21🙃

5.5K 345 17
                                    


"ARRRRGGHHHHHHHH BRENGSEK!!!"
umpat Zieldra meluapkan emosinya, ditendangnya kursi yang ada di depan dia, saat ini pandangan orang-orang di sekitar cafe tertuju padanya. Rasa laparya menguap entah kemana. Niatnya ingin mengisi perut gagal seketika, dengan amarah yang masih memuncak Ziel meninggalkan tempat itu.

Jujur pemuda itu tengah kalut, bayangan diselingkuhin Maurin kembali berputar di otaknya seperti kaset rusak, dan sekarang saat dia sudah mulai mencoba membuka hati untuk kekasihnya Shena justru melakukan hal yang sama.

Penjelasan Shena dan Zain gak bisa pemuda itu percayai, bukan hanya ini bahkan awal mereka ketemu di sekolah mereka berpelukan seerat itu.

"BASI ANJING!"

Dengan emosi penuh Ziel mengendarai motornya, tanpa perduli dengan apa yang akan terjadi, pemuda itu justru semakin ngebut.

BRRAAAAKKKK...

Tanpa bisa dicegah, motornya menyerempet seseorang, reflek Ziel panik dan segera turun dari motornya, dia masih punya tanggung jawab kepada sang korban.

"Sorry."

"Mbak gapapa?"

"Maaf saya nggak sengaja."

"Ke rumah sakit yuk Mba, saya antar," tawar Ziel mencoba menebus kesalahannya.

Cewek yang barusan dia tabrak hanya menunduk sambil memengangi lutut nya, terlihat beberapa lecet ada di tangan dan kaki gadis itu,

"Iiiissshhhh aaauuuu... Perih," ringis cewek itu.

"Bawa motor lihat-lihat woy, lo fikir ini jalan nenek moyang lo!" bentak gadis itu masih dengan posisi menunduk.

"Ke rumah sakit aja yuk Mba saya antar."

"GAUSAH!" tolaknya sambil mengangkat kepalanya, "Zi..el" ucap gadis itu terbata, nada bicaranya terlihat lebih santai sekarang.

Melihat siapa yang baru saja dia tabrak Ziel tak kalah kaget, "Maurin" yups dia mantan Zieldra.

Dengan spontan Maurin memegang cowok itu, seakan melupakan kondisinya yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja.

"Gue minta maaf Zel, buat kesalahan gue dulu."

"Gue nyesel pernah selingkuh dari lo."
Lirih gadis itu

"Udahlah lupain masa lalu lagian," balas Ziel dengan senyum kecutnya.

"Gue pengen hubungan kita balik kaya dulu Zel," pinta Maurin penuh harap.

"Sorry gue nggak bisa," tolak pemuda itu.

"Ini mau ke rumah sakit atau gimana?" tawar Zieldra ke Maurin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tolong anter gue pulang aja Zel," pinta Maurin

"Alamatnya masih yang dulu?"

"Iya,"

Tanpa berlama-lama Ziel menghampiri Maurin, di raihnya tangan gadis itu, dan dilingkarkan di lehernya, untuk memapahnya menuju motor Ziel.

"Pelan-pelan," ujarnya, mengetahui Maurin yang kesusahan menaiki motor sport nya.

Perlahan Zieldra mengendarai motornya menuju rumah gadis yang saat ini tengah dia bonceng, dan dengan tak tau diri Maurin melingkarkan tangannya di perut Ziel, disandarkannya kepalanya ke pundak kokoh pemuda yang berstatus sebagai mantannya, "Gue kangen," bisiknya tepat di telinga Zieldra.

Dan bodohnya Ziel justru diam terpaku membiarkan, tanpa ada niatan melarang atau memberi peringatan kepada Maurin.

20 menit berlalu, dan sekarang mereka telah sampai.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang