22

293 27 2
                                    

Berangkat sekolah kali ini Frisly berjalan kaki, kak Jack-nya tidak bisa mengantarkannya dan supirnya sedang mengantar bundanya ke acara temannya. Entah acara apa itu sampai-sampai diadakan pagi hari.

Sampai sekolah Frisly langsung menuju kelasnya yang ternyata belum ramai didatangi teman sekelasnya. Begitu sudah duduk di bangkunya Frisly mengeluarkan buku desainnya untuk melanjutkan gambaran yang belum selesai malam kemarin.

Saat sedang asik-asiknya mengisi buku gambarnya, Frisly dikagetkan dengan teriakan Rossa yang tepat di telinganya.

"Rossa, sakit nih telinga aku" Keluh Frisly mengelus telinganya yang mulai memerah.

"Hehehe maaf Fris gak lagi deh" Dengan senyum tanpa beban, Rossa langsung duduk di bangkunya.

"Wah ini kamu yang gambar Fris?" Ungkap Rossa kagum pada gambaran Frisly.

"Iya Ros"

"Wah ternyata temen ku ini punya bakat ya" Frisly hanya tertawa kecil mendengar ucapan Rossa.

Jam masih lama untuk menunjukkan waktu masuk kelas, para murid mulai berdatangan memenuhi kelas masing-masing. Sambil menunggu waktu masuk tiba beberapa murid memilih menyibukkan diri, ada juga yang lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya dengan tangan sebagai bantalan.

Sedang Frisly dan Rossa mereka memilih sibuk dengan sebuah buku, Rossa dengan buku novelnya sedangkan Frisly tentunya dengan buku desainnya.

Tes

"Eh apa ini" Ujar Frisly lirih sambil memperhatikan sesuatu yang baru saja menetes di atas buku gambarnya barusan.

Frisly menyentuh cairan yang menodai buku gambarnya memastikan cairan itu air atau barang lain. Saat tahu cairan apa yang barusan menjatuhi buku gambarnya tubuh Frisly secara tiba-tiba bergemetar. Dengan sedikit keberanian Frisly mengangkat kepalanya ke langit kelas untuk lebih memastikan apa yang diperkirakan nya benar atau salah.

Sedikit demi sedikit ada sesuatu yang menggantung terlihat dari pandangan Frisly. Dan benar saja sebuah kepala yang tak beraturan bentuknya terlihat tepat di depan mata Frisly, membuatnya seketika berteriak mengagetkan seisi kelasnya terutama Rossa yang duduk di sampingnya.

"Frisly kamu kenapa?" Frisly menepis tangan Rossa yang ingin menyentuhnya. Wajah Frisly ia tutupi dengan telapak tangannya, tidak berani melihat apapun.

"Frisly kenapa Ros?" Itu suara Farah. Ternyata banyak murid yang datang ke kelas mereka karena mendengar teriakan Frisly.

"Aku juga gak tahu Far tiba-tiba aja Frisly teriak" Rossa masih berusaha menenangkan Frisly yang mengeluarkan gumaman tidak jelas.

"Frisly lu lihat apa, bilang ke gue!" Farah juga ikut membujuk Frisly, siapa tahu dia akan cerita padanya.

"Fri--" Perkataan Farah tiba-tiba berhenti seketika saat sesuatu terlihat oleh matanya, sesuatu yang sama seperti yang dilihat oleh Frisly.

"Farah? Farah kamu lihat apa?" Tanya Rossa yang seperti mulai peka terhadap kondisi kedua temannya.

"Ada apa ini?" Sebuah suara dari arah pintu masuk kelas mengalihkan perhatian semua orang yang ada di dalamnya.

Rupanya itu guru yang akan mengajar di kelasnya Frisly dan Rossa. Para murid rupanya tidak sadar jika bel masuk sudah berdering 5 menit yang lalu. Kehadiran guru tersebut membuat para murid di dalam kelas beranjak menduduki tempat masing-masing, sedangkan murid yang berada di luar berpencar memasuki kelas masing-masing. Tapi tidak halnya dengan Farah, dia masih berusaha membujuk Frisly.

"Farah, Rossa ini ada apa? Kenapa dengan Frisly?" Bu Melia, guru yang akan mengajar menghampiri meja Frisly dan berdiri di samping Farah.

"Saya juga gak tahu bu, tiba-tiba tadi Frisly teriak" Kening bu Melia berkerut mendengar pernyataan Rossa.

Indigo GirlWhere stories live. Discover now