13.

39.7K 4.3K 11
                                    

Retta mendongak, melihat seseorang yang menabraknya. Seorang laki laki berperawakan proposional dan berwajah datar yang menabraknya.

"Maaf." Ujarnya walau masih dengan wajah datar, lalu mengulurkan tangan kirinya untuk mengambil jaket kulit berwarna hitam yang bertengger apik di bahu kanannya.

"I-iya kak." Balas Retta dengan kikuk. Padahal bukan Retta yang menabrak, namun kenapa Retta yang merasa kikuk sendiri.

Laki laki itu menyodorkan tangannya dengan jaket yang berada di genggamannya. Membuat Retta mengerutkan dahi. Laki laki itu tidak berbicara namun memakaikan jaket itu ke badan Retta dan pergi dari sana.

Meninggalkan Retta yang terbengong. Beberapa murid baru memekik iri atas perlakuan itu, tetapi senior yang ada di sana hanya menatap biasa dan melakukan kegiatan masing masing.

Setelah sadar, Retta melanjutkan jalannya menuju ke tiga temannya yang dua lainnya menatap Retta sambil senyam senyum sendiri.

"Ree, itu tadi romantis banget." Pekik Chloe yang memang penggila cogan. Katya mengangguk setuju, sedangkan Irena tersenyum sambil menundukan kepalanya malu.

Retta mendudukan dirinya di samping Irena. Menggelengkan kepalanya pelan.

"Biasa aja menurut gue." Timpal Retta sambil meminum air putih kemasan yang memang disediakan gratis untuk para murid.

Katya langsung meneplak kepala Retta pelan menggunakan buku menu.

"Lo, mah." Keluh Katya. Retta tertawa renyah, tidak merasa sakit akan perlakuan Katya. Malah memilih bergabung bersama Irena yang sedang memilih menu.

°°°

Mereka tidak sadar, ada seseorang yang melihat kejadian itu dari jauh, Elvaret orangnya. Dia sedang duduk dengan anggota AHSSO yang berjumlah 7 orang termasuk dirinya. Mereka memang sengaja makan di kantin untuk mengawasi jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi misalnya perkelahian, pembullyan, dan lain sebagainya.

"Hah..., membosankan." Keluh salah satu dari mereka, Danindra Harfandi namanya. Perempuan di sebelahnya yang bertag nama Arsyana Danurdara langsung menggeplak kepalanya.

Membuat Dani mencebikkan mulutnya, sambil mengumpat pelan.

Laki laki yang menjabat sebagai wakil AHSSO mendongakkan kepalanya menatap Dani dan Arsya bergantian.

"Diam lah." Kata Laki laki itu, langsung membuat Dani berhenti mengumpat dan Arsya mengalihkan pandangannya seakan tidak terjadi apa apa.

"Kita di sini hanya untuk memantau, mengerti!." Ujar Amanda. Masih ingat Amanda? Baca capter sebelumnya kalau lupa. Dani mengangguk mengerti.

"Kalau melihat drama bisa lah ya." Timpal seorang perempuan yang sedang memakan spageti miliknya, Dayana Banurasmi. Perempuan suka keributan dan drama, namun bisa memasuki AHSSO.

"Bukan gitu juga, Yan." Balas laki laki yang duduk di sebelahnya, Arkatama Gentala. Laki laki humoris dan sedikit playboy.

Elvaret memutar matanya melihat kelakuan para anggota AHSSO.

"Hubungi anggota yang berada di kantin IPS dan Bahasa, tanyai keadaan di sana." Titah Elvaret pada wakilnya. Wakil AHSSO, Affandra Alexander mengangguk mengerti.

Lalu mengambil interkom yang berada di sakunya, untuk menghubungi anggota lain.

Tbc.

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang