12 Dracula & Jeanne

Mulai dari awal
                                    

"Yang kami tahu jika dia adalah Raja Monster pertama."

"Tidak salah. Tapi kuberitahu lengkapnya. Nama asli Dracula adalah Vladimir dari ras Naga. Dracula sendiri berarti Anak Naga. Di era dia hidup, para bangsawan manusia saat itu sangatlah busuk. Para monster tidak ayaknya seperti budak yang diperjual-belikan. Jadi dia mengumpulkan para monster untuk membantunya membebaskan para monster yang diperbudak itu.

Dalam melakukan aksinya itu, dia berhadapan dengan Jeanne Schlain yang merupakan pemimpin para ksatria. Mereka sering bertarung, tapi seiring pertarungan itu, mereka juga saling mengerti bahwa yang diinginkan kedua pemimpin tersebut adalah kedamaian. Mereka-pun sepakat berdamai, dan kemudian mereka jatuh cinta.

Tentunya banyak yang tidak suka dengan hal itu. Pada akhirnya, Dracula mati setelah dikhianati para monster."

"Eh? T-Tunggu. Dracula dikhianati para monster? Dari yang aku tahu, Dracula dikhianati manusia saat mencoba melakukan perdamaian. Lagian kenapa para monster mengkhianati rajanya sendiri?"

"Karena Dracula terlalu baik. Sebelum bersama dengan Jeanne, Dracula selalu menyuruh pasukannya untuk tidak membunuh perempuan maupun anak-anak, juga berhenti menyerang jika musuh sudah menyerah. Dan setelah bersama Jeanne, dia berniat melakukan perdamaian dengan manusia. Wajar saja banyak yang tidak suka."

"Kenapa Dracula begitu peduli dengan manusia?"

Karena Vladimir juga pernah menjadi manusia. Dia sama sepertiku. Aku tidak tahu bagaimana kehidupannya dulu, tapi aku yakin dia adalah orang yang memegang teguh nilai moral. Di akhir hayatnya-pun, dia sama sekali tidak melakukan perlawanan dan lebih memilih mati. Sangat bodoh.

"Aku tidak tahu. Aku hanya melihat apa yang dia lihat, bukan apa yang dia rasakan." Maaf Pufu, ada hal yang sebaiknya kau tidak perlu tahu. "Yang jelas, dari dulu sampai sekarang dunia ini sudah kacau."

"Bagaimana menurutmu?" Ekspresi dan suara Pufu saat menanyakan itu menandakan jika dia tidak tahu siapa yang harus disalahkan.

"Tidak ada. Aku hanya peduli dengan diriku sendiri. Aku akan melakukan apapun untuk bertahan. Siapapun yang menghalangiku akan kuhabisi, manusia.. maupun monster. Aku tidak hidup atas dasar moral maupun keinginan orang lain. Aku akan melakukan apapun yang kumau." Aku tidak tahu apa yang akan Pufu pikirkan, tapi aku tidak ingin berbohong.

"Aku setuju denganmu, Nala. Aku akan terus mengikutimu!" Eh.. Itu reaksi yang terlalu berlebihan.

"Hm?" Sebuah benda menarik perhatianku. Sebuah pedang. Tidak besar, tapi desainnya sangat cantik. Bewarna putih dengan desain elegan bewarna kuning. Selain itu, aku merasa pedang ini dapat mengalirkan kekuatan penuhku. Sudah kuputuskan. Aku akan menggunakan ini!

"Itu kan La Pucelle! Pedang yang digunakan oleh Jeanne Schlain. Kudengar pedang itu sangat istimewa, tapi hanya bisa digunakan oleh seorang yang masih perawan."

"B-Bukan! Ini bukan La Pucelle yang asli! Ini hanya replika. La Pucelle yang asli sudah patah, ada dalam ingatan Dracula." Aku mencoba mengelak. Kuharap dia percaya.

"Oh, begitu ya." Sepertinya berhasil.

Tiba-tiba ruangan itu bergetar. Lalu dari bawah lantai, sebuah peti mati keluar dan melayang di depan kami. Pintu peti terbuka dan seorang anak kecil berkelamin perempuan keluar dari dalamnya. Rambutnya bewarna pirang dan dia nampak tertidur. Lalu dia membuka mata dan menghampiriku.

"Papa!" Dia tiba-tiba berucap.

"Eh!?" Aku kaget, Pufu kaget, seisi semesta kaget.

"Nala?" Pufu menanyakan kebenaran.

"Aku tidak tahu! Punyaku masih tersegel kok!" Dari sekian banyak kata. Kenapa anak ini memilih kata tersebut? Jangan-jangan..

"Dia adalah anak dari Vladimir dan Jeanne! Sepertinya dia dibuat tertidur hingga akhirnya terbangun karena aku menggunakan Buku Kebangkitan. Itulah kenapa dia berpikir jika aku adalah Dracula."

"Aku merasakan kekuatan yang sangat besar darinya."

"Wajar saja, dia adalah anak dari Raja Monster dan Ksatria Terkuat." Dan jika kupikir-pikir, jika dia memang sekuat itu, aku bisa memanfaatkannya. Hmhm, keberuntungan demi keberuntungan datang kepadaku!

Anak perempuan itu nampak penasaran dengan benda-benda unik yang ada di dalam ruangan. Aku mencoba melakukan pendekatan dengannya saat dia sedang berada di depan sebuah bola kristal bewarna biru.

"H-Hei-" Aku menyentuhnya yang sedang memegang bola kristal tersebut.

"Salju!" Anak kecil itu berteriak. Dan seketika, cahaya putih keluar dari dalam kristal. Menghilangkan kami berdua dari ruangan tersebut.

-------

Lustesia Fourth Story
Chapter 12 Dracula & Jeanne
1144 kata

04-07-2022
31-08-2022 (Revisi)

Dead Queen Nala (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang