16 Bahamut 6

32 23 7
                                    

Aku baru keluar dari kamarku saat kami tiba di Olha. Semuanya nampak melihatku dengan cemas. Mereka pasti berpikir bahwa aku terus bersedih semenjak pertemuan dengan Julius. Aku tidak bisa memberitahu mereka jika setelah memakan jantung teman-teman monsterku, rasa kesal dan kenyang membuatku ngantuk, dan tertidur. Setelah bangun, suatu ingatan Dracula membuatku tertarik. Aku memutar kembali ingatan tersebut, dan akhirnya, tertidur lagi. Jeanne kecil yang kemudian sadarlah membangunkanku.

"Apa kau sudah tidak apa-apa, Nala?" tanya Pufu khawatir.

"Hm, aku tidak apa-apa," balasku sambil menyapu bekas tidur di mukaku.

Semuanya diam. Tidak ada yang ingin mengatakan sesuatu. Mereka seperti manusia saja.

"Jadi, apa ada masalah selama aku berkabung?" alias tertidur.

"Tidak ada."

"Baguslah. Sekarang aku akan memberitahukan rencanaku." Raut muka mereka kini berubah serius. Tentu saja, aku yakin semua yang ada di sini sudah memikirkan hal itu.

"Apa kalian tahu tentang Bahamut?" Kini mereka jadi bingung.

"Hm." Aku merasa menjadi yang tercerdas disini walaupun aku sudah tahu mereka tidak tahu karena makhluk itu hidup jauh sebelum mereka lahir. Dan aku juga baru mengetahuinya dari ingatan Dracula.

"Bahamut adalah 6 Raja Naga yang mampu memanipulasi elemen. Saat perdamaian yang terjadi antara kaum monster yang dipimpin Dracula dan kaum manusia yang dipimpin Jeanne, syarat perdamaian itu adalah menyegel keenam naga."

"Eh? Kenapa?"

"Naga adalah makhluk rasis yang merasa diri mereka lebih baik dari ras lainnya, manusia ataupun monster. Mereka adalah musuh kedua pihak, tapi juga menjadi yang terkuat. Hingga Dracula yang memimpin lima pemimpin berbeda ras menaiki kapal Utna untuk menyegel Bahamut. Segel yang mengurung keenam naga bencana itu hanya bisa dibuka dengan keenam kunci yang berbeda. Dua diantara kunci tersebut adalah trisula yang dibawa Saras, juga Pisau Isha. Sebenarnya pedang yang dibawa Alicia juga termasuk, tapi saat itu aku tidak tahu, jadi sepertinya kita harus kembali kesana."

"Aku akan mengambilnya!" ucap Pufu langsung mengibarkan sayapnya.

"T-Tunggu!" teriakku kaget karena antusiasnya Pufu. "Jangan ada yang bergerak terkecuali aku perintahkan, paham?"

"M-Maaf."

Karena pernah menjadi ketua OSIS. Aku sudah terbiasa memberi perintah, tapi aku belum pernah mendapat perlakuan seantusias ini. Mungkin karena yang dulu itu mereka mengikutiku karena pangkatku padahal sebenarnya mereka membenciku, sedangkan sekarang aku mendapatkan mereka yang benar-benar ingin mengikutiku. Tentu saja aku menyukai yang sekarang, tapi kalau bisa aku ingin antusiasnya mereka agak dikurangi.

"Apa kau akan membuka segel untuk meminta bantuan mereka, nona Nala?" Canaan bertanya.

"Tapi apa mereka mau membantu?" tambah Saras. "Apa mereka tidak marah karena telah dikurung selama ini?"

"Oh mereka sangat marah, percayalah," jawabku. "Aku masih bisa mengingat jelas raut murka terakhir mereka sebelum Dracula menutup gerbang. Sesaat segel mereka terbuka, para naga itu akan menghancurkan apapun yang mereka lihat."

Mereka terdiam. Aku sama sekali tidak bohong. Membebaskan para naga itu sama seperti mengundang kiamat. Tidak hanya manusia yang akan terkena dampaknya, tapi juga para monster. Terlebih ada enam kiamat.

"Jika menurut nona Nala itu yang terbaik," ucap Canaan dengan wajah serius. "Kami para Terra akan terus mengikuti anda." Semuanya nampak setuju.

Eh? Lah? Loh? Kok respon mereka beda dari yang kupikirkan. Harusnya mereka jadi takut, histeris, dan memintaku dengan memelas agar tidak menghancurkan dunia. Kenapa mereka malah tidak keberatan? Sekarang bagaimana aku merespon ini?!

"T-Tapi karena aku baik hati. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kalian."

"Nona Nala," ucap Canaan dengan wajah yang masih serius. "Anda tidak perlu mengkhawatirkan kami. Jika itu yang anda butuhkan untuk memenangkan pertempuran ini. Kami dengan senang hati akan mempertaruhkan nyawa kami untuk membantu anda." Yang lain-pun mengangguk setuju.

Stop Oi! Jangan terlalu antusias! Ah.. Harusnya aku jujur saja.

"Tidak ada yang perlu berkorban, oke!?" Aku menegaskan. "Aku tidak akan membiarkan Bahamut menyakiti kalian karena aku akan membunuh mereka lebih dulu."

Semuanya terkejut. Ketegangan tadi sedikit mereda.

"Kenapa membebaskan mereka jika pada akhirnya harus dibunuh?"

"Karena yang kuinginkan hanyalah jantung mereka. Mungkin sebagian dari kalian belum tahu. Aku mewarisi tehnik Dracula yang bernama Devour, tehnik itu memungkinkanku untuk menjadi semakin kuat dengan memakan jantung musuhku. Dracula terlalu memikirkan perdamaian hingga tidak mempedulikan potensi yang dia miliki. Aku tidak senaif dia. Aku akan menjadi yang terkuat hingga tidak ada lagi yang perlu ku khawatirkan. Aku akan menjadi predator puncak."

Mereka nampak serius menanggapiku.

"Jadi apa kalian tetap mau mengikutiku?"

"Iya!" teriak mereka.

"Respon yang bagus! Kalau begitu, perburuan Naga dimulai!"

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 16 Bahamut 6
722 kata

13-07-2022
31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Where stories live. Discover now