06 Kehidupan Manusia

55 41 10
                                    

Kota Nikana. Kota yang dulunya terbengkalai saat Dracula menguasai daerah tersebut, kini menjadi salah satu kota tersukses di negri ini. Salah satu yang membuatnya terkenal adalah Royal Colosseum, tempat para ksatria bertarung dan menaikkan pangkatnya. Karenanya Nikana dijuluki Kota Ksatria, kota dimana kau akan menemukan ksatria di setiap jalannya. Hanya monster bodoh yang berani masuk kandang penuh anjing yang akan langsung menerjang dan mencabik-cabik monster yang terlihat ini. Dan beruntungnya, aku salah satu monster bodoh itu.

Aku dan Pufu memasuki Nikana dengan tetap mencoba tenang. Tentu saja rasa takut itu ada, mengingat bagaimana pertemuan pertamaku dengan ksatria yang membuat kepalaku melayang di udara. Tapi membuat kami terlihat mencurigakan karena gugup akan lebih membahayakan. Jadi kami harus bersikap normal, hingga kami bertemu dengan Kronii.

"Lihat kan? Semuanya baik-baik saja."

Di dalam sebuah bar, Kronii menyambut kami dengan baju pelayan yang tidak kalah berbahaya dengan baju penyihirnya. Melihat keadaan bar tersebut yang dipenuhi laki-laki, aku tidak perlu bertanya lagi bagaimana dia selama ini mendapatkan informasi.

"Kau masih marah ya?" Tanya Kronii karena aku tidak meresponnya sama sekali.

Aku tidak menjawabnya. Demi mendapatkan Buku Kebangkitan, aku harus melewati Nikana yang dipenuhi ksatria. Sejauh ini rencananya berhasil, tapi aku tetap tidak memaafkannya.

Seperti Kronii, cara agar monster bisa berbaur dengan manusia adalah dengan menjadi seperti manusia. Dan inilah aku sekarang.

Kulitku tidak lagi pucat berkat krim yang dioleskan Kronii. Sepasang benda ajaib mirip lensa mata yang membuat mataku berubah biru. Sebuah gelang leher yang membuat bicaraku bisa dipahami manusia. Lalu setelan zirah ksatria yang aku tidak tahu untuk apa. Aku tidak masalah dengan semua itu terkecuali.. Rambutku. Ya, dia memotong rambut panjangku hingga sependek anak laki-laki dan mencatnya dengan warna kuning. Sebagai zombie, aku belum tahu apakah rambutku masih bisa tumbuh, sehingga rambut adalah bagian tubuhku yang terpenting. Bagian tubuhku yang terpotong masih bisa disambung, tapi bagaimana dengan rambutku? Tentu saja aku menolak keras, tapi dia memaksaku hingga menyuruh para monster menahanku. Aku tidak akan memaafkannya. Anyway, aku selalu ingin mencoba mencat kuning rambutku. Tidak terlalu buruk kupikir, jika saja aku bisa melihatnya dengan rambut panjangku.

Untuk Pufu, dia menggunakan baju biarawan yang membuat antenanya dan sayap kupu-kupunya tersembunyi. Untuk matanya, Pufu menggunakan ilusi yang membuatnya terlihat seperti mata manusia. Sekarang dia benar-benar mengingatkanku dengan teman sekolahku.

"Jadi, selanjutnya apa?" Akhirnya aku bicara, mengubah raut kesedihan Kronii menjadi senyuman.

"Baiklah. Pertama, Nala, sampai kau berhasil menemukan Buku Kebangkitan, namamu adalah Arthur, seorang ksatria pangkat empat. Lalu kedua, kalian harus tau jika kastil Dracula memiliki penjagaan yang ketat. Hanya ksatria dengan minimal pangkat tiga saja yang bisa memasuki tempat itu."

Sekarang aku paham kenapa aku disuruh memakai zirah ksatria itu. Saatnya instruksi.

"Baiklah, pertanyaan pertama. Kau ingin aku berpura-pura menjadi laki-laki? Kenapa aku tidak boleh menjadi ksatria perempuan saja?"

"Kau tahu jika lebih mudah bagiku mendapatkan laki-laki kan? Lagipula tidak ada yang akan curiga kok."

"Bagaimana kau bisa yakin?"

"Ya karena.. Asetmu tidak sebesar punyaku kan? Hehe." Aku akan membunuhnya. Serius.

"Untuk alasan lainnya. Kalian sudah tahu tentang Royal Colosseum kan? Arthur yang menjadi identitas barumu itu mengikutinya dan telah berada di delapan besar. Dengan kata lain, tiga pertarungan lagi dan kau akan naik ke peringkat tiga, juga izin memasuki kastil."

Tunggu- Apa? Aku masih marah hingga tidak benar-benar serius mendengarkannya. Apakah dia baru saja mengatakan jika aku harus bertarung?

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 06 Kehidupan Manusia
568 kata

31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Where stories live. Discover now