Part 3 - Tangisan

5.7K 844 69
                                    

Warning Typo !

Sebelum ke rumah sakit, Itadori beserta (your name) memutuskan untuk mempir ke toko bunga terlebih dahulu.

Ditengah perjalanan saat sedang menunggu giliran menyebrang, ada wanita yang menggendong anaknya. Anak kecil itu tampak tertarik dengan bunga yang dibawa Itadori, dan tangan kecilnya hendak mencoba meraih bunga itu.

Itadori yang melihat itu sedikit menjauhkan buket bunganya dari anak itu, dia khawatir bunga nya akan rusak jika saja anak itu berhasil meraihnya.

(your name) yang menyadari itu, mengambil satu tangkai bunga dari buket Itadori lalu berdoa dalam hati sebelum memberikannya pada anak bayi itu.

'Semoga anak ini sehat selalu.'

Lantas anak itu menerima bunga dari (your name) dan tertawa dengan polosnya. Tawanya mengundang tatapan orang-orang di sekitar termasuk Ibu dari bayi itu.

(your name) dan Ibu dari bayi itu bertukar senyum, tak lupa wanita itu mengucapkan terima kasih atas pemberian (your name).

Itadori memperhatikan bayi itu yang tampak bahagia dengan bunga di genggamannya. Ia menggerak-gerakkan tangannya riang.

Tanpa di sadari oleh siapapun, Itadori melihat bunga itu mengeluarkan serbuk cahaya keemasan sesaat sebelum cahaya itu menghilang menyerap ke dalam bayi itu.

'Apa aku salah lihat ?' Pikir Itadori yang kini memperhatikan (your name).

Sadar di perhatikan Itadori, (your name) menoleh dan bertanya ada apa dengan Itadori. Namun Itadori menggelengkan kepala nya dengan rona merah di pipinya.

Mereka pun tiba di rumah sakit dan wajah tidak ramah kakeknya Itadori menyambut mereka.

"Sudah kubilang, jangan kesini ! Jangan membelikanku bunga setiap saat !" Ucap kakek Itadori dari atas ranjangnya.

Itadori membuka bungkus buket bunga itu "Cerewet sekali sih. Lapipula, ini bukan untukmu, Kakek. Tapi untuk perawat."

Mendengar itu Kakek Itadori kesal "Justru itu lebih parah, dasar bodoh ! Oh iya, bagaimana dengan ekskulmu ? Jangan kesini, tapi urus ekskulmu !" Kakek Itadori masih saja memarahi cucunya.

"Urusai na...Kegiatan ekskulku selesai pukul lima ! Kalau lagi tidak senggang dan bukan karena (your name)-chan, aku juga tidak akan mampir kesini lho." Itadori merapikan bunga-bunga di tangannya.

"(your name) katamu ? Dimana dia sekarang ?" Mata Kakek Itadori yang sedari tadi terpejam, mengintip ketika mendengar nama (your name) disebut.

"Tadi kami lupa membeli buah, jadi dia menyuruhku duluan."

"Yosh kalau begitu, mumpung kamu lagi senggang, dengarkanlah cerita ku."

Itadori mengambil vas bunga dan berjalan ke wastafel di dalam kamar "Aku tidak tertarik." Jawabnya dengan nada malas.

"Dengarkan aku baik-baik ya. Ada hal terakhir yang ingin kusampaikan padamu. Ini mengenai orang tuamu."

Itadori langsung memotong pembicaraan "Dibilangin, aku tidak tertarik. Kakek, bisa berhenti cari muka sebelum mati ?" Terdengar kasar tapi Itadori tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini.

Dari dia kecil, Itadori sudah di rawat oleh kakek nya tanpa merasakan yang namanya punya Ayah dan Ibu. Kakeknya lah yang memberikan semua perhatian yang dibutuhkannya, bukan orang tuanya.

Karena itu Itadori tidak terlalu memperdulikan cerita tentang orang tuanya, dia sudah menganggap kakeknya seperti Ayahnya.

"Pria itu ingin mati dengan keren, tahu ! Yang peka dong, cucu sialan !" Kakek Itadori masih bersedekap dada.

Tale of Summoner [Jujutsu Kaisen x Reader]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum