48

68.2K 10K 140
                                    

Setibanya Elleta dikediamannya, terlihat Duke sedang duduk disofa ruang tamu menunggu kepulangannya.

"Saya memberi salam kepada Yang Mulia Duke" ucap Elleta sembari membungkuk dibalas anggukan dari Duke.

"Diana!" Panggil Elleta sembari duduk berhadapan Duke

"Ya Nona?" Jawab Diana keluar dari arah dapur yang sudah kembali mengenakan pakaian pelayannya.

"Siapkan teh dan kue kering untuk kami" perintah Elleta

"Baik Nona" jawab Diana lalu pergi meninggalkan ruang tamu

Elleta tersenyum tipis melihat akting Duke yang sangat hebat, ia bahkan tidak melirik Diana sama sekali seolah dia tidak mengenali prajurit bayangan kesayangannya itu. Mungkin tidak.

"Habis dari mana kau?" Tanya Duke memulai pembicaraan

"Butik" jawab Elleta singkat menatap Duke tepat dimatanya, tanpa ada rasa takut yang terpancar dari matanya.

"Ekhem," Duke berdehem menutupi rasa terkejutnya dengan jawaban singkat Elleta "Temui bibimu besok dikediamannya" lanjut Duke

Elleta mengangkat alisnya menanggapi perkataan Duke, "Atas hal apa saya harus menemuinya?"

"Untuk kesembuhanmu, bibimu bisa menyembuhkanmu dari pengaruh buruk iblis" jawab Duke

"Bukankah anda yang sudah terpengaruh dengan iblis Yang Mulia? Dan sejak kapan anda mengkhawatirkan saya, bukankah anda tidak peduli dengan semua hal yang saya lakukan maupun yang orang-orang lakukan kepada saya?" Balas Elleta

"Semua yang Ayah-"

"Jangan sekali sekali kau sebut dirimu seorang ayah dihadapanku!" Potong Elleta mulai meninggikan intonasinya, karena emosinya ia sampai melupakan kalimat formal yang ia gunakan kepada Duke.

"Semua yang aku lakukan itu untuk kesembuhanmu Elleta" ulang Duke masih berusaha menjelaskan kepada putrinya

"Apa anda pernah benar-benar melihat saya kesakitan? Kerasukan iblis seperti yang anda katakan?!" Balas Elleta sembari berjalan mendekati Duke

"Ini demi kebaikanmu Ell-"

"Apa yang menurut anda baik untuk saya, belum tentu itu yang terbaik untuk saya. Apa anda pernah menanyakan pendapat saya? Tentang apa yang terbaik bagi saya?" Potong Elleta mendekatkan wajahnya dengan Duke.

"Tidak satu kali pun anda menanyakan itu." Lanjut Elleta lalu pergi meninggalkan Duke yang terduduk diam menatap lurus dengan ekpresi wajah yang bisa dibilang cukup frustasi.

Diana yang membawa baki bersama dua orang pelayan dibelakangnya sempat terhenti karena melihat kepergian Elleta, namun Diana dengan cepat tersadar dan masih melaksanakan tugasnya yaitu menyajikan teh dan kue kering dimeja.

Saat mereka tengah menyusun teh dan kue kering, Duke bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.

"Kemasi ini dan antar kedalam kamar Nona" ucap Diana kepada dua pelayan lainnya yang sudah memasang wajah kecewa.

Tok tok tok...

"Masuk" jawab Elleta dari dalam kamarnya saat Diana mengetuk

Diana diikuti dua pelayan itu pun masuk dan langsung menyusun teh dan kue kering yang mereka bawa.

"Diana" panggil Elleta yang sedari tadi membelakangi mereka, menatap kebun bunga dari jendela.

"Ya Nona?" Jawab Diana sembari memberi tanda kepada dua pelayan itu untuk pergi terlebih dahulu.

"Tuanmu sudah pergi?" Tanya Elleta masih bergeming di tempatnya

"Sudah Nona" jawab Diana

"Pergilah, kembali saat kau sudah mendapat jawabannya" ujar Elleta

"Baik Nona" jawab Diana lalu pergi

"Apa menurutmu dia akan menemukannya?" Tanya Elleta saat pintu sudah tertutup sembari menoleh kekanan, tempat Laszlo bersembunyi.

Saat pembantaian itu terjadi, Rose sudah tinggal selama tiga hari dikediaman prajurit Hevadal dan dilatih langsung oleh kepala prajurit Hevadal.

Duke akan mengizinkan adik dan teman-teman Rose untuk ikut tinggal dan bekerja untuk Duke jika Rose berhasil mengalahkan kepala prajurit selama satu bulan berlatih. Selama pelatihan Rose tidak diizinkan untuk keluar dari kediaman prajurit.

"Mengapa anda ingin membunuh mereka Yang Mulia?" Tanya Jack, asisten Duke

"Mereka tidak berbakat sepertinya, lagipula mereka masih kecil hanya akan menyusahkan prajurit dan pelayan lainnya" jawab Duke sembari menyalakan sebatang cerutu.

"Lalu bagaimana jika dia mengetahuinya?"

"Biarkan dia mengetahuinya, toh itu akan membuatnya semakin kuat dengan dendam dihatinya."

***

Rose datang keruang kerja Duke saat malam hari, menunggu waktu yang tepat karena wajah stress yang ia lihat saat Duke meninggalkan Kediaman Selatan.

Setibanya Rose diruang kerja Duke, tidak terdapat seorang pun didalamnya. Lampu dimeja kerjanya pun mati, bisa disimpulkan jika Duke tidak berada diruang kerjanya sejak dari Kediaman Selatan menemui Elleta.

Rose yang awalnya ingin langsung pergi dari ruang kerja itu pun terhenti saat tidak sengaja melihat sebuah kunci untuk mengakses perpustakaan Duke. Perpustakaan khusus Duke itu terdapat didalam ruang kerja Duke, perpustakaan itu yang tertutupi oleh meja kerja Duke.

Rose pun mengambil kunci itu dan berniat untuk memasukan kuncinya kedalam lubang kunci yang berada didalam laci ketiga.

"Sedang apa kau?" Tanya Duke

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang