Bingung

4.5K 284 1
                                    

Dian mengerjapkan matanya mengedarkan pandangan pada ruangan yang serba putih ini.Dian tau sekarang pasti ia berada di UKS karna tadi ia pingsan di lapangan.

"Di lo udah sadar,gua khawatir banget"Kalimat itu keluar dari mulut Dira yang daritadi menemani Dian di UKS.

"Lo ngk kenapa napa kan Di? atau ada yang sakit ngk?"Kini Leni yang bertanya panik,dia juga yang menemani Dian dari tadi.

"Gua baik baik aja"Jawab Dian tersenyum singkat.Ia ingat adegan ini,dirinya terlambat ke sekolah dan dihukum,kemudian hidungnya mengeluarkan darah dan dia dilarikan ke UKS,tentu Raksa yang mengendongnya dan beberapa menit lagi cowok itu pasti akan datang.

"Lo sejak kapan dekat sama Liam Di?" Tanya Dira tiba tiba.

"Iya Di,lo jadian ya sama Liam?"Leni pun bertanya hal yang serupa.Kenapa dua orang ini tiba tiba membahas Liam?

"Liam?kenapa bahas Liam?"Tanya Dian bingung,ya seharusnya mereka berdua membahas Raksa yang mengendongnya ke UKS.

"Sumpah Di,lo ngk sadar yang gendong lo ke UKS tadi itu Liam"Ujar Leni yang mampu membuat Dian sangat kaget,bukan kaget karna Liam yang gendong cuma kaget karna alur ceritanya berubah.Sejujurnya kaget karna Liam mengendongnya juga sih sedikit.

"Liam keren banget gendonglo tadi,kayak dia pangeran dan lo putri tidur gitu"Celetuk Dira sambil senyam senyum membayangkan peristiwa tadi.Ya walaupun mereka berdua tak berada di TKP tapi mereka melihat Liam yang mengendong Dian secara UKS itu sejalan dengan arah kelas mereka.Jadi Liam otomatis dong melewati kelas mereka.

"Lo sama Liam aja,walaupun sifatnya dingin tapi dia ngk kalah ganteng dari Raksa tau"Ujar Leni manatap binar kearah Dian.Dian yang dari tadi hanya diam masih  bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Apa apaan sih kalian berdua"Sahutnya akhirnya kemudian kembali berbaring tanpa menghiraukan kedua orang yang menggodanya itu.

"Ciee yang udah move on nih ceritanya"Goda Leni sambil menggoyangkan pundak Dian.

"Gak dapet ketua geng nya wakil pun jadi"Dira berucap sambil diiringi senyum jahil

"Lah emang si Liam wakilnya ya?"Tanya Leni polos menatap kearah Dira

"Lah lo baru tau"Jawab Dira.

Leni mengangguk polos.

"Kudet banget sih lo"

