69

54.2K 8K 103
                                    

"Duke dan Count sepakat untuk menggunakan jas dan gaun pengantin dari butik Izel." Jawab Jack membuat Elleta tersenyum tipis.

"Baiklah aku mengerti, kau bisa kembali." Balas Elleta sembari menyerahkan dokumen tersebut kepada Diana yang sedang berdiri dibelakangnya, lalu berjalan meninggalkan Jack.

"Nona" panggil Jack membuat langkah Elleta terhenti dan kembali menoleh padanya.

"Saya tahu ini tidak sopan, tapi tolong rusaklah gaunnya." Lanjut Jack membuat Elleta dan Diana serentak mengerutkan kening.

"Apa ini permintaan Duke?" Tanya Elleta

"Tidak, ini permintaan saya."

"Maaf, tapi aku tidak bisa menghancurkan bisnisku." Balas Elleta lalu pergi meninggalkan Jack tanpa menunggu balasannya.

Sedangkan Jack hanya berdiri diam menatap kepergian Elleta, tanpa bergerak sama sekali sampai Elleta menghilang dibalik pintu.

***

"Ada apa sebenarnya? Kenapa dia tiba-tiba memohon seperti itu?" Gumam Elleta yang masih dapat didengar oleh Diana.

"Apa kau tahu?" Tanya Elleta kepada Diana yang dibalas gelengan kepala olehnya.

"Apa dia ingin berkhianat pada Duke?" Gumam Elleta

"Saya rasa itu tidak mungkin, dia adalah anjing Duke yang paling setia. Bahkan jika Duke menyuruhnya bunuh diri pun pasti akan ia lakukan." Timpal Diana

"Bukankah kau juga begitu dulu?" Pertanyaan Elleta membuat Diana langsung melipat bibirnya kedalam.

"Dia bisa saja sudah berubah diam-diam bukan?" Gumam Elleta sembari memiringkan kepalanya menatap Diana yang sedang berdiri disamping ranjangnya.

"Sepertinya kita harus mulai memperhatikannya mulai sekarang." Ujar Diana sembari membersihkan nakas disamping ranjang Elleta.

***

Keesokkan harinya...

Tring!

Suara lonceng pada pintu masuk butik Izel, membuat semua mata tertuju kearah pintu masuk.

"Selamat datang Nona" sapa salah satu pelayan yang bekerja disana.

"Dimana Leah?" Tanya Elleta

"Dia berada dikamar pas Nona, sedang melayani Lady Belle dan Lady Natya." Jawabnya

"Baiklah, terimakasih" balas Elleta lalu pergi menuju ke kamar pas yang terdapat Belle dan Natya.

Elleta mengetuk pintu dan dijawab oleh Natya yang sedang duduk disofa menunggu gilirannya, sedangkan Belle yang berada dibalik tirai sedang mengganti gaun dibantu oleh Leah pun mengeluarkan kepalanya dari balik tirai. Penasaran dengan siapa yang datang.

"Oh! Ell!" Seru Belle girang lalu kembali ke balik tirai, tidak lama tirai pun terbuka menampakkan Belle yang mengenakan gaun rancangan terbaru dari Leah.

"Bagaimana?" Tanya Belle menatap Natya dan Elleta bergantian.

"Cocok" jawab Natya singkat seperti biasanya. Elleta hanya tersenyum sembari mengangguk setuju dengan pendapat Natya.

"Baiklah, aku ambil yang ini." Ucap Belle kepada Leah, lalu Leah pun kembali menutup tirai.

"Kau akan dijodohkan sebentar lagi dengan putra Count Ruby bukan?" Tanya Elleta memulai pembicaraan dengan Natya.

"Ya, akan kuhancurkan pertunangan ini." Jawab Natya masih dengan ekspresi datarnya

"Mengapa?" Tanya Elleta penasaran.

"Dia bukan tipeku"

"Apa yang membuatmu tidak suka padanya?"

"Dia sangat narsis" jawab Natya menunjukkan ekspresi gelinya meskipun tertutupi oleh wajahnya yang datar.

"Hahahahaha..." Tawa Belle dari dalam membuat Natya hanya bisa menghembuskan napasnya malas.

Tirai pun terbuka dan menampakkan Belle yang sudah kembali ke pakaian awal yang ia kenakan.

"Apa kau tahu? Saat hari Count Ruby datang melamar bersama putranya, dia terus-terusan mengusap rambutnya yang klimis itu seakan-akan ia sangat bangga dengan tampangnya. Lalu saat ia tersenyum lebar hanya tersisa empat gigi diatas dan bawah. Hahahaha..." Cerita Belle dengan wajahnya yang jenaka mengolok-olok Natya.

"Sialan, saat dia mencium tanganku lalu tersenyum dua gigi miliknya sudah menghitam." Timpal Natya kembali teringat wajah putra Count Ruby, lalu mengelus kedua lengannya sendiri.

Natya selalu menolak lamaran yang datang padanya dengan alasan yang berbeda-beda, ia selalu mencari kesalahan dan kekurangan yang dimiliki keluarga maupun pria yang melamarnya agar dapat dijadikan alasan untuk ia tolak.

Para bangsawan menjulukinya sebagai 'Jodoh Dewa' bermaksud sarkas, sebab orang-orang mengahui bahwa ia ingin memiliki suami yang sempurna. Natya selalu menolak lamaran dan tidak pernah memiliki hubungan percintaan dengan siapa pun.

Satu fakta yang tidak diketahui oleh publik tentang hubungan asmaranya, Natya sudah pernah menjalin hubungan sejak ia masih berumur 8 tahun dengan seorang anak ksatria yang bekerja kepada ayahnya.

Namun pada umurnya yang ke 11 anak ksatria itu mati dibunuh oleh ayahnya sendiri, ksatria itu dengan tega membunuh istri dan anaknya sendiri karena gangguan jiwa yang ia derita.

Natya mengetahui kabar kematiannya saat tubuh ibu dan anak laki-laki yang ia cintai sudah dikremasi. Bahkan untuk terakhir kalinya ia tidak dapat melihat wajah orang yang ia cintai.

Dengan hati yang penuh kemarahan dan dendam, Natya pergi mencuri token berlambang milik keluarganya yang disimpan oleh ayahnya untuk memasuki penjara milik pengadilan.

Mengenakan jubah yang menutupi seluruh wajahnya, penjaga membiarkan dia masuk saat ia memperlihatkan token milik keluarganya, Komandan Syera yang merupakan pemimpin ksatria yang bertugas untuk melindungi Raja.

Membawa belati dipinggangnya, Natya memanggil ayah lelaki yang ia cintai itu untuk mendekat dan langsung menancapkan belati itu tepat pada jantungnya. Natya dapat bebas dari hukum karena permohonan sang ayah kepada Yang Mulia Raja.

Sampai saat ini, tidak satupun pria yang dapat menggantikan anak lelaki itu dihati Natya.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang