Dia Jahat

3.5K 213 0
                                    

"Makasih ya udah ajak gua main main tadi"Ucap gadis itu dengan senyuman yg belakangan ini jarang ia lihatkan.

"Santai aja,kalo lo butuh hiburan panggil aja gua"Balas Alden dengan senyuman juga.

"Sekali lagi makasih ya buat kalian semua"Kata Dian lagi.

"Lo kayak sama siapa aja Di"Kini Vino yang membalas.

"Tau tuh,makasihnya banyak bener" Lanjut Morgan.

"Udah malem lo masuk gih"Celetuk Dika menyuruh Dian untuk segera masuk,karna benar diluar udaranya dingin sekali.

"Gua masuk ya,hati hati di jalan"Ujar Dian sembari membuka pagar rumahnya dan berniat memasuki rumahnya,berbarengan dengan itu keempat cowok itupun pergi menjauh meninggalkan pekarangan rumah Dian.

Baru satu langkah setelah Dian membuka pintu rumahnya,ia dikagetkan dengan suara yang mampu memberhentihan langkahnya.

"Dari mana aja lo?"Tanya orang itu dengan nada dingin.

"Bukan urusan lo"Balas Dian singkat. Namun saat ingin melanjutkan langkahnya lagi kalimat dari orang itu mampu membuat Dian terhenti.

"Habis digilir ya lo?"Tanyanya orang itu lagi.

"Bukan.Urusan.Lo"Jawab Dian sambil menekan kata disetiap kalimatnya.

"Gua kakak lo,jadi gua berhak tau urusan lo!"Kata cowok itu dengan sedikit emosi.

"Kakak?"Tanya Dian sambil terkekeh kecil."Sejak kapan lo anggap gua adek?Bukannya lo ngk mau akuin gua dekat teman teman lo?Gua ngk tau ya apa salah gua yang buat lo sebenci ini sama gua.Kalo pun bisa milih gua bakal milih nyawa gua yang hilang bukan nyawa mama.Gua tau kelahiran gua bikin sial buat lo dan keluarga ini,tapi gua ngk minta dilahirin Xel.Dan kalo lo kakak gua,lo ngk bakal nanyain pertanyaan itu ke gua,semua manusia itu juga punya hati"Kata Dian panjang lebar dengan mata yg sudah basah.Ia tak tau kenapa ia mengatakan kalimat itu dan membuatnya menangis.Padahal yang merasakan itu semua Dian yg asli bukan dirinya yang sekarang.

Axel--cowok yang menanyai Dian tadi hanya terpaku mendengar penuturan dari adiknya.Ada rasa bersalah yang menjalar dihatinya setelah mendengarkan kalimat dari Dian.Rasa sayangnya kepada sang mama menutup hatinya dan membenci gadis itu.Dian memang tak salah atas semua ini.

Setelah mengatakan kalimatnya itu Dian berlari kekamarnya sambil mengusap air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.Axel benar benar keterlaluan kali ini,itu pikirnya.

"kenapa dia jahat banget sih"Ucapnya tersedu setalah sampai dikamarnya.

"Dian,lo jahat kenapa lo kasih semua penderitaan ini ke gua"Sambungnya lagi.Dian terus menangis sambil memeluk lututnya sampai tak sadar ia pun terlelap dengan air mata yang sudah mulai mengering di pipinya.

****

Matahari sudah menampakan sinarnya dan gadis itu masih senantiasa menutup matanya.Namun tak lama setelah itu ia mengerjapkan matanya dan kembali ke dunia yang kini menurutnya sangat jahat padanya.

Dian mengusap matanya yang lumayab sembab dikarenakan menangis semalaman.Dia rasanya ingin meliburkan diri saja hari ini,tapi niatnya itu ia urungkan mengingat hari ini papanya kembali kerumah setelah beberapa hari tak pulang karna urusan pekerjaan.Dia juga tak melupakan teman temannya yang pasti sangat panik dengan dirinya karna tak bisa dihubungi semalaman.Jadi ia memutuskan hari ini kesekolah walau sangat melelahkan.

Mobil sport putih milik Diab kini telah memasuki pekarangan sekolah, sudah banyak siswa siswi yang berdatangan dikarenakan matahari sudah semakin tinggi.Dian memarkirkan mobilnya kemudian berjalan santai menuju kelasnya.Sesampainya dikelas you know lah siapa yang menyambutnya, Dian merasa sedikit lega karna masih ada orang yang mencemaskannya.

"Dian!"Teriak Leni antusias.

"Lo kemana aja kita hubungin ngk aktif aktif"Sambung Dira.

"Tau tuh bikin orang khawatir aja tau ngk"Leni berujar lagi.

"Lo baik baik aja kan Di?"Kini Dira yang bertanya.

"Gua baik kok"Jawab Dian singkat dengan sedikit senyuman.

"Di,Di,Di,lo harus denger Di,ini penting banget"Kini nada bicara Dira pun berubah.

"Kenapa?"Tanya Dian.

"Raksa sama Maya jadian kemarin!"Ucap Leni heboh.

"Iyaa,dan lo tau apa yang lebih hebohnya lagi Raksa nembak Maya disaat ngeliat lo dan si kapten futsal Nirwana itu lagi berduaan"Sambung Dira lebih heboh dari Leni tadi.

"Dan kata anak anak dia cemburu ngeliat lo berduaan sama si kapten futsal"Sambung Leni lagi.

"Dan maka dari itu dia nembak si ppb itu"Dira menyambung lagi.

Dian yang mendengar itu hanya heran dan bingung,bukannya kenapa tetepi kemarin Maya yang mengatakan sendiri padanya kalo dia dengan Raksa telah pacaran dan kejadiannya sebelum peristiwa itu terjadi.Apakah Maya hanya ngaku ngaku ataukah Raksa menyembunyikan hubungan mereka? Sudahlah Dian tak ingin mememikirkan itu.

"Tau dari mana kalian?"Kini Dian yang membuka suaranya.

"Ya dari gosip gosipnya"Jawab Leni.

"Mereka udah resmi jadian sebelumnya"Pernyataan yang keluar dari mulut Dian itupun mampu membuat kedua gadis didepannya ini kaget dan membulalakan matanya.

"Lo seriusan!tau dari mana lo?"Tanya Dira heboh.

"Si Maya yang bilang sendiri ke gua" Jawan Dian dengan wajah santai,berbanding terbalik dengan kedua orang yang mendengar penuturannya itu mereka kaget Bukan main.

"Wah benar benar tuh si ppb,apa coba maksud dia ngomong gitu ke lo"Balas Leni menggeleng gelengkan kepalanya.Dian hanya mengangkat bahu tanda tak tau.

"Bener bener tuh ya,rasa pengen gua jambak tu rambutnya"Sambung Dira yang sudah gregetan sendiri ingin menjambak rambut Maya.

"Udah udah,biarin aja sampai kapan dia bakal kuat buat nutupin kebusukannya itu"Ujar Dian menenangkan kedua sahabatnya itu.

"Iyaa juga ya,sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatu juga" Kata Dira yg tumben mengeluarkan kata kata bijak,biasanya diantara mereka Dira lah yg paling emosian.

"Tumben benget lo,kerasukan apa jadi pintar begitu?"Tanya Leni dengan wajah yang sulit dijelaskan.

"Yee lo,bary sadar ya kalo gua pintar" Jawab Dira yang langsung mendapat jitakan dari Leni.Dian hanya diam saja melihat tingkah kedua temannya itu.Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.Raksa dan Maya sudah resmi berpacaran,jika dialur cerita diceritakan pada saat saat inilah Dian sering bahkan selalu membully Maya hingga Maya pingsan dan berakhir di Uks,dan Maya cewek itu sama sekali tak pernah memberi tahu kepada Raksa soal Dian,dan hingga suatu saat Raksa tau dengan sendirinya dan membatalkan pertungannya dengan Dian.Dan kalian pasti tau kelanjutannta.

Apakah disini Dian boleh menyimpulkan kalau kematiannya sudah semakin dekat.Namun dari apa yang telah berubah akankah Dian akan meninggal dengan cara yang persis sama dengan dinovel?Ataukah bahkan lebih parah lagi dari yang diceritakan?

Haii semuaa...
Sorry ya up nya selalu lama...
Makasih juga buat yang selalu nungguin...

Thank you for vote and komennya.

See you next chap♥

Out Of MindWhere stories live. Discover now