20 Kapten Ksatria Suci

33 19 10
                                    

Aku diperlakukan layaknya pahlawan di kota Wheeler. Kota dimana aku dan Bahamut Angin bertarung. Agak ironis mengingat akulah yang membawa naga tersebut ke kota ini, yang membuat semua ksatria mati juga banyak warga, dan menghancurkan setengah kota. Tapi aku tidak bohong jika senang dengan perlakuan mereka.

Di sampingku adalah Pufu yang datang ke Wheeler menggunakan Utna bersama yang lainnya. Aku akhirnya mengetahui tujuan Saras. Rupanya dia dan para Terra kembali ke tanah bersalju untuk mencari jasad Bahamut Es yang tertimbun. Jujur saja, aku sebenarnya sudah melupakan kejadian itu, tapi karena mereka berhasil mendapatkan jantungnya, aku pura-pura menjadi ratu yang baik dan memaafkan mereka.

Seorang wanita berambut pirang dengan zirah berjalan ke arahku. Dari cara orang-orang memberinya jalan, bisa kuduga jika dia merupakan ksatria berpangkat tinggi.

"Apa kau yang menyelamatkan kota ini?" Wanita itu bertanya.

"Tepat sekali," jawabku. "Maaf aku menyelesaikan sesuatu yang harusnya menjadi tugas ksatria."

"Tidak. Malah kami sangat berterimakasih atas perbuatanmu. Namaku Natalia, Kapten Ksatria Suci. Boleh aku tahu siapa nama penyelamat kota ini?"

Datang juga. Seseorang yang berada di tingkat 1, lebih tinggi dari Enrique atau Abraham. Hanya satu tingkat di bawah Julius. Satu hal yang kutahu, dia bukanlah si ksatria bertopeng.

"Namaku Fatima. Hanya seorang petualang yang mencari kedamaian."

"Jika berkenan, bolehkah aku bicara berdua denganmu?"

"Tentu saja." Aku menatap Pufu. "Kembalilah lebih dulu." Memahami apa maksudku, Pufu kembali ke Utna.

Natalia membawaku ke pelabuhan bekas pertarungan.

"Apa kau mau menjadi ksatria?" Dia kemudian bertanya. "Aku yakin kau akan langsung mendapatkan posisi yang tinggi setelah mengalahkan naga raksasa tersebut."

"Aku tidak melakukannya sendiri. Para ksatria membantuku." Tidak bohong sih. Aku berhasil mengalahkannya berkat darah mereka.

"Sangat disayangkan tidak ada dari mereka yang selamat." Aku diam saja. "Tapi apa kau tahu? Aku mendapatkan beberapa kejanggalan dari kejadian ini."

"Oh ya, apakah itu?"

"Bagaimana naga bisa ada di sini? Aku sudah banyak melihat monster, tapi belum pernah sekalipun melihat jenis naga. Kukira mereka hanya monster dari masa lalu. Lalu aku juga mendapatkan saksi yang mengatakan jika ada naga lain yang lebih kecil bertarung dengan naga raksasa tersebut. Apa kau tahu sesuatu?"

"Hm.. Mungkin dia teman?"

Natalia berbalik menghadapku. Raut wajahnya serius. "Siapa kau sebenarnya?"

"Namaku Fatima. Aku sudah mengatakannya kan? Tapi mungkin kalian para ksatria lebih mengenalku dengan nama, Nala."

Wanita tersebut langsung melesat dan menyerang leherku. Dia kaget karena pedangnya tidak berhasil menembus dagingku.

Hehe, apa dia pikir aku dengan senang hati mau bicara dengan seorang kapten ksatria tanpa persiapan. Aku bisa saja menjauh dari kota ini setelah menghabisi Bahamut. Tapi tidak, aku ingin mengetes kemampuanku setelah memangsa naga tersebut. Aku sengaja menunggu mereka.

"Hm?"

Darah mengalir dari bekas tebasan Natalia. Dia berhasil menyayat kulitku. Bahkan setelah memangsa dua Bahamut, aku masih belum sepenuhnya kebal. Sepertinya aku memang akan kembali ke tujuan awal, memangsa semua Bahamut.

Natalia mencoba menyerangku lagi. Tapi kali ini aku tidak membiarkannya. Dengan telapak tangan, aku mengirimkan angin sekuat badai ke arahnya.

"Holy Shield!" Natalia menciptakan perisai cahaya yang membuatnya bertahan dari terbang jauh.

"Kapten!" Beberapa ksatria lemah datang.

"Jangan kemari!" Natalia berteriak kepada mereka, tapi terlambat.

Dengan sekali lambaian tangan. Kuubah semuanya menjadi es.

"Kau!" Bahkan setelah melihat kedahsyatan kekuatanku dua kali, Natalia tidak menunjukkan wajah takut. Kapten Ksatria memang luar biasa. Selain itu, bagaimana dia bisa melukaiku? Seharusnya aku tidak bisa dilukai oleh senjata manusia dan sihir apapun karena telah memakan jantung Bahamut dan membuat kulitku sekuat mereka. Sekilas tadi aku melihat tubuhnya mengeluarkan cahaya seperti saat aku melawan Isha dulu.

Aku akan memikirkannya nanti. Sekarang ini sudah cukup. Dia sudah kalah semenjak datang ke kota ini, sedari tadi aku hanya ingin mengetes kemampuanku.

"Sebelum kau ingin menyerangku lagi, alangkah lebih baiknya jika kau tahu bagaimana nasib bawahanmu."

Akhirnya wanita itu menunjukkan ekspresi lain. Dia nampak terkejut. "Apa yang kau lakukan?"

Dari tanganku, aku memunculkan seekor gagak yang kemudian terbang leluasa di langit.

"Aku sudah tahu akan ada kapal ksatria yang datang. Aku sudah mengawasi kalian semenjak sampai di pelabuhan. Dan gadis yang ada di sebelahku tadi, saat kau mengajakku keluar, aku telah memerintahkannya untuk menjalankan rencanaku. Menangkap semua bawahanmu. Sangat mudah mengingat semua bawahanmu adalah laki-laki, dan semua bawahanku adalah perempuan yang kebanyakannya sedang haus belaian lelaki. Aku yakin kau bisa menebak apa yang terjadi? Hmhm."

Natalia terdiam sejenak. "Apa yang kau inginkan?" Aku menang.

"Pertama. Jatuhkan pedangmu itu." Dia menurutiku tanpa ragu. "Bagus, sekarang-" Secepat kilat, aku melesat ke belakang tubuhnya. Dia bereaksi, tapi tidak dapat melakukan apa-apa. Aku menyentuh tubuhnya, dan mengalirkan listrik besar kepadanya. Sang Kapten Ksatria jatuh tidak berdaya.

"Nona Nala," Pufu datang mengampiriku. "Semuanya sudah siap."

"Baiklah, kita pulang membawa tangkapan besar."

Dengan ini, aku sudah melunasi janjiku kepada para Terra. Aku juga bisa memanfaatkan Natalia untuk memberiku informasi tentang keberadaan empat Bahamut lainnya. Perjalananku menjadi yang terkuat semakin dekat.

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 20 Kapten Ksatria Suci
806 kata

24-07-2022
31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Where stories live. Discover now