17 | jealous part 2

1.7K 127 4
                                    

Malam! Ceritanya up lagi nih
Semoga hari-hari kalian baik yaa!
Jangan lupa vote dan coment, okay?

HAPPY READING

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan waktu pulang sekolah pun telah tiba. Kesya sudah menunggu Arga di halte bus samping sekolahnya.

Kesya melirik ke arah jam yang terlilit di tangannya. "Si Arga ngambil motor kok lama banget?"

Brumm...

Suara deru motor terdengar wajah Kesya mulai berbinar karena akhirnya Arga yang sudah ditunggu-tunggu pun datang. Namun raut wajahnya berubah menjadi heran karena bukan Arga-lah yang datang namun Alex.

Alex cepat-cepat turun dari motornya dan membuat Kesya panik. Kesya langsung berusaha untuk kabur tetapi dengan cepat Alex menahan tangan Kesya. 

"Sya gue cuma mau ngobrol bentar, dengerin dulu" pinta Alex

"Please Sya, gue ga bakal macem-macem kok"

Karena tak tega melihat Alex, Kesya pun mengangguk dan mulai duduk kembali di bangku halte yang diikuti oleh Alex.

Alex hendak meraih tangan Kesya untuk digenggam namun Kesya menepis tangan Alex.

"Lo mau ngobrolin apa? Tudep aja"

Alex tersenyum miris "Gue udah ga bakal maksa Lo lagi buat balikan sama gue Sya, walaupun gue masih belum bisa move on dari lo tapi gue sadar gue ga bisa maksa lo"

"Bagus deh kalo lo udah ngerti" ucap Kesya sembari tersenyum

Arga mengulurkan tangannya ke arah Kesya dan berniat untuk menjabat tangan Kesya. "Masih bisa temenan kan Sya?"

Kesya membalas uluran tangan Alex dan menjabat tangannya. "Iya bisa"

Titt!

Suara klakson motor tiba-tiba terdengar dan berhasil mengagetkan mereka. Ternyata Arga-lah yang membunyikan klakson motornya.

"SYA LO MAU GUE TINGGAL?" Teriak Arga

"IYA GUE KESANA SEKARANG" Sahut Kesya

"Gue pulang dulu ya" Pamit Kesya yang diangguki oleh Alex.

Kesya langsung berlari ke arah Arga dan mulai menaiki motor Arga.

"SYA KALO GUE NGECHAT BALES YA!" Teriak Alex

Kesya menoleh ke arah Alex dan mengangguk tentu saja hal tersebut membuat suasana hati Arga menjadi panas. Ia langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"ARGA KALO GA PELAN-PELAN GUE LOMPAT NIH!" Ancam Kesya

Arga pun mengalah dan memelankan laju motornya. "Kalo mau lompat, lompat aja"

"Kesya mencubit lengan Arga lumayan keras "ga jadi!"

"Awsh.. sakit Sya" rintih Arga

"Ga, kita mampir ke pasar yaa buat beli bahan masakan" Pinta Kesya

"Hah? Pasar? Kenapa ga ke supermarket aja Sya?"

"Udah nurut aja!"

"Iya iya"

Arga langsung melajukan motornya menuju pasar tradisional terdekat. Arga terus meyakinkan Kesya, apakah benar Kesya lebih memilih pasar tradisional dibandingkan supermarket? Dan jawaban Kesya sudah bulat. Ia tetap memilih pasar tradisional.

Kini sampailah mereka di pasar dan mulai berkeliling mencari apa yang ingin mereka beli.

"Syaa, kita ke supermarket aja ya, nanti Lo mau beli apapun gue beliin deh" pinta Arga 

"Kita belanja disini aja, biar hemat!"

"Ya tapi-"

"Nah kita beli daging disana" tunjuk Kesya

Kesya dan Arga pun berjalan ke arah penjual daging dan mulai melihat-lihat daging yang akan mereka beli.

"Mau beli daging apa nak?" Tanya ibu-ibu penjual daging

"Daging ayamnya sekilo ya Bu" pinta Kesya sembari menunjuk ke arah daging ayam yang terlihat masih segar segar.

Ibu-ibu penjual daging tersebut langsung mengambil ayamnya dan menimbangnya lalu memasukkannya ke dalam kantung plastik. "Duhh kalian pacaran ya? Jarang-jarang loh ada remaja seperti kalian ke pasar kaya gini."

Saat Arga hendak menjawab iya namun Kesya sudah mendahuluinya untuk menjawab pertanyaan ibu-ibu itu.

"Engga Bu, kita ga pacaran kok"

'oh iya kan udah sah' batin Arga

"Pasti kalian adik kakak ya?"

"Bisa dibilang gitu Bu" jawab Kesya spontan yang langsung membuat Arga kaget terheran-heran.

'Dih adik kakak katanya?' batin Arga

Arga langsung membayar ayam tersebut dan langsung menarik tangan Kesya untuk membeli kebutuhan lain.

******

Kini mereka telah selesai berbelanja dan sudah berada di parkiran apartemen.

Arga tiba-tiba mengambil semua belanjaan yang Kesya bawa. "Sini biar KAK ARGA bawaain belanjaannya" tawar Arga dengan menekan kata-kata 'kak Arga'.

Arga langsung berjalan mendahului Kesya dan tentu saja dikejar oleh Kesya karena ia tidak mau ditinggal.

Saat sudah sampai di apartemen, mereka langsung mengganti pakaian. Setelah berganti pakaian Kesya langsung memasak di dapur namun Arga masih belum juga keluar dari kamarnya.

Sampai Kesya selesai memasak pun Arga tetap belum keluar kamar. Jadi Kesya berinisiatif memanggilnya namun saat Kesya hendak mengetuk pintu kamarnya, ia langsung membuka pintu. "Ngapain?"

"Makan dulu"

"Oke" Arga langsung berjalan menuju meja makan dan diikuti oleh Kesya.

"Lo masak apa?"

"Soup ayam sama nasi"

Arga langsung mendudukkan dirinya di kursi. "Ohh"

Kesya ikut duduk di kursi dan mulai menyajikan makanannya. Mereka pun mulai memakan makanan masing-masing. 

Setelah selesai makan Arga kembali ke kamarnya namun Kesya menyempatkan diri untuk membersihkan apartemen terlebih dahulu.

Saat Kesya membersihkan ruang tengah, ia menyapu bagian bawah sofa dan menemukan sebuah asbak rokok. Ia langsung mengambil asbak tersebut.
"Ni asbak punya siapa? Ga mungkin kan punya Arga? Atau jangan-jangan Arga diem-diem ngerokok?"

Kesya langsung menggedor pintu kamar Arga. "Arga!"

Arga membuka pintu kamarnya dengan cepat karena kaget. "Apaan?" 

Kesya menunjukkan asbak yang ia temukan tadi kepada Arga. "Ini punya siapa?!"

Arga menelan ludahnya susah payah. Atmosfer di sekelilingnya seketika berubah. Ia merasa seperti sedang dipergoki oleh guru.

"Oohh itu... Itu tuh.... Eee.... ITU PUNYA TEMEN GUE, IYA!"

Kesya memicingkan matanya, iya merasa tak percaya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arga. "Beneran? Lo ga lagi bohong kan?"

"Ngapain gue bohong sama lo"

"Awas aja kalo sampe ketahuan kalo lo ngerokok" ancam Kesya

"Ya ga mungkin lah gue ngerokok, gue masih sayang nyawa"

"Bagus deh! Ini gue buang ya"

"Ehhh-"

"Kenapa?! Mau lo pake?! Jangan bilang kalo beneran lo ngerokok?!"

"Ehh santai Sya, buang aja tu asbak. Benda kaya gitu emang harus dimusnahkan dari muka bumi"

"Tumben bener"

Kesya langsung bergegas membuang asbak tersebut dan Arga kembali mengurung diri di kamarnya.

"Asbak gue...."

TBC

The Second Life [ END]Where stories live. Discover now