Salah Paham

1.9K 117 2
                                    

Untuk pertama kalinya sejak tiga hari yang lalu Dian menginjakan kaki di sekolah.Wajah datar yang ia tunjukkan kala mendengar desas desus yang keluar dari beberapa mulut siswa.

"Anjir itu Dian"

"Makin cantik aja tiap hari"

"Penasaran gua kira kira bakal lakuin apa ke si cupu"

"Mampus tuh si cupu,wkwkwk"

"Kita liat nanti"

Begitulah kira kira.

"Dian!"Teriak orang dari arah belakangnya membuat Dian mau tak mau menoleh.

"Sumpah kangen banget gua sama lo" Ujar gadis itu sembari memeluk erat tubuh Dian.

"Lebay lo"Balas Dian singkat membuat,Dira gadis yang berteriak tadi memanyunkan bibirnya.

"Ih lo mah gitu sekarang,males ah"Kata Dira dengan suara merajuknya.

"Jijik,"Ujar Dian berjalan mendahului Dira.

"Huh,sabar Dira,sabar"Beo Dira yang masih bisa didengar oleh Dian.Kemudian Dira berlari menyusul langkah Dian untuk menuju kelas.

"Serius Di lo ngk mau bales si cupu itu?"Leni kembali mengulang pertanyaannya.Yap,kini mereka bertiga sudah duduk manis dibangku masing masing menunggu bel pelajaran pertama berbunyi.

Dian hanya mengangguk sebagi jawaban dari kalimat yang dilontarkan oleh Leni tadi.

"Lo kenapa sih ngk mau bales?Apa lo takut sama dia?Dia ancem apa sama lo sih,kesel gua lama lama"Kata Dira kesal kepada Dian.

"Males,buang waktu"Jawabnya singkat,mampu menerbitkan raut wajah masam dari Dira.

"Kalo lo ngk mau bales,biar gua yang bales"Ucap Dira lagi tak mau kalah.Pasalnya dia sangat kesal dengan kelakuan Maya pada Dian sahabatnya.Kalo tak dikasih pelajaran bisa bisa keterusan tuh si Maya,itu pikirnya.

Mendengar kalimat yang Dira lontarkan Dian hanya diam tak acuh. Dia sangat malas berurusan dengan orang modelan Maya,kebanyakan drama.Tapi jika Dira menginginkan untuk membalas Maya ya silahkan saja,tak ada hak nya juga toh untuk melarang.

~~~~
Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu.Seorang gadis tampak menyusuri koridor yang cukup ramai itu sendirian.Tak peduli dengan kedua temannya yang kini hilang nth kemana.Tujuan Dian kini hanya satu,yaitu kekantin.Walau tak suka keramaian ia lebih tak memilih jika harus menahan lapar di kelas.

Tak ada tempat yang tersisa,Dian bingung harus bagaimana saat ini.Pasrah,ia memutuskan untuk pergi saja dari tempat itu walau kakinya berat untuk melangkah.

Hap.

Satu tarikan tangan membuat Dian oleng dan hampir terjatuh.Rasanya ia ingin mengutuk seseorang yang kini semena mena terhadap tangannya itu.

"Apa apaan sih lo,lepasin gila"Kesal Dian namun pria didepannya ini tak menghiraukan sama sekali.

"Lepasin anji*g!"Satu hentakan dari Dian akhirnya membuat pria itu melepaskan tangannya.

"Lo apa apaan sih,seenaknya aja narik narik tangan orang sembarangan"Lanjut Dian meluapkan kekesalannya.Kalian tau kan,seseorang dengan perut kosong lebih sensitif dari biasanya.

"Dimana Maya?"Tanya Pria itu dingin. Kini kedua insan itu telah sampai di gudang belakang yang sepi.

"Ngaa tau"Jawab Dian singkat.

"Gua serius Dian!"Kata Pria itu yang kini mulai terpancing emosi.

"Lo pikir gua becanda?"Jawab Dian dengan muka datarnya.

Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang