelan formal, lalu melihat Retta lagi.

Retta menganggukan kepalanya, "Hem, emang lo pikir siapa lagi." Selva langsung tersenyum menanggapinya dan menyuruh Retta duduk.

Retta mendudukan dirinya di samping Selva dan Miko yang pergi untuk menghampiri perkumpulan teman kuliahnya yang datang.

"Lo udah ketemu, Alice?." Tanya Retta pada Selva, Selva menoleh pada Retta dan menggelengkan kepalanya.

"Belum, acaranya belum dimulai. Jadi, Alice masih belum hadir."

Alice atau Alice Nathalion, tuan rumah dari acara ini. Dia yang berulang tahun, mereka mengenalnya sebagai orang yang riang dan ceria. Hampir mirip dengan sifat Retta.

°°°

15 menit acara telah dimulai, semua orang menikmati. Rata rata yang hadir adalah pengusaha yang bekerja sama dengan perusahaan ayah Alice, ada juga mahasiswa yang berkuliah di tempat yang sama seperti Alice, Retta contohnya dan sisanya adalah keluarga. Acara ini cukup besar, berada di gedung yang sepertinya di sewa khusus untuk malam ini.

Retta menatap kumpulan orang yang sedang mengobrol  dan bercengkraman ria dengan orang yang mereka kenal, sedangkan dia terlalu malas untuk melakukan itu. Apalagi Selva dan Miko entah sudah berada di mana.

Sembari menikmati jus yang ada di hadapannya, Retta memilih memakan cake atau makanan apapun yang bisa dimakan. Rasa bosan mulai menghampiri.

Tiba- tiba, seseorang duduk di sebelahnya. Membuat Retta sedikit terganggu, lalu dia menoleh. Menatap orang yang duduk di sebelahnya.

"Sendirian?." Tanya orang itu kepada Retta, nadanya datar dan tenang.

Retta sebenarnya agak terkejut, tapi menutupinya dengan senyuman canggung. "Tidak, tadinya bersama Selva dan Miko." Jawab Retta sekenannya.

Orang itu mengangguk dan berdiri, lalu mengulurkan tangannya di hadapan Retta.

"Mau ikut denganku?." Tawarnya dengan satu alis yang terangkat, tidak ada senyum di bibirnya. Raut wajahnya datar dan pancaran matanya sangat tenang.

Retta menimbang nimbang dan akhirnya mengangguk, dari pada dia bosan sendiri lebih baik ikut. Berdiri dari duduknya dan meraih tangan yang orang itu ulurkan.

Orang itu menuntun Retta menuju balkon yang berada di dekat Retta duduk tadi. Membuat keduanya dapat melihat keramaian pesta dan langit malam yang menampilkan bintang bintang. Keheningan melanda apalagi setelah orang itu melepaskan tautan tangan mereka.

"Apa kau menyukainya?." Tanya orang itu secara tiba tiba. Membuat Retta yang tadi melamun tersentak.

"T-tentu, disini indah." Jawab Retta agak kikuk.

Orang itu mengangguk, lalu keheningan kembali terjadi. Belum ada yang membuka percakapan kembali. Mereka hanya menikmati pemandangan langit malam yang di penuhi bintang bintang dengan pikiran yang berbeda beda.

"Re, bagaimana jika ada yang menyatakan cinta padamu?." Pertanyaan terdengan santai terucap dari belah bibir seseorang yang berdiri di samping Retta. Membuat Retta sedikit mengerutkan dahi.

"Kenapa Kakak menanyakan itu?." Balas Retta dengan bingung. Orang itu hanya menggeleng dan tidak mengatakan apa apa. Membuat Retta lagi lagi merasa canggung akan sikapnya.

Orang itu tiba tiba menghadap Retta dan memeluk tubuh Retta yang terbalut gaun berwarna merah muda.

"Re, aku menyukaimu." Bisiknya tepat di sebelah telinga Retta. Membuat tubuh Retta menegang.

"K-kak." Retta berusaha melepaskan pelukan dari orang yang memeluknya, namun pelukan itu malah semakin mengerat.

"Maukah kau menjadi kekasihku." Bisiknya lagi. Membuat Retta bingung dan gugup dalam satu waktu.

"K-kak."

"Jawab Re, ya atau tidak." Kata orang itu dengan pelan dan menenggelamkan wajahnya di bahu Retta.

"K-kak, l-lepaskan." Ucap Retta dengan pelan. Orang itu tidak langsung melepaskan dengan mudah. Membuat Retta yang bingung dengan perasaan malu bercampur gugup menengang.

"Kak Clovis."

Clovis Aloysius, salah satu sahabat Vernon. Orang yang menolong Retta saat terjadi kecelakaan 2 tahun lalu, orang yang meminta restu pada Elvaret, serta orang yang mencintai Retta sejak bertemu pertama kali di kediaman Adelard.

Ternyata meminta restu dari Affan tidak semudah itu, nyatanya setelah berjuang 2 tahun ini. Dia baru bisa mendapatkannya, walau sebenarnya tidak.

"Jawab Re, atau kau ingin aku memelukmu sampai acara ini selesai hm?." Ujar Clovis dengan suara yang teredam oleh bahu Retta. Retta tergelitik akan deru nafas Clovis yang menerpa kulitnya.

"K-kak, biarkan aku menjawab." Ucap Retta dengan gugup.

Clovis tetap mempertahankan posisinya yang sedang memeluk Retta, bahkan tidak mengendurkan sedikitpun pelukannya.

"Jawablah." Perintah Clovis dengan suara beratnya. Tangannya yang berada dipinggang Retta semakin bersiaga. Gugup? Jangan tanya.

"Aku mau." Kata Retta dan segera menenggelamkan wajahnya di leher Clovis.

Clovis mengeratkan pelukannya dengan senyum tipis yang mengembang di bibirnya. Pelukan yang tadi terasa canggung menjadi pelukan hangat. Ya, inilah akhir yang bahagia sesungguhnya.

Tbc.












Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Where stories live. Discover now