Tanpa mereka sadari seseorang mendengarkan semua percakapan antara tiga gadis itu di UKS.Perasaannya bercampur aduk,ada rasa tidak suka yang terus menjalar di hatinya.

~~~~

Bel pulang berbunyi,semua murid berhamburan keluar kelas.Dian dan sahabatnya berjalan menuju parkiran sambil bercanda canda kecil.Menampilkan senyum gadis itu yang begitu manis.Semua orang yang melihatnya terkagum kagum tak terkecuali lelaki itu,dari tadi pandangannya tak mau lepas dari Dian.

"Raksa kamu mau kan anterin aku pulang"Ujar Maya dengan nada minta dikasihani.Raksa cowok itu hanya diam tak mengubris permintaan dari Maya itu.

"Dia ngk bakal ilang,gitu amat natapnya"Celetuk Dahlan yang melihat ke arah pandang Raksa.

"Gua tau dia manis tapi biasa aja dong natapnya"Kini Deon yang berujar.

"Berisik".Ucap Raksa tajam kemudian berjalan ke arah Dian.Dia yakin cewek itu pasti sedang berpura pura.

Maya yang merasa sebalpun menghentakkan kakinya kemudian mengikuti Raksa,disusul dengan teman teman Raksa juga.

Raksa menghadang jalan Dian,gadis yang  tadi tersenyum riang itu mendadak senyuman diwajahnya luntur seketika saat melihat cowok dihadapannya saat ini.Dian metatap dingin Raksa begitupun dengan cowok itu.

"Minggir"Ucapnya dingin.

"Stop pura pura.Semua itu ngk akan bisa narik perhatian gua ke lo Dian" Bukannya malah minggir,Raksa berkata seperti itu yang nadanya tak kalah dingin dengan kata yang dilontarkan Dian tadi.

"Maksudnya?"Tanya Dian heran.

"Lo bersikap kayak gini cuma buat narik perhatian gua kan?Sampai kapanpun lo ngk akan bisa"Kata lelaki itu menatap sinis Dian.Liam,Deon, Dahlan,Maya,maupun Axel hanya memperhatikan interaksi antara kedua insan ini.

"Berharap banget lo gua lakuin ini buat narik perhatian lo?"Tanya Dian sambil terkekeh kecil.Kepedean sekali si Raksa ini,mungkin kalo Dian yang asli akan melakukan apapun untuk menarik perhatian Raksa,tapi kalo Dian yang sekarang jangan harap.

"Ngk ada kerjaan tau ngk!Selama ini cuma gua yang perjuangin lo,dan sedikit pun perjuangan gua itu ngk ada yang lo hargain.Gua juga capek tau perjuangin orang yg ngk ngehargain gua.Ngk cuma lo cowok satu satunya di dunia ini,diluar sana mungkin banyak cowok yang bisa ngehargain gua.Udah cukup buat lo dapat perjuangan gua,dan satu lagi gua ngk pura pura"Kata Dian panjng lebar.Matanya memanas,padahal bukan dia yang memperjuangkan Raksa sebelumnya tapi Dian yang asli lah.Tetapi kenapa rasanya sesak ya.

Dian berjalan meninggalkan Raksa yang masih terkejut dengan kalimat yang ia lontarkan tadi.Apa benar cewek itu sudah berubah?Raksa ingin menyangkal rasa tak terima dalam hatinya,tapi ia tak bisa.Bahkan kata kata Dian yang di UKS tadipun masih terngiang ngiang ditelinganya.

"Wah wah wah,si Dian badas juga ya habis keluar dari rumah sakit"Celetuk Deon berusaha mencairkan suasana.

"Iyaa anjir,makin keren aja tuh"Dahlan yang meng iyakan perkataan Deon.

"Gimana perasaan lo Sa?udah lega setelah akhirnya orang yang lo anggap benalu itupun berbalik arah dan ngk mau ngejer lo lagi"Kata Beni melirik kearah Raksa yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

"oh pastinya dong dia seneng,kan ngk ada lagi hama yang ganggu hubungannya sama Maya"Bukan Raksa yang menjawab melainkan Axel yang berada disampingnya.

"Kalo gitu Dian buat gua aja ya"celetuk Deon membuat Raksa melilik tajam kearahnya.

"Yee selera Dian tu yang modelan Raksa begini,lah elu kerak wajan mana mau dia"Ejek Dahlan membuat Deon kesal.

"Buta ya mata lo,ganteng ganteng begini dibilang kerak wajan,elu tuh yang kerak wajan."Balas Deon tak mau kalah.

"Kalo lo bilang gua kerak wajan berarti sama aja lo bilang Raksa kerak wajan".Kata Dahlan,semua orang disana dibuat bingung jadinya.

"Kenapa?"Tanya mereka bersamaan kecuali Raksa dan Liam yang hanya diam saja.

"Karna gua muka gua sama Raksa tuh 11 12 jadi-"Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya Deon lebih dahulu menoyor kepalanya.

"Aduh sakit bege"Kata Dahlan memegangi kepalanya.

"Yang bener tuh Raksa langit,dan lo bumi jauh anjir perbedaannya"Balas Deon yang mampu membuat semuanya tertawa kecuali Raksa yang masih bergelut dengan pikirannya dan Liam yang hanya diam saja.

Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang