EPISODE 31

7.8K 331 2
                                    

Assalamualaikum
*
*

***
Duarrr!..

Jihan bersembunyi di balik selimut sambil memeluk guling, ia sangat takut dengan suara hujan bercampur petir yang keras, biasanya ia akan pergi ke kamar mama dan papanya, Jihan merasa terlindungi jika di peluk mama, tetapi berbeda dengan sekarang ia sudah tidak tinggal bersama mama.

Suasana semakin mencekam karena pemadaman listrik, lampu tidur yang biasa Jihan hidupkan mati membuat kamar gelap gulita.

" Duh kebelet pipis lagii mana gelap" gumam Jihan di dalam selimut.

Tiba tiba ada tangan yang memeluk Jihan dari belakang, siapa lagi kalau bukan Abian ternyata ia menyadari Jihan sedang sembunyi di balik selimut yang di julurkan keseluruhan tubuhnya.

" Lo takutkan? sini gue peluk" Dengan suara berat ala laki laki bangun tidur meminta Jihan sedikit bergeser ke arahnya.
Peka bat si loo Bian gue karungin ni..

Jihan tidak menjawab, ia bergeser ke arah Abian karena Ingin meminta Abian menemaninya ke kamar mandi.

"Bian gue mau ke kamar mandi, tapi takutt" bisik Jihan.

" Penakut lu ternyata, yaudah cepet" kata Abian di iringi tawa.

Jihan berjalan menuju kamar mandi sambil berlari di buntuti abian yang masi lemas.

saat jihan selesai dengan segera ia keluar dan menyusul jalan abian.

duarr!..

"aaaa copottt!" teriak jihan lompat memanjat kepundak abian ala ala gendong belakang.

Jihan terkejut mendengar suara petir keras seakan akan suara itu di atas atap rumah.

"Woyy kecekekk gue, Berattt banget lu" kata Abian sambil berusaha bernafas karena lingkaran lengan Jihan yang melilit di lehernya.

" Ehh soryy, kaget gue" jawab Jihan langsung turun.

" Hufftt" hembusan nafas lega Abian.

Jihan yang malu langsung naik ke kasur dah pura pura memejamkan matanya walaupun jantungnya masih deg degan karena suara petir tadi.

Melihat mata Jihan masih bergerak dan nafas yang masih tersengal sengal.

" Petir membawa berkah buat gue" bisik Abian di telinga Jihan diiringi tawa kecil.

Jihan yang mendengar itu tidak membuka matanya sedikitpun tetapi jantungnya tidak bisa bohong.
Kapan lagi Abian di peluk sama Jihan duluan wkwk..

***
Tidak terasa matahari sudah muncul, cahaya yang masuk ke kamar melalui celah jendela membuat Jihan terbangun.

Tetapi Abian sudah tidak ada di sebelahnya.

Jihan merapikan tempat tidur.

"Kapan ada petir lagi yaa" ucap Abian yang baru saja masuk ke kamar.

Jihan menoleh dengan lirikan sinis, tapi sejujurnya ia malu karena hal itu.

" Apaan sii" kata Jihan sambil melanjutkan beres beresnya.

ETERNALLY BELOVED  Where stories live. Discover now