17 Bahamut Of Ice

30 21 6
                                    

Aku membuat tiga kelompok. Kelompok udara yang cuman berisikan dua orang, yaitu Pufu dan Jeanne kecil yang kembali ke hutan untuk mengambil cambuk Alicia yang merupakan kunci membuka segel gerbang salah satu Bahamut.

Kelompok darat yang dipimpin oleh Canaan. Bertugas mencari gerbang Bahamut di pulau Olha.

Kelompok air yang dipimpin Saras pergi ke tanah bersalju dengan menaiki Utna. Melihat kelompok ini memiliki resiko terbesar di antara yang lain, aku ikut kelompok ini.

"Bukankah lebih baik jika kau membuka segel yang ada di Olha dulu, mengingat itu lebih dekat? Kenapa malah repot-repot ikut di kelompok ini?" Saras mengutarakan fakta.

"Karena Bahamut Es lebih mudah," kuberikan jawaban bohong. Mustahil aku mengatakan jika aku khawatir. Pufu memiliki Jeanne kecil, dan mereka bisa terbang. Canaan sudah kusuruh untuk menungguku jika dia sudah menemukan segelnya, dan kelompoknya sangatlah aman di Olha. Tapi kelompok ini mengkhawatirkan. Tidak hanya berada di lautan yang besar kemungkinan akan berpapasan dengan kapal milik ksatria, juga karena sifat Saras yang agak keras kepala. Jika dia menemukan gerbang Bahamut, dia pasti akan langsung membukanya, dengan alasan ingin membantuku. Aku tidak suka mereka melakukan improvisasi tidak perlu. Rencanaku sudah sempurna, jadi tolong jangan bikin repot.

Aku hanya berdua dengan Saras turun dari kapal. Para Terra kusuruh tetap berjaga di kapal. Menurut Saras, ada sebuah gua yang dilarang untuk para Yuki-Onna masuki. Cukup mencurigakan.

Kami berhenti di depan tembok batu yang ditutupi salju. Melalui Mata Kebenaran, aku bisa melihat ada sebuah jalan di baliknya. Saras memegang tembok itu, dan seketika penghalang tersebut menghilang. Sebuah Tembok Cermin, mirip seperti yang ada di kastil Dracula.

Kami berada di dalam sebuah gua yang dipenuhi kristal-kristal cantik. Jika aku hanya bekerja sendiri, aku akan menjadikan tempat ini markasku. Indah dan terlindungi. Tidak bisa didiami makhluk hidup, tapi tidak masalah untuk mayat hidup sepertiku.

Di ujung jalan, kami menghadapi jalan buntu. Mata Kebenaran tidak menemukan apapun, tapi instingku mengatakan lain. Aku memukul tembok kristal itu dan menemukan sebuah gerbang. Aku mencoba mendorong gerbang itu sekuat tenaga, tapi gerbang tersebut sama sekali tidak bergerak. Mustahil. Tapi juga berarti satu hal.

"Saras, coba angkat tombakmu di depan gerbang itu."

Saras melakukan apa yang kusuruh dan tombak itu mengeluarkan cahaya. Perlahan gerbang yang ada di depan kami terbuka.

Kami tiba di sebuah ruangan raksasa, dengan seekor makhluk raksasa nampak sedang tidur di tengah ruangan. Tidak lama kemudian, makhluk itu membuka matanya. Dia mencoba bergerak setelah sekian lama dipaksa tertidur. Melihatku yang memiliki aura yang mirip dengan Dracula, dia langsung mengamuk.

Sang naga menyemburkan angin kebiruan dari mulutnya. Aku merasakan bahaya dan langsung menghindarinya, dan dugaanku benar. Semburannya langsung menciptakan kristal padat. Akan berbahaya jika aku tertangkap.

Aku berlari mengitarinya seperti saat melawan monster raksasa di game. Melihat tubuhnya yang hampir bulat dan tertutupi kristal semuanya. Aku ragu dia bisa bergerak cepat. Keluar dari jarak pandangnya, aku seketika melesat ke bagian lehernya dan langsung menebasnya. Gagal. La Pucelle tidak bisa menembus kulit kristalnya. Kristal biru di tubuhnya kemudian berubah kuning, dan saat percikan listrik keluar, aku langsung melompat ke belakang.

Benar saja. Seketika aku menjauh, dia mengeluarkan listrik yang membuat perlindungan di tubuhnya.

"Oi yang ngotak dong!" Jengkelku. "Kenapa elemennya ada dua!?"

Naga tersebut tidak mempedulikan teriakanku, lalu membuka mulutnya bersiap menyembur. Tapi yang keluar bukanlah badai angin yang menciptakan kristal, melainkan semburan listrik yang sanggup menembus dinding kristal. Aku mulai mengkhawatirkan Utna dan isinya.

Kulit tidak tertembus dengan semburan mematikan. Tidak heran mereka disebut Naga Bencana. Tapi aku juga memiliki senjata rahasia. Senjata paling ampuh yang bernama, informasi. Aku mencoba mencari ingatan Dracula tentang bagaimana dia mengalahkan naga tersebut. Setidaknya dia memerlukan dua orang untuk membantunya. Aku mungkin akan kesulitan soal itu. Tapi aku juga mendapati detail khusus tentang kekuatan naga tersebut. He, aku bisa mengalahkannya sendiri.

Dari yang aku lihat di ingatan Dracula, naga tersebut tidak bisa menggunakan dua elemennya sekaligus. Dan kedua elemen tersebut mempunyai ciri dan kemampuan yang berbeda. Kristal biru menandakan jika elemen sang naga adalah es, dan saat itu, kristalnya tidak tertembus. Sedangkan saat menjadi elemen listrik, kekuatannya meningkat, tapi kristalnya melemah. Aku akan memanfaatkan itu!

"Kronii! Aku minta bantuanmu!" Menggunakan sihir gagak, aku berubah menjadi puluhan gagak yang mulai mengganggu sang naga. Dia marah dan menggunakan pelindung petirnya untuk memusnahkan para gagak yang mengitarinya. Tapi aku telah menunggunya menggunakan itu.

Tanpa naga itu sadari, gagak-gagak tersebut hanyalah pengecoh. Diriku yang asli sedang menunggunya untuk menggunakan pelindung petir, dan beberapa saat setelah dia melakukannya, aku melompat ke arahnya.

Kelemahan lain naga tersebut adalah dia perlu mengisi listriknya setiap kali menggunakannya. Jangka waktunya memang cepat, tapi dengan ketepatan yang sempurna, aku bisa menyerangnya saat dia tidak kebal. Dan inilah saat itu.

Sesaat setelah pelindung listriknya lenyap, aku yang telah berada di udara langsung menancapkan pedangku yang dilapisi angin ke bagian tengah kepalanya. Pedangku menembusnya, aku menang!

Aku melihat percikan listrik masih keluar dari tubuhnya. Dan tiba-tiba, naga itu meraung keras hingga aku terlempar ke dinding kristal.

"Agh!" Tunggu, itu tidak sakit. Aku lupa kalau aku kebal.

Naga tersebut bergetar hebat. Aku merasakan firasat buruk. Perlahan naga tersebut bangkit menjadi lebih tinggi dan semakin tinggi hingga hampir menyentuh dinding atas. Kristal-kristal di tubuhnya berjatuhan. Dia berdiri dengan dua kaki. Itu bukan naga lagi, dia lebih cocok disebut raksasa.

Jangan-jangan.. "Dia punya phase kedua!? Bangsat!!"

-------

Lustesia's Fourth Story
Chapter 17 Bahamut Of Ice
893 kata

15-07-2022
31-08-2022 (Revisi)
10-01-2023 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Where stories live. Discover now