21

303 25 2
                                    

Ini sudah kelewat sebulan lebih dari hari dimana orang tua Tiara kembali berulah. Frisly tidak lagi merasa takut jika dia berada di luar. Pihak polisi mengabarkan bahwa ayah Tiara meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit sedangkan ibu Tiara mendekam dalam sel penjara entah sampai berapa lama.

Tapi entah ada apa tadi pagi kak Jack mendapat panggilan dari pihak polisi, mereka meminta kak Jack dan Frisly untuk mendatangi kantor polisi. Tanpa buang waktu lagi kedua orang tersebut langsung meluncur ke tempat yang dimaksud.

Sampai di tempat tujuan ternyata disana ada pak RT dan juga Leo yang seperti sedang membahas sesuatu dengan bapak polisi yang bertugas.

"Permisi!" Atensi ketiga lelaki yang sedang berbicara teralihkan pada kak Jack.

"Pak Jaka, silahkan duduk" Kak Jack mengangguk, memenuhi permintaan -pak aryo- bapak polisi yang bertugas.

Melihat tidak ada kursi lagi selain kursi yang ada di depan meja pak Aryo, Leo berinisiatif memberikan kursi yang didudukinya pada kak Jack.

"Sini bang Jack" Kak Jack langsung menduduki kursi yang diberikan, membuat kak Jack duduk di sebelah pak RT.

"Maaf Pak sebenarnya ada apa ya kok saya disuruh ke kantor polisi?" Kak Jack bertanya memulai pembicaraan.

"Kami ingin memberitahu bahwa bu Tutik meninggal dunia kemarin karena bunuh diri" Pernyataan pak Aryo tentunya membuat kak Jack dan Frisly kaget.

"Bunuh diri pak? Kok bisa pak?"

"Kami juga tidak tahu kejadian lebih jelasnya pak Jaka, saya dan salah satu rekan kerja saya menemukan bu Tutik sudah tidak bernyawa dengan tali di lehernya" Kak Jack dan Frisly lebih kaget lagi.

"Maksudnya bu Tutik meninggal karena gantung diri?" Pak Aryo mengangguk, membenarkan pertanyaan kak Jack.

"Apa keluarga bu Tutik tahu kejadian ini pak?" Frisly yang dari tadi diam menyimak, akhirnya mulai bicara.

"Sudah dan mereka dalam perjalanan kemari nak" Dan kalimat pak Aryo bertepatan dengan kedatangan nek Rumi dan kak Yuda.

"Pak gimana jenazah ibu saya?" Tanya kak Yuda to the point.

"Jenazah bu Tutik ada di rumah sakit nak, ada beberapa polisi yang berjaga disana" Mendengar perkataan pak Aryo, Frisly bisa melihat raut wajah kak Yuda yang bertambah sedih.

"Kalau begitu saya dan nenek saya langsung ke rumah sakit saja pak, permisi!" Kak Yuda dan nek Rumi berlalu meninggalkan kantor polisi setelah kak Yuda berpamitan.

*****

Waktu yang paling ditunggu semua murid SMA Taruna Kencana akhirnya tiba juga. Waktu istirahat, waktu dimana para murid bisa menenangkan pikiran mereka dari pelajaran yang membebani pikiran mereka walau cuma sesaat. Menghampiri kantin untuk mengisi perut keroncongan menjadi kegiatan yang paling banyak dilakukan saat istirahat, tapi ada juga yang memilih bermain bola di lapangan outdoor atau membawa buku di perpustakaan.

Sama halnya dengan Frisly yang memilih menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan dengan sebuah buku di tangannya. Dia hanya seorang diri tanpa Rossa dan Farah di sana. Kedua temannya itu sedang berada di ruang tari karena panggilan dari bu Aulia.

Frisly terlalu fokus pada buku yang ada di depannya sehingga tidak menyadari ada yang memperhatikannya.

"Tuh anak kalau diperhatiin lagi manis juga" Gumam seseorang yang memperhatikan Frisly.

Indigo GirlTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon