29.

30.4K 3.3K 26
                                    

"Ambil bukumu." Kata Elvaret dan menduduk kan dirinya di sofa yang tepat di dekat kelima pemuda yang sedang memangku laptop masing masing.

Retta menggaruk pipinya sendiri dengan canggung. "Di kamar saja kak." Ujar Retta dengan sedikit melihat kelima pemuda yang sedang sibuk.

Elvaret menggeleng. "Cepat." Titah Elvaret dengan nada tegas. Retta langsung menuju kamarnya untuk mengambil buku tugas

Setelah Retta pergi, keadaan menjadi hening dan canggung. Walau Elvaret masih memasang wajah datar serta sikapnya yang mungkin bagi ketiga orang itu kurang sopan.

"Kak Elva, bantu Lea." Panggil seseorang dari arah dapur. Lea berjalan kearah Elvaret sembari menunduk kan kepalanya.

Elvaret mengangkat satu alisnya. "Kenapa?." Tanya Elvaret pada adik sepupunya itu. Lea menongakkan kepalanya.

"Aku gagal membuat kue." Ujar Lea dan menggigit bibir bagian bawahnya, ugh rasanya pengin nangis.

"Nanti." Balas Elvaret membuat mata Lea berbinar. Lalu pergi menuju arah dapur. Dia sudah mendapatkan apa yang di inginkan nya.

"Kau tidak harus menuruti permintaannya, El." Kata Vernon yang mendengar percakapan kedua adik sepupunya.

Elvaret menoleh sekilas pada Vernon. "Urusan mu?." Ucap Elvaret sembari menarik sedikit ujung bibirnya. Malah terlihat seperti senyum miring. Vernon tidak menjawab, dia tahu. Pasti dia yang akan kalah jika melawan Elvaret.

°°°

"Takar dengan benar."

Seperti ucapan Elvaret beberapa saat yang lalu. Dia akan membantu Lea yang sedang belajar membuat kue. Setelah membantu Retta mengerjakan tugas sekolah, Elvaret langsung menuju dapur yang sudah seperti kapal pecah.

Tepung di mana mana, banyak adonan yang gagal di letakan di mana mana meja, kursi bahkan meja kecil yang seharusnya untuk menempatkan vas bunga.

Membuat kepala Elvaret rasanya ingin meledak. Ah, semua kotor dan banyak adonan gagal yang membuat Elvaret geram sendiri.

"Haah, jangan menambah takarannya bodoh." Elvaret memang tidak bisa bersikap lembut dan itu adalah karakter aslinya, wajah datar dan mulut tajamnya. Lea sudah tahu akan hal itu, namun tetap saja. Dia belum terbiasa.

Kedekatan keduanya terjalin karena Lea yang terkesan akan kue yang di buat oleh Elvaret. Dan dengan segala keberanian yang dimilikinya, dia meminta Elvaret mengajarinya. Elvaret langsung setuju akan hal itu, membuat Lea senang. Ternyata Elvaret tidak seburuk itu.

"Kak, perasaan udah bener kok." Ucap Lea, Elvaret menepuk dahi Lea peran.

"Nurut bodoh." Kata Elvaret dengan nada datar. Lea cemberut mendengarnya.

"Sabar kak." Ujar suara dari arah pintu dapur. Dia Retta yang melihat Lea sedang di bantu Elvaret dalam membuat kue. Dulu dia ada di posisi Lea dan mengingat hal itu membuat kepala Retta sakit sendiri.

"Diamlah." Balas Elvaret dengan datar dan menatap tajam Retta. Retta terkekeh dan berlalu keluar dari dapur yang lebih mirip kapal pecah.

°°°

Seperti hari hari biasa. Kegiatan di AHS hanya seputar masuk, belajar, istirahat, masuk lagi dan pulang.

Sekarang kita akan tahu, bagaimana suasana kelas yang di tempati oleh anggota Nyx. Sebelum itu, Nyx itu apasih? Nah, kalian pasti bertanya tanyakan. Walau sudah di beritahu di capter capter sebelumnya tentang sedikit informasi Nyx.

Nah, ini adalah penjelasan singkat tentang Nyx

Nyx didirikan sekitar 3 tahun yang lalu dengan jumlah anggota 4 orang. Retta, Chloe, Irena dan Katya.

Mereka sebenarnya bukan sebuah geng perempuan, tapi kebanyakan orang mengira mereka adalah sebuah geng.

Nyx itu hanya perkumpulan 4 orang yang menjadi sahabat, itu saja. Bukan geng badgirl yang suka tawuran okay.

Dan 11B IPA adalah kelas mereka sekarang. Kenapa sih kelas 10, 11 dan 12 cara penulisannya berbeda? Karena berbeda itu indah kawan, jadi tidak masalah bukan?

Okay, back to topik.

"Lo udah ngerjain pr belum, Ree?." Tanya Katya yang duduk di belakang Retta. Kelas mereka itu duduk sendiri sendiri btw.

Retta menoleh pada Katya, lalu mengangguk. "Udah, kenapa? Mau nyalin?." Ujar Retta sembari mengangkat satu alisnya. Mata Katya langsung berbinar.

"Boleh?." Ucap Katya dengan tangan yang di satukan. Retta menggeleng dan kembali membaca bukunya.

"Ngga."

Harapan Katya langsung sirna seketika. Katya membuang pandangannya dan menatap pintu yang terbuka.

"Rena, lo udah ngerjain pr belum?." Tanya Katya pada Irena yang baru saja memasuki kelas. Irena berjalan menuju tempat duduknya yang berada di samping Katya.

Lalu menoleh pada Katya. "Udah, lo belum?." Ucap Irena sembari merapikan rambutnya yang agak berantakan.

Katya mengangguk. "Iya, nyalin punya lo ya?." Kata Katya berharap. Irena mengerutkan kening sebentar lalu menggeleng.

"Ngga boleh, harus usaha." Padahal Katya sudah berharap pada sahabatnya yang satu ini loh. Tapi seperti kata, ekspetasi lebih indah dari realita sepertinya cocok untuk Katya.

Katya mendengus pelan. "Ngga setia kawan lo berdua." Ucap Katya dengan kesal dan membuka tasnya untuk mengeluarkan buku catatan dan pulpen.

Chloe yang sedang mendengarkan musik di pojokkan memilih menulikan telinga atas perkataan Katya. Tadi dia juga di tanya seperti itu oleh Katya, tapi memilih acuh seolah tidak mendengar pertannyaan Katya.

Irena menghela nafas pelan dan mengalihkan pandangannya dari Katya yang tengah kesal dan memilih membuka ponselnya.

Retta yang mendengar perkataan Katya tersenyum kecil. Dia tidak benar benar tega kok kepada Katya. Menaruh buku catatan nya di meja Katya walau pandangannya tidak menoleh pada Katya. Katya yang melihat Retta memberikan buku catatan nya langsung tersenyum sumringah.

"Terimakasih, Ree." Ujar Katya dan menyalin jawaban yang berada di buku catatan Retta.

Beginilah persahabatan yang saling mengerti, mereka tidak akan tega membuat satu sama lain di hukum hanya tidak mengerjakan pr.

Tbc.

•••

Loha, gue update sesuai jadwal, oke. Sorry, lama. Jujur gue sibuk baca cerita cina, bahkan sampai maraton.

See you....

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang