Jessica termangu, ucapan Pangeran seperti membuatnya sadar jika perkataannya tadi mungkin telah melukai perasaan laki-laki itu.

"Gue juga minta maaf. Gak seharusnya gue ngomong gitu," aku Jessica.

Pandangan Pangeran kembali menatap wajah Jessica. Terlihat jelas raut penyesalan dari wajah cantik gadis di hadapannya itu.

"Ah, gak papa. Emang gue yang salah kok. Eh, btw, tas punya gue Lo bawa ya?" Pangeran mencoba mencairkan suasana yang beberapa saat tadi begitu terasa canggung.

"Oh," Jessica mengangguk. "iya. Udah gue taroh di Kamar."

"Pantes pas gue ke Kelas, tas gue gak ada. Tapi thanks ya,"

"Lo pergi kemana setelah keluar dari Kelas?" Pertanyaan itu kembali dilontarkan Jessica, Seakan begitu penasaran dengan dimana keberadaan Pangeran disaat semua orang dilanda ketakutan karena lolongan serigala waktu itu.

"Gue ... Gue ada di Uks," jawab Pangeran dengan gugup.

"Uks?"

"Ya ... Sehabis ngedorong si Caper, gue ngerasa kehabisan tenaga soalnya dia berat banget sih," cengir Pangeran. Namun setelahnya, ekspresi wajahnya terlihat sendu.

"Apalagi pas gue lihat mata Lo yang nunjukin tatapan kebencian sama gue. Mental gue disitu ngerasa terguncang banget. Akhirnya gue mutusin buat istirahat di Uks netralin pikiran gue," Pangeran melanjutkan.

Mendengar perkataan Pangeran membuat raut Jessica kembali dipenuhi penyesalan.

"Tapi, gak usah khawatir. Mental gue sekarang udah balik lagi. Gue udah jadi Pangeran yang ngeselin dan bawel lagi. Kebuktikan pas gue datang tadi," ucap Pangeran sambil tertawa hambar.

"Sorry Pangeran ... Gue gak benci kok sama Lo dan gak akan pernah mungkin gue benci sama Lo. Waktu di Kelas itu gue cuma takut ada kekacauan. Dimana Lo terus nyerang Jeff, Jeff nanti kenapa-kenapa, otomatis Lo ataupun gue bakal dipanggil ke Bp dan mungkin bisa aja kita di keluarin dari Sekolah," Jessica berusaha meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Pangeran mengangguk, "gak papa. Udah gak perlu minta maaf atau ngejelasin apapun. Gue paham kok."

Jessica akhirnya bisa membuang nafas lega.

"Eh, tapi gue bakal lupain kejadian ini asal Lo turutin satu syarat dari gue!"

"Syarat? Syarat apa?" Jessica bertanya. Apakah syarat yang akan diberikan Pangeran itu akan berhubungan dengan Jeff? Mungkin seperti meminta dirinya untuk menjauhi Jeff?

"Syaratnya ... Lo harus bikinin gue jus mangga,"

Entah mengapa, tapi mendengar syarat yang diberikan Pangeran sangat membuat hati Jessica lega.

Tadinya Jessica pikir Pangeran akan memintanya untuk menjauh dari Jeff. Dan entah kenapa rasanya takut jika itu terjadi.

"Bisa gak?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Jessica.

"Iya, gue bikinin," balas Jessica yang kemudian cepat pergi menuju Dapur untuk membuatkan sahabatnya itu Jus seperti yang diinginkan.

"Jangan lama!" Teriak Pangeran disahuti Jessica di Dapur sana.

Pangeran tersenyum beberapa saat sebelum akhirnya raut wajahnya begitu serius.

"Sorry, Jess. Gue terpaksa gak bilang sama Lo tentang kejadian yang nimpa gue waktu di Sekolah. Dan emang kayaknya Lo gak perlu tau. Karena kalo Lo tau, mungkin Lo bakal jauhin gue karena takut mati di cincang-cincang sama gigi taring serigala," gumam Pangeran.

Dia mengacak rambut frustrasi, tak mengerti bagaimana dia bisa menjadi bagian dari makhluk jadi-jadian itu.

"Gue terpaksa harus terima takdir gue sebagai manusia serigala, Jess. Karena kalo nggak, nyawa Lo yang jadi taruhannya. Seenggaknya dengan kekuatan dari manusia serigala yang ada di dalam tubuh gue, bisa buat ngelindungin Lo dari bangsa Vampir yang mengincar darah suci Lo,"

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now